Danilla Riyadi, Tentang Pembedaan Gender di Karya Seni

Danilla Riyadi, Tentang Pembedaan Gender di Karya Seni
info gambar utama

"Eh itu cowok, tapi suaranya bagus ya."

"Lho itu yang main bas cewek. Keren banget..."

Dua kalimat itu tak jarang kita dengar saat sebuah irama musik menampilkan pelantunnya juga. Kerap kali, penonton dibuat terpukau tak hanya karena musiknya, tapi juga jenis kelamin dari orang yang memainkannya.

Istilah ini disebut pembedaan gender. Suatu keadaan ketika penonton memberi apresiasi yang turut dipengaruhi oleh siapa yang memainkan musik itu.

Perempuan bersuara emas, sudah biasa. Tapi kalau laki-laki yang bersuara membahana, akan sangat luar biasa. Atau pria yang memainkan bas, sudah banyak. Tapi kalau bas yang dimainkan seorang wanita, akan menjadi satu dari sedikit fenomena yang ada.

BACA JUGA:GoodTalk | Eps. Igor "Saykoji"

Lalu, wajarkah jika penonton memberi apresiasi berbeda tergantung jenis kelamin pemain musik?

Dalam sesi GoodTalk dengan Good News from Indonesia (GNFI), perempuan kelahiran 12 Februari 1990 ini menuturkan,

"Lucu sih, tapi memang tidak bisa dihindari. Menurutku sah-sah aja, Aku pribadi tidak membedakan gender dari sebuah karya, ini perempuan atau laki-laki, tapi untuk mereka-mereka yang membedakan pun tidak ada salahnya juga karena secara tidak sadar kadang kita ingin tahun yang main ini cewek apa cowok," terangnya.

GoodTalk episode Danilla Riyadi sudah tayang di kanal YouTube GNFI. Ingin tahu bagaimana kelanjutan ngobrol-ngobrol kami dengan Danilla? Atau ingin tahu lagu Indonesia apa yang menjadi favoritnya?

Simak video lengkapnya di bawah ini!

BACA JUGA: GoodTalk | Eps. Dahlan Iskan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini