Perjalanan Heroik Karakter Komik Superhero Indonesia

Perjalanan Heroik Karakter Komik Superhero Indonesia
info gambar utama

“Nanti kalau kamu besar mau jadi apa?”

“Saras 008.”

Satu kelas tertawa.

Dokter, polisi, guru, dan astronot adalah beberapa profesi mulia favorit anak-anak SD. Namun, saya ingat ketika masih berusia 4 tahun saya dengan lantang menjawab ingin menjadi Saras 008, salah satu karakter superhero yang menurut saya sangat keren, gadis biasa yang punya kekuatan super berkat kucing kesayangannya.

Saras 008 juga yang mengisi masa kecil saya dengan memburu komik bekasnya di Jl. Semarang, tempat jual buku bekas di Surabaya dengan harga yang supermiring. Kalau sekarang sih, cukup lihat di Google atau menonton sinetronnya.

Ya, karakter ini begitu terkenal dengan sebutan “pahlawan kebajikan”, hingga akhirnya cerita Saras 008 diangkat menjadi sinetron.

Saras 008 beraksi | Sumber: Sriwijaya Post
info gambar

Namun ternyata Saras 008 hanyalah salah satu dari banyak karakter superhero Indonesia yang tidak kalah hebatnya. Bahkan beberapa karakter superhero Indonesia memiliki kesamaan dengan tokoh Marvel atau DC. Tahukah kamu bahwa komik Indonesia dengan genre superhero sudah ada sejak akhir tahun 1960-an?

Tokoh pertama yang muncul di dunia superhero Indonesia adalah Si Buta dari Goa Hantu. Familiar, bukan? Karya buatan Alm. Ganes Th ini berjasa membuat genre komik superhero memuncaki masa kejayaannya di tahun 1970-an hingga 1980-an.

Setelah itu muncul karakter superhero lainnya mulai dari Pandji Tengkorak, Gundala Putra Petir (ini juga salah satu favorit saya), Jaka Sembung, Selendang Biru, dan masih banyak lagi.

Gundala Putra Petir

Pembentukan karakter, kostum, hingga jalan cerita di komik superhero Indonesia ini sering terinspirasi dari kisah legenda di Indonesia, lho! Salah satunya adalah Gundala Putra Petir.

Pembuat karakter Gundala, Harya Suraminata (Hasmi), mengatakan bahwa ciptaannya ini terinspirasi dari legenda di Tanah Jawa, yaitu Ki Ageng Selo. Nama Gundala ini diambil dari kata “gundolo” yang artinya petir. Maka tidak heran bahwa kekuatan super Gundala adalah petir, mirip dengan Thor, karakter komik Marvel.

Mendengar Gundala akan muncul di layar lebar Indonesia sudah membuat saya senang, ditambah lagi karena digarap oleh salah satu sutradara terbaik Indonesia, Joko Anwar. Beberapa cerita dan bentuk kostum akan diubah agar lebih realistis dan make sense. Peluncuran film ini dilakukan di tahun 2019, sekaligus menjadi peringatan ke-50 karakter ciptaan Hasmi ini.

Poster Film Gundala | Sumber: layar.id
info gambar

Gatot Kaca

Selain itu juga ada Gatot Kaca, sang “Otot Kawat Tulang Besi”. Pasti pemain Mobile Legends sangat familiar dengan karakter satu ini. Pasalnya, Gatot Kaca adalah satu-satunya karakter yang diangkat dari komik superhero Indonesia.

Karakter ini sudah ada sejak kisah pewayangan budaya khas Jawa. Namun banyak yang beranggapan bahwa Gatot Kaca diambil dari kisah Mahabharata di India.

Karakter ini kemudian dibuat kembali oleh Yuniarto, dalam komik berjudul Garudayana Saga. Dibuat dengan gaya manga, komik tanah air ini sukses melintas negara dari Amerika hingga Jepang.

Tidak heran, pada tahun 2015 Garudayana masuk nominasi The Gaiman Award, yaitu penghargaan untuk komik luar Jepang yang masuk ke pasar Jepang.

Beberapa koleksi Garudayana Saga | Sumber: Twitter
info gambar

Meskipun saya tidak bisa jadi Saras 008, atau superhero apapun, namun saya tetap mengagumi baik dari karakter dan para pembuatnya hingga saat ini. Saya sadar, hal terkecil yang bisa saya lakukan untuk mendukung negeri sendiri adalah dengan mengapresiasinya.


Catatan kaki: radiobudiluhur | Kaori Nusantara | Tirto.id | Vizz

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NG
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini