Inilah Tradisi Unik Idul Adha di Indonesia. Apa Saja?

Inilah Tradisi Unik Idul Adha di Indonesia. Apa Saja?
info gambar utama

Perayaan Idul adha sudah di depan mata. Lebaran qurban selalu identik dengan penyembelihan hewan kurban, seperti sapi, kambing, kerbau, atau domba. Selain itu, ada ibadah-ibadah yang biasa dilakukan oleh umat muslim ketika memasuki hari raya ini, seperti ibadah haji, puasa arafah, sholat ied, dan lain sebagainya.

Namun ada pula tradisi unik khas Indonesia dalam menyambut Hari Raya Idul Adha. Tradisi-tradisi ini juga menjadi akulturasi budaya umat muslim dan budaya setempat.

Apa saja tradisi-tradisi itu? simak di bawah ini!

1. Grebeg Gunungan, Yogyakarta.

Sumber : Guideku
info gambar

Sama seperti Idulfitri, Grebeg Gunungan juga dilakukan warga Yogyakarta ketika Iduladha. Tradisi turun-temurun di Keraton ini digelar dengan membawa hasil bumi yang ditumpuk menyerupai gunung.

Dikutip dari Tempo.co, Keraton Jogja akan menggelar Hajad Dalem Garebeg Besar untuk memperingati Idul Adha ini. Kata Kepala Bagian Humas Biro Umum Humas dan Protokoler Sekretariat DIY Ditya Nanaryo Aji.

Pada acara tersebut, akan ada lima gunungan yang akan "digrebeg", yakni Gunungan Kakung, Gunungan Estri, Gunungan arat, dan Gunungan Pawuhan yang akan dibagikan di halaman Kagungan Dalem Masjid Gedhe.

Sementara Gunungan Gepak akan dibagikan di Pendhopo Kawedanan Pengulon di utara Masjid Gedhe.

2. Manten Sapi, Pasuruan

Sumber : Antara foto
info gambar

Di Pasuruan, Jawa Timur, ternyata ada tradisi unik dalam menyambut Idul Adha.
Sapi-sapi yang menjadi hewan kurban akan dihiasi dengan kembang tujuh rupa dan dibalut dengan kain putih.

Masyarakat Desa Sebalong, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, biasanya mendandani puluhan ekor hewan kurban.
Sapi dan kambing itu memang sengaja dirias oleh warga setempat sebagai cara melestarikan budaya dan tradisi yang sudah dilakukan sejak dulu kala oleh masyarakat setempat saat Hari Raya Idul Adha.
Setelah didanddani, sapi dan kambing tersebut akan diarak keliling desa dan dipamerkan ke masyarakat. Masyarakat juga ikut membawa berbagai bahan pangan, seperti beras, minyak goreng, bumbu-bumbu, dan lain-lain, termasuk kayu bakar.

"Jadi bukan hanya membagikan dagingnya saja. Tapi kami siapkan juga beras, bumbu , minyak dan lainnya. Jadi bagi warga yang tidak mampu bisa langsung memasaknya. Tidak bingung, dapat daging tapi tidak bisa memasaknya. Makanya disiapkan semuanya," kata M Ilyas, tokoh setempat yang dikutip dari TribunNews.

3. Apitan, Semarang

Sumber : Kanal247
info gambar

Sementara di Semarang, tradisi yang dilakukan masyarakat di sana tidak jauh berbeda dengan di Yogyakarta. Apitan adalah tradisi yang mengarak hasil bumi dan tumpeng. Tradisi ini juga dikenal dengan Bumi Apitan, hal ini sebagai wujud Ungkapan syukur atas rezeki yang diberikan Tuhan.

Tradisi ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Sampangan, Semarang. Mereka akan tumplek dan merebutkan hasil pertanian itu.

Acara dimulai dengan arak-arakan seperti pasukan pembawa bendera yang berjalan, lalu diikuti dengan pramuka, gunungan hasil pertanian, kelompok seni, dan kreasi warga seperti pupuk kompos dan lain-lain. Para warga menyaksikan di pinggir jalan menyambut arak-arakan.

--

Diambil dari berbagai sumber

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini