Program pemerintah untuk mengadaptasi dan memitigasi perubahan iklim sudah dicanangkan sejak delapan tahun silam, yakni dengan diterbitkannya Peratruran Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional untuk penuranan emisi gas rumah kaca.
Di samping berbagai kegiatan dan target capaian masing-masing sektor, dalam Peraturan Presiden ini juga diamanatkan agar daerah menyusun Rencana Aksi Daerah untuk penurunan emisi gas rumah kaca.
Berbagai program dan kegiatan sudah dilakukan oleh banyak pihak untuk mengimplementasikan rencana aksi ini, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat, maupun masyarakat luas.
Hasilnya? Kita masih kerap mendengar berita bahwa di sana sini terjadi banjir dan tanah longsor yang menelan banyak korban jiwa.
Kesimpulan yang sering dilontarkan oleh pihak berwenang mengenai penyebab terjadinya kejadian itu adalah cuaca buruk dan hujan yang ekstrem, penggundulan hutan, dan penataan ruang yang tidak memperhatikan ekosistem.
Sikap yang sering dilakukan adalah sebatas upaya untuk mengurangi dampak kejadian itu, sedangkan upaya untuk mengurangi penyebabnya sangat kurang dilakukan.
Menanam dan memelihara pohon adalah salah satu program yang diluncurkan pemerintah. Anggaran yang besar dialokasikan untuk penyediaan bibit dan penanaman pohon. Namun, sering dilupakan aspek pemeliharaannya, sehingga pohon yang sudah ditanam tidak tumbuh sesuai harapan.
Highland Camp merasa terpanggil untuk turut serta melakukan penghijauan dengan menanam dan memelihara ribuan pohon berbagai jenis, seperti pohon damar, pinus, mahoni, dan buah-buahan seperti durian, alpukat, sawo, manggis, dan lain-lain. Belum lagi pepohonan yang tumbuh secara liar.
Dalam semboyannya, Highland Camp mengajak masyarakat untuk “menanam dan memelihara pohon untuk pelestarian alam dan masa depan anak cucu kita”. Apakah penanaman pohon di Highland Camp ini efektif untuk mengatasi dampak perubahan iklim?
Tentu saja penanaman pohon yang dilakukan oleh satu atau dua orang saja tidak signifikan untuk mengatasi dampak perubahan iklim global. Namun, apabila penanaman dan pemeliharaan pohon dilakukan oleh banyak orang, dan meskipun masing-masing hanya menanam beberapa pohon saja, maka manfaatnya untuk mengurangi banjir dan tanah longsor akan cukup besar.
Lihatlah! Kampung Cipendawa sekarang ini hijau diselimuti oleh hutan dan pepohonan. Hampir di setiap area lahan tumbuh pepohonan yang dirawat oleh pemiliknya, termasuk juga di Highland Camp. Mudah-mudahan banjir dan tanah longsor yang dahulu sering terjadi, kini tidak lagi.
Perkembangan saat ini hutan di kawasan Indonesia sudah mulai beralih menjadi potensi pariwisata Indonesia. Sudah sangat banyak kawasan hutan dibuka menjadi area untuk berkunjung dan wisata.
Namun satu hal yang perlu diingat, bahwa hutan yang masih terjaga tetaplah menjadi sebuah keunggulan wisata tersebut, bukan pembukaan lahan hutan malah yang pada akhirnya merusak hutan itu sendiri.
Di Pesona Highland sendiri kami sudah berhasil memanfaatkannya. Area Hutan Tropis Puncak yang kami perbaiki dengan tangan kami sendiri saat ini sudah dapat menjadi Area untuk Tracking.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
