Air Terjun Murugolo dan Air Panas Toba, Potensi Wisata Kelimutu yang Menunggu Digarap

Air Terjun Murugolo dan Air Panas Toba, Potensi Wisata Kelimutu yang Menunggu Digarap
info gambar utama
  • Air terjun Murugolo dan air panas Toba yang berada di Dusun Toba Desa Roga, desa yang berada di wilayah penyangga taman nasional.
  • Lokasinya yang persis berada di sebelah selatan kawasan TN Kelimutu, amat potensial dikembangkan sebagai destinasi wisata usai wisatawan berkunjung ke Danau Kelimutu.
  • Meski demikian, untuk membuatnya layak dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara maka dilakukan pembenahan, khususnya jalan ke arah lokasi dan jaringan telepon selular.
  • Selain berkunjung ke lokasi wisata alam, pengunjung juga dapat melihat keunikan tradisi dan budaya yang ada di kampung-kampung tradisional.

Belum penuh mentari menyinari bumi, satu persatu warga Dusun Toba memulai aktivitas. Hampir semua warga mengenakan sarung kain tenun ikat motif Lio.

Dusun Toba, letaknya di Desa Roga, Kecamatan Ndona Timur, Kabupaten Ende. Lokasinya berada di ketinggian 946 meter, tak heran jika pagi itu kabut masih menutupi sebagian wilayah perbukitannya.

Pagi itu, Stefanus Beda, salah satu tokoh Dusun Toba mengajak saya dan rombongan dari Yayasan Rekam Nusantara mengunjungi destinasi wisata yang ada di desanya.

“Tak jauh dari kampung sini tempatnya,” tuturnya.

Tujuan pertama adalah air terjun Murugolo. Untuk ke lokasi ini, selepas jalan setapak kampung jalan mendaki sekitar 45 derajat. Karena masih ada sisa-sisa hujan semalam, maka kita harus hati-hati melangkah.

“Sebelumnya, kami buat tangga dari tanah. Tapi karena tergerus air hujan, jalan setapak ini kembali rusak. Rencananya kami akan lakukan penataan dan pasang bambu di kedua sisi jalan sebagai pegangan,” sebut Stefanus.

Usai melewati jalan setapak, etape terakhir adalah jalan menurun sejauh 300 meter untuk tiba di sebuah sungai kecil. Kedua sisinya terapit tebing batu yang ditumbuhi tanaman rambat. Beberapa tanaman liar tampak.

“Tempatnya memang jarang dibersihkan karena masih jarang dikunjungi wisatawan,” sahut Thomas Nggao (52), salah seorang pengantar kami.

Thomas lalu menebaskan sebilah parang membersihkan areal dari tumbuhan liar.

 Air terjun Murugolo di Dusun Toba Desa Roga yang merupakan salah satu kawasan penyangga kawasan TN Kelimutu yang jika ditata akan menjadi destinasi wisata | Foto: Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia
info gambar

Untuk menuju air terjun, ada dua jalan untuk mencapainya. Jalan pertama melewati sebelah kanan dekat tebing, sedang jalan kedua menyusuri sebelah kiri aliran kali.

Berjalan menyusuri aliran sungai, kami menjumpai air terjun yang tingginya 15 meter. Oleh penduduk setempat dinamai Murugolo, dalam bahasa Lio, Mulo artinya jurang, dan Golo artinya tempat nenek moyang.

Warga Toba meyakini di situ tempat tinggal dan bersemayamnya leluhur mereka.

Sebelum memasuki kawasan air terjun, di sebuah batu yang rata, Stefanus meletakan sirih pinang dan beberapa batang rokok sebagai bagian dari sesajen.

Menurutnya ritual sesajen dilakukan untuk minta izin mengunjungi air terjun. Di depan batu rata tempatnya meletakkan sesajen, berdiri tegak sebuah batu berukuran besar setinggi 3 meter.

“Batu meletakkan sesajen itu namanya Watu Kebo, kalau pintu masuk ke air terjun itu namanya Watu Rajo,” tuturnya.

Kewajiban memberikan sesajen ini kata Stefanus juga berarti setiap pengunjung air terjun harus datang bersama warga lokal. Hal ini katanya untuk menghindarkan hal-hal tak diinginkan, karena beberapa lokasi ini masih dianggap keramat.

“Kami sedang siapkan tanda agar wisatawan tidak melewati tempat keramat dan sakral,” sambungnya.

Di bawah pusaran air terjun terdapat kolam air berdiameter 6 meter, dengan kedalaman sekitar 5 meter. Di sekeliling kolam tumbuh subur paku ekor kuda, paku sarang burung Asplenium nidus dan beberap rumpun paku sejati.

Kami menghabiskan beberapa saat di lokasi air terjun yang asri ini.

Setelah melepas puas, kami menuju lokasi lainnya, air panas yang berada di sisi lain perbukitan arah ke timur. Lokasi ini disebut air panas Toba, merujuk dari nama dusun tempatnya berada.

Untuk menuju lokasi air panas, kami melewati wilayah perkebunan warga. Jalan agak menanjak sekitar 30 derajat. Sepanjang perjalanan sudah terdapat bebatuan yang ditata sebagai tempat berpijak.

Di sebelah kiri jalan menurun, kami jumpai tiga buah pancuran dari bambu yang mengeluarkan air. Sebut Stefanus air itu bisa langsung diminum.

“Sumber air ini digunakan warga Dusun toba. Airnya dingin dan jernih, kami namai Ae Pade, atu air es.”

Tak lama berselang mulai tercium uap belerang berbau menyengat. Uap panas pun menyeruak. Diapit oleh bebatuan, terdapat sebuah kolam air panas selebar 1 meter dengan panjang 3 meter. Kolam itu biasa digunakan warga untuk berendam.

Terdapat dua mata air yang keluar dari celah batu. Satu air dingin, dan satu air panas. Keduanya mengalir dan menyatu sehingga pengunjung bisa mandi di kolam karena suhunya tidak terlalu panas dan menyengat kulit.

Menurut Stefanus, dengan berendam di kolam ini, bisa menghilangkan rasa capek dan pegal. Beberapa wisatawan percaya datang ke air panas ini dapat menyembuhkan beragam penyakit.

Stefanus menyebut, sepanjang 2019 wisatawan lokal dan asing mulai ada yang berkunjung di kedua lokasi ini. Meski demikian, hal yang perlu dikembangkan untuk menjadi daerah tujuan wisata yang sempurna adalah perbaikan infrastruktur jalan dan sinyal telepon selular.

“Kalau ditata dengan baik, maka akan menjadi aset wisata yang bisa dikunjungi wisatawan usai ke berkunjung ke Danau Kelimutu,” katanya.

Pemerintah desa pada tahun 2018 telah mengeluarkan anggaran dana sebesar Rp10 juta untuk membuka jalur jalan dan penataan air terjun dan air panas.

Berendam air panas belerang di Air Panas Toba, diyakini baik untuk kesehatan | Foto: Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia
info gambar

Cara Menuju Lokasi

Untuk menjangkau air terjun Murugolo dan air panas Toba wisatawan dari arah Kota Ende maupun Maumere bisa menempuh jalan dari pertigaan Wolowaru atau Moni. Setelah sampai di Wolojita melanjutkan perjalanan dari arah pertigaan berjarak sekitar 15 km ke arah Desa Roga.

Desa Roga sendiri termasuk 23 kampung adat yang menjadi daerah penyangga kawasan TN Kelimutu.

Untuk menuju lokasi air terjun dan air panas wisatawan bisa menyewa sepeda motor. Jika dengan mobil harga sewanya sekitar Rp300-500 ribu sehari.

Wisatawan pun bisa mampir ke Kampung Adat Nggela dan berbelanja kain tenun di Desa Mbuli Lo’o dan Jopu di sekitarnya. Jika beruntung, juga dapat sekalian melihat Elang Flores di habitat alaminya di Wolojita.


Catatan kaki: Ditulis oleh Ebed de Rosary dan diposting ulang dari Mongabay Indonesia atas kerjasama dengan GNFI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini