Menuangkan Rasa Melalui Tulisan

Menuangkan Rasa Melalui Tulisan
info gambar utama

Menulis menjadi salah satu cara bagi saya untuk menuangkan rasa. Cara ini saya pilih sejak duduk di bangku SMP, ketika saat itu mama yang biasanya menjadi tempat bercerita semakin lemah digerogoti oleh penyakit kankernya. Mendung seolah bergelayut untuk merenggut sebagian keceriaan dalam keluarga kami.

Memasuki masa remaja begitu banyak hal yang saya rasakan, tentang kesedihan, tentang harapan, tentang kebahagiaan, termasuk tentang sebuah perasaan baru yang hadir menyelinap dan menghadirkan getar yang berbeda.

Diary menjadi sahabat tempat saya curhat untuk menuangkan rasa yang bergejolak dan menenangkan kecamuk dalam batin. Melalui rangkaian kata saya coba mengekspresikan rasa, mimpi, dan imajinasi.

Menulis dan membaca memang tak dapat dipisahkan. Saya sejak SD sudah jatuh cinta dengan buku; mulai dari majalah anak, aneka komik, hingga novel karya penulis lokal dan mancanegara, meski menjadi satu-satunya penikmat aksara di rumah.

Ketersediaan buku bacaan di rumah mungkin hanya hitungan jari saja, namun saya beruntung karena salah satu sahabat mempunyai koleksi bacaan yang lengkap. Bermain di rumahnya serasa berada di surga, setiap hari selalu ada saja bacaan baru yang membuat saya betah berlama-lama hingga lupa waktu.

Pada masa itu perpustakaan pun tumbuh menjamur. Hingga mampir ke perpustakaan menjadi bagian dari wacana saya dan teman-teman satu gang di antara rentang waktu bermain kami yang cukup panjang, tanpa menghapus keseruan bermain kucing-kucingan, lompat tali, panjat pohon, masak-masakan, bermain peran, dan sederet permainan seru lainnya.

Dari berbagai bacaan itu pula saya terinspirasi untuk coba menulis cerpen atau coretan komik pada lembar kertas folio, HVS, dan buku tulis bekas. Menuangkan lambungan imajinasi menjadi keasikan tersendiri, yang semuanya tersimpan rapi dalam lemari di antara tumpukan baju karena hanya untuk konsumsi pribadi.

Kebiasaan baik yang tetap terpelihara hingga saya memasuki dunia baru. Lingkungan baru di jenjang putih abu yang menawarkan keseruan baru. Olahraga bela diri dan hiking menjadi daya tarik baru untuk saya geluti yang menghadirkan kenikmatan tersendiri sebagai cara baru saya berekspresi.

Bertahun-tahun saya tak temui sahabat lama saya, diary. Hingga perubahan status menjadi seorang istri yang akhirnya mengantarkan saya menggores pena pada lembarannya kembali sebagai sahabat terpercaya untuk berbagi.

Tahun 2009 ketika internet di rumah mulai terpasang, saya membuat blog sebagai media promosi, namun ada sebuah blog dengan identitas tersembunyi sebagai tempat curahan hati, tentu saja karena tulisan yang tertuang hanya untuk konsumsi pribadi. Sedangkan beberapa akun media sosial lebih saya manfaatkan untuk membagikan tulisan promosi saja, yang belakangan baru saya kenal istilahnya sebagai teknik copywriting.

Sekitar akhir 2016, saya mulai bergabung dalam sebuah grup kepenulisan yang mewajibkan seluruh pesertanya untuk memiliki blog sebaga tempat menuangkan isi kepala dan mulai belajar mempublikasikannya, bukan secret blog seperti yang saya miliki sebelumnya.

Di sini juga saya mulai berinteraksi dan menyerap ilmu dari pengalaman para mentor serta teman-teman penulis yang luar biasa. Program-programnya memantik saya untuk kembali berkarya dan berani publish. Maka jadilah sebuah rumah maya gratisan sebelum membangun rumah baru di anefariz.

Fiksi adalah jenis tulisan yang kerap saya pilih pada awal menulis bersama teman-teman komunitas. Karena bagi saya tulisan fiksi membebaskan pikiran untuk berimajinasi, sekaligus menjadi cara menyampaikan pesan secara halus tanpa terkesan menggurui.

Namun akhirnya saya berpikir, alangkah lebih baiknya jika saya dapat menguasai berbagai jenis tulisan, baik fiksi maupun non fiksi, dan saya pun belajar lagi. Bergabung dalam beberapa komunitas kepenulisan untuk memperluas jejaring serta wawasan; Ibu Ibu Doyan Nulis (IIDN) adalah salah satunya.

Tulisan ini adalah salah satu coretan non-fiksi dari rangkaian proses belajar saya yang masih membutuhkan banyak perbaikan. Saya nikmati setiap prosesnya, dengan harapan dapat menjadi salah satu penyumbang karya yang akan memberikan manfaat bagi pembacanya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AF
AI
YF
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini