Banyuwangi menjadi salah satu tujuan wisata dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah wisatawan, terutama setelah pembukaan Bandara Banyuwangi secara komersial tahun lalu.
Tidak hanya keindahan alamnya yang menjadi surga bagi penggemar snorkeling atau diving, berbagai festival juga digelar untuk menarik wisatawan. Dengan melibatkan 100 seniman Banyuwangi mengisi 11 panggung dengan 10 tema yang berbeda, rute karnaval budaya 2,5 km berlangsung setiap tahunnya.

Untuk mendukung kegiatan wisatawan, Bandara Banyuwangi telah ditingkatkan. Bandara ini merupakan bandara dengan tingkat pertumbuhan tertinggi 133,5%, diikuti oleh Bandara Silangit (39,5%), Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjung Pinang (23,8%), Bandara Internasional Minangkabau Padang (20,4%) dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang (18,5%) as per 2018.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan Banyuwangi dijuluki "Matahari Terbit Jawa" memiliki tiga kriteria sebagai prasyarat untuk menjadi tujuan utama, termasuk objek wisata dunia, fasilitas pendukung yang lengkap, dan aksesibilitas yang mudah.

"Kami sangat bangga sebagai pengembangan dengan sebuah pendekatan budaya dengan cepat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendapatan per kapita masyarakat saat ini adalah Rp45 juta per tahun. Untuk BEC, temanya berubah setiap tahun dengan menghadirkan kearifan lokal masyarakat. BEC tidak menggunakan event organizer, tetapi sebuah karya murni dari para masyarakat Banyuwangi," kata Abdullah Azwar Anas.
Jumlah kedatangan wisatawan di Banyuwangi telah meningkat secara signifikan. Pada paruh pertama 2018, jumlah wisatawan naik signifikan 175.878 orang dari periode yang sama tahun 2017 menjadi total 2.589.587 orang.
Catatan kaki: Netral News
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News