Berbagai cara dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk merayakan Malam 1 Muharram atau 1 Suro. tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa yang dilakukan sudah sejak turun-temurun. salah satunya adalah kuliner. dengan memberikan bubur kepada masyarakat setempat yang dinamakan bubur suro.
Bubur ini disediakan untuk memperingati Tahun Baru Islam dalam kalender Jawa di bulan Suro atau Sura bertepatan dengan 1 Muharram yang diterbitkan oleh Sultan Ageng pada kala itu yang mengacu pada kalender Hijriah.
Bubur Suro ini biasanya disajikan pada malam penyambutan 1 Muharram. dalam kalender Jawa biasanya jam empat sore sudah dianggap hari esok.
Bubur Suro sendiri terbuat dari campuran beras lalu ditaburi suwiran ayam dan ditemani oleh irisan telur ditaburi kacang-kacangan dan berbagai macam bahan rempah-rempah. Bahan pendukung rempa-rempah antara lain; kunyit, ketumbar, jahe, dan serai.
Tak cuma suiran ayam dan ditaburi kacang-kacangan saja dalam satu hidangan bubur suro ada beberapa lauk-pauk pendukung lainnya yang menemani; yaitu jeruk Bali dan buah delima yang juga menemani hidangan bubur suro.
Diambil dari beberapa sumber internet lainnya bahwa, sejarah mencatat terciptanya bubur suro kala itu untuk memperingati hari di mana Nabi Nuh selamat setelah 40 hari mengarungi banjir besar yang melanda dunia saat itu. sebagaimana tertera pada kitab kuno, di antaranya Nihayatuz Zain (Syekh Nawawi Banten), Nuzhalul Majelis (Syekh Abdul Rahman Al-Usfuri), dan Jam'ul Fawaid (Syekh Daud Fatani).
Cerita bermula pada saat itu Nabi Nuh sedang bertanya kepada para sahabat apakah masih ada makanan sisa di dalam kapal lalu sahabat menjawab "Masih ada ya nabi".
Ia menyebutkan bahan makanan yang tersisa ada kacang poi, kacang adas, ba'ruz, tepung, dan kacang hinthon. Bahan tersebut lalu dimasak bersamaan. Di sinilah cikal bakal terbentuknya santapan lezat tersebut.
Bubur Suro sendiri melambangkan rasa syukur kepada Allah SWT atas keselamatan masyarakat daerah yang berada di Indonesia. dengan cara dimasak bersama-sama lalu dibagikan ke musala atau masjid setempat.
Bubur suro hanyalah sebuah lambang bahwa, mengenai rasa syukur kita kepada Allah SWT atas kenikmatan yang diturunkan dimuka bumi ini dan menjaga tali silaturahmi.
Referensi: brilio.net | suaramuslim.net | cnnindonesia.com
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News