Jauhi Hoaks

Jauhi Hoaks
info gambar utama

Perkembangan teknologi digital saat ini semakin mempercepat kita untuk mendapatkan atau mengirim sebuah berita yang sedang viral dibicarakan orang, entah itu yang berkaitan dengan pemberitaan lokal ataupun dari luar.

Tak jarang sebuah pemberitaan menyebar begitu cepat di media sosial tanpa bisa dicegah karena dikirimkan secara langsung atau berantai dari satu grup ke grup lain yang notabene anggota satu grup bisa berjumlah puluhan bahkan ratusan orang.

Mungkin akan baik hasilnya, jika berita yang tersebar itu adalah sebuah berita yang benar dan bermanfaat untuk pembacanya. Namun jika berita yang sampai itu adalah berita yang tidak benar atau yang saat ini kita kenal dengan sebutan "hoaks" bukankah hal itu akan merugikan?

Mungkin juga menyebabkan keributan dan kekacauan yang besar, seperti beberapa berita yang baru-baru ini tersebar, sehingga banyak pihak yang merasa dirugikan bahkan teraniaya karenanya.

Sebagai seorang yang berkeinginan untuk bisa terjun lebih dalam di dunia kepenulisan dan bisa memberikan manfaat pada orang lain melalui tulisan saya, maka saya berusaha untuk selalu bersikap hati-hati dalam membuat sebuah tulisan, apalagi jika menyampaikan sebuah berita yang akan saya sampaikan pada orang banyak di sebuah media sosial.

Dalam sebuah artikel saya pernah membaca beberapa tips dan cara untuk mengetahui kebenaran sebuah berita yang akan disampaikan atau yang akan dijadikan sebagai sumber sebuah tulisan agar tidak menjadi sebuah tulisan atau berita yang salah. Tips dan cara itu antara lain:

  1. Cek Narasumber. Ini langkah pertama yang paling penting yang harus dilakukan apalagi jika berita itu di dapat dari media sosial Facebook, Twitter, LINE, dsb.
  2. Antisipasi judul yang provokatif. Karena judul yang provokatif akan membuat orang penasaran untuk membaca sebuah berita.
  3. Membaca berita secara menyeluruh. Sebuah berita hendaknya kita baca secara menyeluruh tidak hanya judul dan headline-nya saja untuk menghindari salah persepsi dan pemahaman.
  4. Jangan terlalu percaya pada foto dan video. Bisa saja sebuah foto atau video yang tersebar adalah sebuah editan dari kejadian sebenarnya.
  5. Cari dan bandingkan dengan sumber lain. Ketika kita menerima ataupun akan membuat sebuah tulisan yang berasal dari orang lain, diusahakan tidak hanya berdasarkan pada satu sumber saja tetapi harus pula membaca sumber lain sebagai bahan perbandingan.
  6. Jangan buru-buru menyampaikan berita. Biasanya seseorang cendrung merasa ingin jadi yang pertama saat menyebarkan sebuah berita. Hal ini harus dihindari sebelum kita tahu kebenaran berita tersebut.
  7. Kritis dan Cuek. Bersikap kritis ketika mendapatkan sebuah berita akan menjadi sebuah perlindungan yang efektif agar kita terhindar dari berita hoaks dan sikap cuek terkadang bisa membuat kita bersikap rasional.

Ketujuh tips dan cara di atas selalu berusaha saya lakukan saat menerima sebuah berita dan akan membagikannya di media massa, apalagi jika akan menjadi bahan tulisan yang akan saya buat.

Sudah sepatutnya setiap orang lebih bijaksana menyikapi berita-berita yang dengan mudah dan cepat tersebar di berbagai media saat ini, hingga tidak menimbulkan dampak yang negatif, dan akhirnya bisa memecah belah persaudaraan antarsesama dan menimbulkan banyak kerugian.

Pandai-pandailah menelaah dan memilih sebuah berita yang akan disebarkan, karena sebuah berita menjadi baik jika biasa bermanfaat untuk orang lain.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SR
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini