Jenis Pisang Unik Ini Ditemukan di Papua

Jenis Pisang Unik Ini Ditemukan di Papua
info gambar utama

Indonesia memang menyimpan banyak sekali keunikan dan kekayaan alam. Kali ini keunikan tersebut ditemukan Pulau Kapotar, Nabire, Papua. Penemuan di Nabire tersebut yaitu pohon pisang dengan bentuk yang unik.

Tim Balai Arkeologi Jayapura berhasil menemukan keberadaan pisang tersebut. Saat ini tim sedang melakukan penelitian di Situs Momorikotey di Pulau Kapotar. Pisang tersebut memiliki keunikan berkulit tebal, daging buah berwarna oranye dan memiliki rasa selembut menteg ketika dimakan serta rasanya yang tidak terlalu manis.

Bentuk pisang tersebut juga tidak seperti pisang pada umumnya. Pisang kapotar memiliki tangkai buah yang menghadap ke atas. Selain itu, pisang Kapotar juga memiliki panjang 20-30 cm dan berdiameter 5–10 cm. Hal tersebut disampaikan oleh Suroto, tim arekolog Balai Jayapura, dikutip dari tempo.co.

Pisang Kapotar | Sumber: Parita.news.com
info gambar

Pisang Kapotar akan memiliki kulit bewarna hijau ketika masih muda dan ketika pisang sudah tua akan berwarna kuning tua kecoklat-coklatan.

Pada masa prasejarah, pisang unik tersebut dibudidayakan bersama sukun dan keladi di Pasifik. Penelitian dari biomolecular menemukan bahwa pisang tersebut asli dari Nugini dan Melanesia. Ternyata, pisang jenis yang sama juga ditemukan di Maluku dikenal sebagai pisang Tongka Langit dan ditemukan di kaki Gunung Galunggung, Jawa Barat pada 2017.

Warga sekitar Gunung Galunggung menyebutnya pisang Ranggap. Penemuan di Jawa Barat tersebut cukup mengagetkan karena pisang jenis tersebut hanya bisa ditemukan di Maluku dan Papua.

Keberadaan pisang di Jawa Barat ternyata sudah ada sebelum Gunung Galunggung meletus pada 1982.

Hal menarik dari pisang tersebut adalah memiliki banyak khasiat dan “tersehat”. Memiliki daging buah yang berwarna oranye, pisang tersebut mengandung betakaroten yang tinggi. Betakaroten sendiri merupakan zat kaya vitamin A yang banyak dijumpai di wortel.

Pada pisang Tongka Langit atau Kapotar, terdapat 4960 Ug betakaroten/100 gr. Dengan begitu, kebutuhan vitamin A seseorang akan terpenuhi dengan mengonsumsi 250 gr pisang tersebut. Sehingga berpotensi untuk dijadikan sumber pangan alternatif.

Pada saat ditemukan di Gunung Galunggung, pengumpulan data molekuler pisang Tongka Langit tersebut masih dilakukan. Sebelum sampai pada pembudidyaan, data molekuler dibutuhkan untuk bisa melihat pisang mana yang tahan penyakit dan juga melihat reaksi buah pisang pada tubuh manusia.

Catatan Kaki: tempo.co | bbc.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KM
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini