Segenggam Rasa Indonesia Menggema di Istanbul

Segenggam Rasa Indonesia Menggema di Istanbul
info gambar utama

Indonesia yang merupakan salah satu negara yang akan budaya dengan jumlah suku bangsa mencapai 1.340 yang memiliki budaya dan bahasa lokal serta dialeg yang berbeda-beda. Hal ini membuat Indonesia memiliki nilai yang harus diketahui oleh dunia, bahwa Indonesia mampu memukau masyarakat internasional dengan budaya-budayanya.

Tak bisa dipungkiri bahwa di setiap wilayah Indonesia, terdapat budaya-budaya yang berbeda dari mulai makanan, tarian, bahasa dan prosesi adatnya.

Negara yang menjunjung tinggi makna Bhineka Tunggal Ika ini sedang gencar-gencarnya melakukan diplomasi budaya, seperti yang dilakukan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Istanbul (KJRI). Institusi negara yang terletak di negeri dua benua ini pada tanggal 22 Juni 2019 telah membawa segenap rasa Indonesia untuk masyarakat internasional di Istanbul dengan menggelar acara “Indonesia Food and Culture Festival”.

Pada pidato pembukaan helatan ini Konsul Jenderal Republik Indonesia, H.E Herry Sudradjat berharap bahwa acara ini mampu menarik masyarakat global, khususnya orang Turki untuk lebih mengenal Indonesia.

“Hubungan bilateral ekonomi dan perdagangan Indonesia dan Turki mulai menujukkan perkembangan yang menjanjikan, pada tahun 2018 volume trade kedua negara mampu mencapai 1,7 juta US Dollar dan menunjukkan peningkatan yang baik. Dalam kesempatan ini saya juga ingin mengundang pebisnis dari Turki untuk investasi ke Indonesia yang mampu menghasilkan keuntungan untuk kedua pihak.” Ujarnya di sesi pidato.

Acara ini terbagi menjadi tiga segment. Segment pertama pengunjung disuguhi dengan penampilan Tari Ngibing asal Betawi yang dibawakan oleh pelajar Indonesia dan tergabung dalam Pusat Budaya Indonesia (PUSBIN) lalu dilanjutkan dengan tari Gaplek yang dibawakan oleh InaDance , penari Indonesia yang tinggal di Belanda.

Segment kedua pun tak kalah meriah, kembali InaDance yang beranggotakan dua wanita cantik bernama Nikita Engelbert Van Bevervoorden & Amina Tanoewidjaja membawakan Tari Merak yang dilanjutkan dengan penampilan Tari Rantak dari grup tari GISBI.

Di dalam gedung yang sarat dengan ornament-ornamen Indonesia ini terlihat peserta antusias melihat kebudayaan Indonesia dan beberapa kali para penampil mendapatkan tepuk tangan yang meriah

Penonton menyaksikan juga Tari Manuk Rawa yang ditutup dengan tari Bajidor Kahot yang ditarikan kembali oleh INA Dance

Pada segment terakhir,Joged Bali,Tarian Kaca-Kaca, Tari Maumere dan Tari Mojang Priyangan menjadi penampilan yang tak kalah menarik. Acara ini kemudian ditutup oleh band pelajar Indonesia, The Manjo dengan membawakan lagu-lagu Indonesia.

Di helatan yang sama terdapat 24 booth yang menjajakan makanan Indoneia dari Pempek hingga Sate Padang Juga kain-kain tradisional Indonesia.

Membludaknya Pengunjung

Antusiasme pengunjung terlihat melebihi ekspektasi panitia, sebanya kurang lebih 500 orang datang untuk merasakan suasana Indonesia di negeri dua benua ini. Terlihat pengunjung mencoba makanan Indonesia dan begitu menikmatinya

Di booth yang menjual kain tradisional Indonesia, terlihat juga rasa takjub akan motif dan corak pada kain tradisional tersebut.

“Indonesia ternyata sangat kaya dan makanannya juga enak-enak. Suatu saat mungkin kami akan ke Bali”. Ujar Meltem dan Esra

“Saya pernah ke Bali dan makanan Indonesia ini enak sekali”, ujar Talitha pengunjung asal Ukraina.

GNFI juga dikejutkan oleh gadis Turki yang mampu berbahasa Indonesia dengan sangat lancar. Adalah Fatime Busra Kuzucu yang ternyata akan melangsungkan pernikahannya dengan lelaki Indonesia bernama Tarwadjan. Dalam wawancara kami ia mengungkapkan betapa dirinya menyukai banyak hal tentang Indonesia.

“Saya suka orang Indonesia karena sangat Friendly, disisi lain budaya dan makanan Indonesia sangat banyak dan menarik semua”, ungkapnya.

Anak Bangsa Pembawa Budaya Indonesia di Luar Negeri

Ada yang menarik dalam pagelaran yang diadakan oleh KJRI Istanbul ini adalah mereka yang membawa misi menyebarkan budaya Indonesia di luar negeri.

GISBI, sebuah grup tari yang selalu tampil dalam acara-acara kebudayaan di Turki ini telah lama eksis. Dengan banyaknya personel dan jam terbang, nama GISBI menjadi semakin terkenal seperti dalam acara ini, para anak didik GISBI menunjukkan kebolehannya menari tari Ngibing dan Tari Maumere dengan luwes dan apik.

Disisi lain, Nikita Engelbert Van Bevervoorden & Amina Tanoewidjaja, dua wanita yang telah lama di Belanda ini juga unjuk gigi di Istanbul.

Grup yang bernama INA Dance ini telah menjelajah dunia dengan menampilkan tarian Tradisional Indonesia. diwawancari oleh GNFI, kedua wanita yang dengan luwesnya menari ketika di panggung ini menuturkan bagaimana awalnya menjadi penari tradisional bertaraf internasional.

"Kami mulai dari tahun 2008 dan kini memiliki 5 anggota. sebanyak lebih dari 20 tarian Indonesia kami bisa tarikan." tuturnya.

Amina bercerita bahwa alm. ayahnya juga memandatkan untuk melestarikan tarian Indonesia. Wanita yang telah tinggal di Belanda dari tahun 1987 ini menceritakan salah satu pengalaman berharganya ketika menari di Stockholm.

"Kami pernah menari di Stockholm ketika ada acara private dining dan waktu itu ada raja dan ratu Swedia," tuturnya.

Untuk kedepannya, InaDance juga masih ingin terus mengembangkan dan belajar tari-tari Indonesia lainnya seperti tari Enggang dari Kalimantan.

Band Pelajar Indonesia Pembawa Rasa Indonesia di Turki

Selain dari seni tari, suasana Indonesia juga dibawakan melalui seni musik. Adalah The Manjo yang telah eksis dari 18 November 2018. Berawal dari keinginan Konsul Jenderal Republik Indonesia, H.E Herry Sudradjat yang adanya iringan musik untuk acara perpisahan Duta Besar RI, H.E Wardana yang telah habis masa jabatannya dan digantikan oleh H.E Lalu Muhammad Iqbal. Dari sini lah kemudian tebentuklah band yang kini digawangi oleh Zulkarnaen Abdullah, Muhammad Danu Winata, Hasanatul Azni dan Arya Faizal.

Band ini telah manggung di beberapa acara seperti perpisahan duta besar RI untuk Turki di Istanbul dan Ankara tahun ini, dan juga tampil di beberapa kampus seperti Istanbul Sabahattin Zaim Universitesi (IZU), Istanbul Dili Merkezi (Pusat Bahasa Istanbul) serta pernah menjadi pengisi acara dalam rangkaian acara Bosphorus Tour yang membawa tamu Indonesia.

“Salah satu yang paling berkesan adalah ketika kami melakukan penampilan diatas kapal dalam Bosphorus Tour untuk tamu-tamu dari Indonesia”, ujar salah satu personel The Manjo.

Dalam acara indonesia Food and Culture Festival, The Manjo juga menampilkan beberapa lagu Indonesia seperti Sajojo, Bengawan Solo, Manuk Dadali dan Sempurna dari Andra and The Backbone. Dalam kesempatan ini mereka berkolaborasi dengan orang Turki yakni Ebru yang merupakan murid dari kelas bahasa KJRI Istanbul dan Beyza Demir Puteri Muslimah Berbakat Asia 2018.

Band yang telah membuat 6 lagu, salah satunya adalah Blue Mosque and Ayasofia menceritakan tentang keindahan dan kebaikan manusia yang diibaratkan seperti Blue Mosque di Ayasofia ini berharap mampu terus eksis dan membawa suasana Indoensia di negeri dua benua ini.

Iwan WIjaya Mulyatno selaku Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya (PENSOSBUD) KJRI Istanbul berharap bahwa acara ini dapat menjadi acara tahunan sehingga budaya Indonesia mampu dikenal baik di Turki.

“Kita berharap acara ini jadi acara tahunan, ini adalah tahun kedua kami mengadakan, semoga dengan adanya acara ini Indonesia dapat dikenal baik”. Ujarnya.

Iwan WIjaya Mulyatno selaku PENSOSBUD KJRI Istanbul memberikan doorprize
info gambar

Acara yang berhasil menarik pengunjung hingga melebihi ekspektasi ini terselenggara dengan kerjasama antara Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI), Singapore Airlines, Turkish Airlines dan Perhimpunan Pelajar Indonesia di

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini