Dulunya Penuh Sampah, Kini Jadi Primadona Wisata di Bekasi

Dulunya Penuh Sampah, Kini Jadi Primadona Wisata di Bekasi
info gambar utama

Metamorfosis Danau Situ Rawa Gede di Kecamatan Bojong Menteng, Bekasi, Jawa Barat, menjadi tempat wisata yang estetis namun terjangkau adalah contoh tidak hanya bagaimana upaya kolaborasi antara warga dan pihak berwenang setempat dapat menciptakan sesuatu dari ketiadaan, tetapi juga tentang bagaimana proyek semacam itu dapat mengubah mentalitas mereka yang terlibat.

Tidak perlu membayar untuk memasuki area danau. Berselfie-ria di gazebo dan dermaga dan di dekat papan utama danau, yang terbuat dari botol plastik daur ulang, juga tidak dikenakan biaya apa pun.

Satu-satunya biaya yang dikenakan juga sangat terjangkau. Rakit bambu yang menarik tersedia untuk disewa dengan biaya Rp 10.000 untuk orang dewasa dan Rp 5.000 untuk anak-anak di atas 3 tahun. Untuk bayi dan orang-orang penyandang difabel, mereka tidak dikenakan biaya.

Pohon-pohon subur mengelilingi danau seluas 7 hektar dan kebisingan dari luar sangat minim, karena situs ini sebagian besar terisolasi dari desa-desa tetangga.

Pada sekitar 2 sore pada hari Rabu, danau itu penuh sesak dengan sekitar 30 orang yang mengantri untuk naik rakit. Sebagian besar pengunjung adalah wanita dan anak-anak mereka yang berjalan di sekitar rakit ketika ibu mereka mengambil gambar.

Rakit bambu di danau Situ Rawa Gede | Foto: Suwandy / Antara
info gambar

Setiap rakit bambu memiiki kapasitas maksimum 15 penumpang.

Selama menaiki rakit, tidak satupun sampah terlihat. Menurut seorang warga setempat, Hikmah, warna air danau telah meningkat dibandingkan saat ia mengunjungi danau tersebut beberapa tahun yang lalu.

"Dulu, airnya berwarna hitam dan dipenuhi sampah yang berasal dari rawa sekitar. Truk besar dulunya sering datang setiap hari untuk membuang sampah ke rawa tersebut," ucapnya.

Proses pembersihan dan peningkatan danau Situ Rawa Gede dimulai bulan November tahun lalu saat program KPPL oleh Bekasi Environment and Toxic Waste Awareness Community Alliance (Amphibi). Proses pembersihan sampah sendiri memakan waktu hingga 3 bulan.

“Sebelum disulap menjadi tempat wisata, ada orang-orang yang menyebarkan desas-desus bahwa danau ini berhantu," kata pemimpin Amphibi Bekasi, Krisdayadi.

"Orang-orang itu adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas pembuangan sampah melalui truk di rawa terdekat. Sekarang danau ini dikunjungi oleh pengunjung hampir setiap jam, mereka takut untuk melakukan polusi.” ujar Krisdayadi mengatakan jumlah pengunjung rata-rata bervariasi dari 500 pada hari kerja hingga 1.000 pada akhir pekan.

Penghasilan dari wahana rakit berkisar dari Rp 1 juta hingga Rp 3 juta sehari.

"Enam puluh persen dari hasil digunakan untuk pemeliharaan danau, sementara 40 persen digunakan untuk petugas rakit," kata anggota Amphibi Bekasi, Zenal Abidin.

Upaya Amphibi untuk mengubah danau telah menciptakan lapangan kerja bagi penduduk setempat. Petugas rakit Ali Hermawan, 16, sebelumnya tidak terlalu memperhatikan polusi di danau, yang terletak di dekat lingkungannya.

“Selain memiliki penghasilan tambahan, menjadi petugas rakit telah membuat saya menjadi lebih memperhatikan kebersihan danau, ” kata Ali. "Aku juga senang berbicara dengan para pengunjung ketika aku mendayung perahu."

Danau Situ Rawa Gede biasanya buka dari pukul 7 pago hingga 5.45 sore setiap hari.

Catatan kaki: Jakarta Post

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini