Semanggi, Daun Keberuntungan untuk Mencari Peri

Semanggi, Daun Keberuntungan untuk Mencari Peri
info gambar utama

Pastinya tidak asing dengan tanaman Semanggi atau biasa kita kenal Clover leaf. Tanaman asli Eropa ini biasa tumbuh di rawa-rawa semi basah, dan memiliki 3-4 helai daun saja. Daun yang memiliki warna hijau dengan bercak-bercak hitam ini termasuk dalam tanaman yang dilindungi oleh PVPA (Plant Variety Protection Act) 1994.

Konon katanya, Four Leaf Clover ini bisa membawa keberuntungan tetapi tidak dapat dikembangbiakkan, menanam, atau menjualnya sembarangan tanpa persetujuan PVPA.

Tapi, bagaimana daun ini bisa menjadi simbol keberuntungan? Ada banyak kisah yang menceritakan bagaimana asal-usul daun ini bisa menjadi daun keberuntungan.

Dilansir dari Bobo.id, berawal dari legenda yang menyebutkan ada sepasang manusia yang diusir dari taman surga, dan sang perempuan diceritakan membawa tumbuhan berdaun empat turun bersamanya ke Bumi.

Namun ada juga yang mengatakan asal mula simbol ini berasal dari orang-orang Celtic Kuno yang tinggal di daratan Eropa. Disebutkan mereka sangat menyukai tumbuhan ini dan membawa daun berdaun empat ini ke manapun mereka pergi untuk menangkal ruh jahat.

Di lain waktu, daun ini juga dipercaya bisa mengenali atau mendeteksi keberadaan peri. Anak-anak pada zaman itu suka menggunakan daun yang bernama latin Trifolium repens ini untuk bermain dan mencari peri.

Diketahui juga ada seorang perempuan yang suka menggantung Four Leaf Clover ini di depan pintu rumahnya, ia percaya jika ia melakukannya, akan ada seorang pria yang akan datang ke rumahnya dan berharap lelaki itu bisa menjadi jodohnya.

Celebrating Saint Patrick's Day | Foto: bustle.com
info gambar

Di daratan Eropa sendiri, khususnya Irlandia menjadi lambang khas negara ini. Mereka menyebutnya sebagai shamrock. Yang dipercaya dapat membawa kebahagiaan dalam hidupnya.

Setiap helai dari Four Leaf Clover ini mempunya makna tersendiri, seperti Faith (Kepercayaan), Hope (Harapan), Love (cinta), dan Luck (keberuntungan).

Lalu, apa yang menyebabkan Semanggi berdaun empat ini dianggap spesial?

Semanggi ini sendiri merupakan tumbuhan yang digeari petani. Bagaimana tidak, terjadi hubungan mutualisme antara petani dan semanggi ini.

Tumbuhan ini tidak merusak tanaman lain, namun semanggi ini sendiri baik untuk menarik nitrogen dari udara dan mengalirkannya ke dalam tanah lewat akar-akarnya.

Nitrogen ini sangat baik untuk perkembangan tanaman di sekitarnya, yang berdampak baik untuk proses pertanian. Selain itu, hewan ternak seperti sapi, kambing, hingga lebah juga menyukai tanaman ini.

Beda halnya di Indonesia, khususnya Surabaya yang banyak ditumbuhi semanggi dan dijadikan santapan yang lezat. Makanan khas arek Suroboyo ini menjadi sorotan karena keunikannya.

Bagaimana tidak, cara makan dengan cara di pincuk (dibungkus dengan daun pisang) dan dibumbui dengan saus khas ini menjadi keunikan tersendiri. Apa saja sih keunikan dari Pecel Semanggi ini? Yuk simak

Foto: IDNtimes.com
info gambar

Daun semanggi yang dipadukan dengan tauge

Sekilas, memang mirip dengan pecel pada umumnya, namun yang beda di sini adalah penyajiannya tanpa lontong atau nasi. Karena memang bukan untuk hidangan utama, satu porsi pecel semanggi ini hanya dibadrol berkisar 5.000 hingga 10.000 saja.

Foto: IDNtimes.com
info gambar

Bumbu yang berbeda

Keunikan yang terlihat perbedaannya adalah bumbunya. Bumbu yang disiramkan kehidangan ini merupakan perpaduan dari kacang tanah, gula merah, petis dan ketela rambat.

Terang saja, petis menjadi andalan dalam setiap masakan khas Surabaya. Campuran dari ketela rambat ini membuat bumbu semanggi terasa lebih manis namun tetap sedap untuk disantap.

Foto: IDNtimes.com
info gambar

Penggunaan kerupuk kuning sebagai sendok

Saat pecel semanggi ini disajikan, kita hanya akan diberikan 2 kerupuk kuning. Mungkin untuk masyarakat awam terheran-heran bagaimana cara memakannya. Kedua kerupuk ini yang akan dijadikan sendok sembari menyantapnya.

Kerupuk berwarna kuning ini terbuat dari beras atau biasa disebut kerupuk puli. Namun, banyak masyarakat yang belum terbiasa oleh penggunaan kerupuk ini, para penjual semanggi menyediakan sendok plastik sebagai gantinya.

Sumber: redaksipos
info gambar

Cara menjualnya

Kita pasti berpikir mereka menjualnya dengan membuka stan dan berlokasi di daerah yang mudah ditemukan banyak penjual semanggi.

Faktanya, penjual semanggi yang mayoritas merupakan ibu-ibu membawanya dengan menyungginya di atas kepala dan berkeliling di berbagai tempat seperti tempat wisata dan keramaian. Namun, penjual semanggi kini mulai susah dicari karena kurangnya lahan untuk tumbuhya semanggi.

Bagi kalian yang tertarik menjajal makanan khas Surabaya ini, bisa mencobanya di sekitar kawasan Masjid Al-Akbar Surabaya dan daerah Benowo.

Catatan kaki: liputan6.com | bobo.grid.id| idntimes.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KN
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini