Balon Udara Batik di Kota Batik

Balon Udara Batik di Kota Batik
info gambar utama

Ribuan orang berkumpul di Stadion Hoegeng di Pekalongan, Jawa Tengah pada Rabu pagi untuk menyaksikan pelepasan 105 balon udara panas selama Java Traditional Balloon Festival.

Balon-balon itu dibuat oleh penduduk setempat untuk merayakan Syawalan, bulan pertama setelah Idulfitri.

Perayaan semacam itu sudah menjadi tradisi selama beberapa generasi di Pekalongan, namun festival yang diselenggarakan baru dimulai sejak tahun lalu. Dua tahun lalu, pilot maskapai mengeluh tentang balon udara panas besar yang terbang liar melintasi rute penerbangan mereka.

"Itu adalah tradisi, tetapi kita harus ingat bahwa balon terbang dapat menyebabkan gangguan penerbangan," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah Jawa Tengah bersama perusahaan navigasi udara milik negara AirNav memutuskan untuk menyelenggarakan Java Traditional Balloon Festival untuk membantu melestarikan tradisi yang telah ada serta meminimalkan risiko. Dalam festival itu, balon udara panas tidak diizinkan lepas landas tetapi sebaliknya harus tetap berlabuh di tanah menggunakan tali yang kuat.

Motif batik pada balon udara di Java Traditional Balloon Festival di Pekalongan | Sumber: Pemerintah Jawa Tengah
info gambar

Ganjar juga menyebutkan tradisi lama menempelkan petasan ke balon udara panas, yang sekarang dilarang sangat berbahaya; pernah sekali petasan dipasang pada tabung gas dan menyebabkan kebakaran, ”katanya.

Festival balon udara panas tahun ini lebih besar dari perayaan sebelumnya, yang hanya melibatkan 38 balon. Balonnya berwarna-warni dan didominasi oleh motif batik untuk mencerminkan citra Pekalongan sebagai kota batik.

“Ini adalah tujuan wisata baru di Pekalongan. Semua balon itu menarik dan indah dengan karakteristik yang unik untuk Pekalongan," kata Ganjar.

Novie Riyanto Rahardjo, CEO AirNav yang mensponsori festival, mengatakan hadiah telah disiapkan untuk para peserta balon udara.

"Kami menyediakan hadiah uang sebesar Rp 70 juta, paket umrah, tiket pesawat, dan banyak doorprize,” katanya.

Seorang peserta bernama Hari mengatakan bahwa dia telah menghabiskan dua minggu mempersiapkan balonnya dengan teman-teman.

"Kami berharap bahwa acara ini akan diselenggarakan setiap tahun," ucap Hari.


Catatan kaki: Jakarta Post

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini