Poster Resmi dari Film Superhero Indonesia Telah Rilis

Poster Resmi dari Film Superhero Indonesia Telah Rilis
info gambar utama

Film superhero Indonesia Gundala dijadwalkan akan tayang di bioskop pada tanggal 29 Agustus mendatang.

Disutradarai dan ditulis oleh Joko Anwar, film ini merilis poster pertamanya pada hari Selasa.

Dibandingkan dengan teaser yang diluncurkan pada bulan April lalu, poster itu menunjukkan versi superhero yang lebih jelas. Joko mengungkapkan bahwa kostum itu dibuat di Los Angeles, Amerika Serikat.

"Kami membuatnya di perusahaan yang sama [yang menciptakan kostum] untuk Watchmen dan Daredevil," ujar Joko seperti dikutip oleh kompas.com. “Kostumnya sederhana dan cocok untuk semua orang. Kami mendesainnya agar praktis.”

Abimana Aryasatya, yang berperan sebagai Gundala, terbang ke Los Angeles untuk melakukan pengukuran untuk setelan superhero yang mana prosesnya dilakukan secara digital. “Ini merupakan pengalaman baru bagi saya. Semuanya dilakukan secara profesional dengan standar internasional,” kata Abimana dalam sebuah pernyataan resmi.

View this post on Instagram

Inilah poster GUNDALA.

A post shared by Joko Anwar (@jokoanwar) on

Selain itu, poster tersebut menggambarkan karakter lain, termasuk Ario Bayu, Rio Dewanto, Marissa Anita, dan Cecep Arif Rahman. Cecep, yang bermain di John Wick: Chapter 3, terlibat dalam film tersebut dalam berbagai sisi, memainkan tokoh antagonis di layar sambil mengambil peran koreografer di belakang layar.

Joko mengatakan pembuatan film dilakukan di tiga tempat berbeda, yaitu Jakarta, Kota Banten di Cilegon, dan Kabupaten Purwakarta Jawa Barat. "Film ini membutuhkan waktu sekitar dua tahun untuk diproduksi dan merupakan salah satu bagian tersulit yang pernah saya tulis," kata Joko. Dia menambahkan bahwa dia menghabiskan sekitar empat bulan untuk membuat naskah, kebanyakan menulis di museum dan kuburan. Dia juga mengatakan bahwa Gundala telah memasuki tahap penyaringan pratinjau.

Gundala didasarkan pada buku-buku komik superhero Indonesia oleh Harya “Hasmi” Suraminata. Joko memutuskan untuk menghormati sumber materi. “Karakter Gundala tetap setia pada karya Hasmi, tetapi kepekaannya harus diselaraskan dengan situasi saat ini. Ini lebih membumi dan berdasarkan pada realita," kata Joko.


Catatan kaki: Jakarta Post | Kompas.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini