Tugas Mulia Brigadir Henri, Polisi yang Abdikan Diri Demi Generasi Bangsa

Tugas Mulia Brigadir Henri, Polisi yang Abdikan Diri Demi Generasi Bangsa
info gambar utama

Sebagai Bhabinkamtibmas, Brigadir Polisi Henri Matio Silitonga punya tanggung jawab ganda. Dia tak hanya membina keamanan dan ketertiban masyarakat di lingkup kelurahan, tapi juga mendidik anak-anak bangsa lewat rumah pintar yang digagas.

__

Suasana belajar terdengar dari dalam gedung bercat hijau di Jalan Gagak Putih Kelurahan Titian Antui Kecamatan Pinggir. Puluhan anak-anak terlihat khidmat. Meski beda asal sekolah, mereka begitu akrab.

Mereka adalah anak didik Brigadir Henri Matio Silitonga. Melalui Rumah Pintar yang digagasnya, anggota Binmas Polsek Pinggir Kepolisian Resort Bengkalis yang ditugaskan sebagai Bhabinkamtibmas di Kelurahan Titian Antui ini mewakafkan waktu demi mencerdaskan generasi bangsa.

Tanpa pungutan biaya apapun, anak-anak seumuran SMP berduyun-duyun menuju rumah pintar yang pernah mendapatkan penghargaan dari Badan Pemeliharaan Keamanan (Barhakam) Mabes Polri tahun 2017 lalu.

Gambar untuk caption
info gambar

Di sana, anak-anak diajarkan les privat. Mulai dari mata pelajaran matematika, bahasa inggris dan komputer menjadi santapan setiap bertatap muka. Dalam prakteknya, Brigadir Henri tak sendirian. Dia didampingi tokoh masyarakat yang diangkatnya sebagai Ketua Rumah Pintar, Asrizal.

Sudah dua tahun setengah program Rumah Pintar itu berjalan, awalnya, niat mulia itu berawal atas dasar keinginan meminimalisir angka kenakalan remaja.

Seperti anak-anak yang hobi ngelem, kasus pencurian melibatkan anak, kebiasaan main warnet hingga tengah malam, dan sebagainya.

"Itu yang menjadi motivasi untuk menggagas program rumah pintar ini," kata Brigadir Hendri Matio.

Lalu, dirinya pun menyampaikan buah pemikirannya itu kepada Asrizal, tokoh masyarakat setempat. --Gayungpun bersambut, tanpa basa-basi, selang seminggu kemudian berdirilah rumah pintar yang kini menampung hingga delapan puluh peserta didik.

Gambar untuk Caption
info gambar

Demi menegakkan sila ke-lima, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, Brigadir Henri merekrut anak-anak di lingkungan tugasnya yang kurang mampu untuk mengenyam pendidikan tambahan.

"Syaratnya hanya fotokopi kartu Keluarga sudah bisa langsung belajar," ungkapnya.

Biaya les privat yang mahal mengetuk hati lulusan Tamtama Polri tahun 1998 ini untuk berinovasi, atas dasar itulah maka berdiri rumah pintar Bhabinkamtibmas tersebut. Di samping itu, program rumah pintar yang dijalankan juga mendapat dukungan dari Guru Relawan yang mengabdikan diri untuk anak bangsa.

Mereka terdiri dari guru honorer SMP 4 Pinggir sebanyak 5 orang, 2 Pegawai Negeri, dan 1 dosen dari STAI Hubbulwathan Duri. Metode belajar yang diterapkan mereka juga unik, setiap siswa yang mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar akan diberikan hadiah 2 kue.

"Jadi setiap pertemuan kita selalu menyediakan stok kue untuk siswa. Ini sebagai terobosan dan apresiasi untuk membangkitkan semangat belajar," katanya.

Bahkan dalam setiap bulan, Rumah Pintar juga mendatangkan motivator hebat dari berbagai kalangan untuk memberikan motivasi kepada anak didik. Dukungan juga mengalir dari Ibu-Ibu Bhayangkari Polres Bengkalis berupa dukungan kepada lembaga ini.

Selain penghargaan Bahakam Polri, inovasi Rumah Pintar yang digagas Brigadir Henri ini juga mendapatkan apresiasi berupa penghargaan dari Kapolda Riau dan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pinggir, tahun lalu.

Brigadir Hendri Matio S (tengah) saat menerima pengharhaan.
info gambar

Dari segi fasilitas dan operasional, Rumah Pintar Bhabinkamtibmas hanya mengandalkan uluran tangan dermawan. Seperti menerima bantuan komputer yang kini sudah berjumlah 13 unit dan bantuan donasi dari Anggota DPRD Bengkalis, Pipit Lestari.

"Di sini juga ada fasilitas AC, jadi walau sederhana tapi bukan kaleng-kaleng," kata Brigadir Hendri, sumringah.

Ketua Rumah Pintar, Asrizal, mengaku bangga atas kinerja Bhabinkamtibmas di lingkungannya. Inovasi yang dicanangkannya mampu membangkitkan semangat belajar anak-anak di lingkungan itu.

"Berkat Pak Bhabin kini anak-anak bisa belajar tambahan walau bermodal fasilitas apa adanya," kata Asrizal.

Kendati demikian, Rumah Pintar yang telah mengantongi Surat Izin Operasional (SIO) sebagai Lembaga Pendidikan non-formal ini masih membutuhkan sentuhan tangan pemerintah.

Dikatakan Asrizal, sejak berdiri hingga kini belum ada perhatian khusus dari Pemkab Bengkalis maupun Dinas Pendidikan.

"Belum ada, hingga kini belum ada perhatian khusus untuk pengembangan sarana pendidikan ini," akunya pilu.

Berbagai cara pun telah dilakukan Asrizal untuk -menjemput bola-, seperti proposal yang ditujukan ke Pemkab Bengkalis. "Namun belum juga ada respon," kata dia.

Harapannya, Ketua Rumah Pintar ingin perhatian khusus dari pemerintah agar dapat dikembangkan lagi untuk dibukakan les siswa tingkat SD dan SMA. "Perlu guru dan penambahan sarana prasarana," harapnya.

Walau bagaimanapun, kata Asrizal, Kabupaten yang kaya ini juga ingin dinikmati orang-orang miskin. "Seperti anak-anak dan guru yang belajar mengajar di sini, mereka butuh perhatian kita semua, jangan lengah dan harus peka terhadap generasi bangsa," ujarnya lirih.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

PS
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini