Saatnya Perempuan Berkata Tidak Bagi Hoaks

Saatnya Perempuan Berkata Tidak Bagi Hoaks
info gambar utama

"Sadis, Tanaman A Bisa Menyembuhkan Kanker"

"Jangan Berhenti Dd Jari Anda, Sebarkan Informasi Penting Ini Agar Menyelamatkan Banyak Orang"

"Cara Cepat Menghasilkan Banyak Uang Dengan Ongkang Kaki Saja"

"Video Penampakan UFO, Bahwa Ada Kehidupan Lain Di Luar Sana"

Sounds familiar dengan kalimat di atas?

Judul artikel bombastis, dengan iming-iming kalimat, "sebarkan, jangan berhenti di anda."

Atau beragam rupa broadcast pada aplikasi komunikasi seperti grup WhatsApp, hingga media sosial seperti Facebook, Instagram, dan sejenisnya.

Pada zaman digital seperti sekarang, akses informasi yang mudah didapat terkadang membingungkan kita sebagai para pembaca.

Banyaknya arus informasi yang tak terbendung plus tanpa penyaringan, serta kemudahan untuk copy, paste, and share membuat tsunami knowledge yang terkadang belum dapat dipastikan kebenarannya.

Contoh sederhana, coba kita tengok grup WhatsApp kita. Dalam waktu yang bersamaan, apakah kita sering menerima informasi yang sama, berulang, tanpa jelas sumber muasalnya yang terkadang berujung hoax.

Menurut KBBI daring, pengertian hoaks adalah berita bohong.

Dari definisi di atas, sangat jelas terpeta bahwa hoaks adalah berita bohong, tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta tidak jelas sumbernya.

Lalu apa yang dapat kita lakukan di tengah isu hoaks yang semakin mengancam dunia literasi dengan arus informasi yang tidak jelas dan cenderung menyesatkan?

Berikut langkah sederhana yang bisa dimulai dari diri sendiri:

Memilah informasi yang didapat

Tidak dapat dipungkiri, di era digital dengan kemudahan mengakses informasi, pasti kita akan dengan gampang memperoleh berita dan broadcast.

Saat menerima informasi, baik dari broadcast pesan, timeline media sosial, maupun portal berita, pilahlah yang jelas sumbernya, kredibel, dan dapat dipertanggung jawabkan.

Gunakan insting investigatif

Otak manusia dibekali oleh Tuhan kemampuan berpikir dan nalar yang luar biasa. Jika kita menerima informasi yang tidak jelas biasanya tanpa sadar kita akan bergumam

"Ah, masa iya sih?"

"Bener nggak sih beritanya?"

"Kok kayaknya nggak mungkin deh"

Serta berbagai macam perasaan ragu yang muncul dari dalam diri terhadap kebenaran berita tersebut.

Saat insting tersebut muncul jangan didiamkan, pergunakan untuk memilah kebenaran, apalagi jika kita sangat memerlukan informasi tersebut.

Tahan jempol

Saat ini gawai adalah sahabat sejati di era digital. Semua aplikasi pendukung gaya hidup di dalamnya, seperti media komunikasi dan media sosial dilengkapi dengan menu."copy, paste, and share."

Saat menerima informasi atau broadcast pesan, tahan sejenak jempol, lakukan kedua langkah di atas. Setelah yakin bahwa yang kita terima valid barulah gunakan ketiga menu sakti tersebut.

Hal yang membuat miris adalah ungkapan bahwa "banyak ponsel cerdas tidak diimbangi dengan pemakai yang cerdas," sehingga menjadi luapan bola salju yang membesar karena menggunakan menu "copy, paste, and share" tanpa adanya pengecekan ulang terlebih dahulu.

Jadi, yuk kita say no to hoax dengan ketiga langkah sederhana di atas.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

GP
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini