5 tahun pascakemerdekaan, struktur perekonomian di Indonesia kala itu masih didominasi oleh struktur kolonial. Kala itu, struktur perbankan Indonesia masih merupakan komponen sarana moneter yang belum banyak berperan dalam peroperasian perbankan yang mengakibatkan masyarakat ingin memasukkan banyak unsur nasional dalam perekonomian Indonesia.
Sejak zaman itu, berdirilah dua perusahaan bank besar di Indonesia, yakni De Javasche Bank dan Bank Indonesia (BI). Berdiri pada 14 September 1929, gedung De Javasche Bank yang terletak di Surabaya beroperasi sebagai pusat pencetakan uang kala itu.
Namun sejak tanggal 1 Juli 1953, gedung De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia dan diresmikan menjadi cagar budaya oleh pemerintah Surabaya pada tahun 2012.
Uniknya, gedung De Javasche Bank ini masih mempertahankan penggunaan CCTV yang berbentuk kaca datar yang terletak di bawah tanah dan tersebar di berbagai ruangan. Cara penggunaanya mudah, hanya menggerak-gerakkan kaca ke arah yang diinginkan, maka akan terlihat bayangan dari benda yang diinginkan.
Tujuan dibuatnya CCTV ini guna memantau para teller yang bekerja di bagian lorong brankas milik De Javasche Bank. Karena khawatir, teller kala itu dilarang menggunakan pakaian yang berkantong.
Bagian dalam gedung yang berdiri di jalan Garuda no. 1 ini dibagi oleh 3 lantai yang masing-masing mempunyai bagian penting. Di lantai 1 merupakan ruangan bawah tanah yang difungsikan sebagai uang, dokumen penting, dan emas.
Emas milik De Javasche Bank diperkirakan berbobot 60 ton yang ditaksir bernilai Rp 6 miliar. Emas itu kini tersimpan didalam brankas bawah tanah. Tak hanya itu, terdapat AC Alami yang terdapat di sudut-sudut ruangan tersebut.
Gedung De Javasche Bank ini juga menjadi tempat disimpannya koleksi dan barang-barang kuno yang berhubungan dengan perbankan. Mulai dari pencetak uang, penghancur uang, hingga komputer yang bertabung semua ada disini.
De Javasche Bank juga menjadi saksi bisu perekonomian Belanda yang kala itu merajalela. Hal itu juga tertulis dalam dokumen-dokumen yang terpajang dan disimpan rapi.
Di dalam gedung De Javasche Bank ini juga menceritakan asal mula uang rupiah, hingga penggunaan uang Gulden pada masa penjajahan Belanda. Hal ini tentunya membuat kita semakin teredukasi dengan sejarah perbankan dan keuangan, ya.***
Referensi: humas.surabaya.go.id
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News