Konser Akbar Monas 2019, Wadahi Segala Kalangan Nikmati Konser Klasik

Konser Akbar Monas 2019, Wadahi Segala Kalangan Nikmati Konser Klasik
info gambar utama

Konser bertajuk "Jakarta Bersorak" didakan pada minggu (8/9) di area Monumen Nasional,
Jakarta Pusat. Acara yang menampilkan anggota dari Jakarta Simfonia Orchestra (JSO) dan
Jakarta Oratorio Society (JOS) ini merupakan konser klasik pertama di Indonesia yang
melakukan penampilannya di luar ruangan tanpa mengenakan biaya bagi para penontonnya.

Musik klasik yang seharusnya tak asing bagi masyarakat Indonesia


Musik klasik merupakan awal dari munculnya berbagai jenis aliran musik yang kian hari kian
beragam, hal tersebut juga terjadi di Indonesia. Pada abad ke-18 sebenarnya musik ini telah
datang ke Indonesia bersamaan dengan awal kedatangan bangsa Eropa, namun musik tersebut
baru dapat dinikmati masyarakat Indonesia pada abad ke-19.


Sebenarnya masyarakat Indonesia selalu bersinggungan dengan musik klasik karea lagu-lagu
nasional yang dibuat oleh seniman-seniman pada masa perjuangan yang selalu dipengaruhi
musik klasik. Hal tersebut pun dapat terlihat pada acara Jakarta Bersorak.


Konser yang dimulai pukul 18.30 WIB tersebut dibuka dengan lagu Bangun Pemudi Pemuda
dan menampilkan pula beberapa lagu-lagu nasional di antaranya Tanah Airku, Garuda
Pancasila, dan Rayuan Pulau Kelapa. Selanjutnya pertanjukan diikuti dengan lagu-lagu seniman
musik klasik besar seperti Beethoven, Mozart, Strauss dan lain-lain.


Pada kata sambutannya Stephen Tong sebagai konduktor utama menyampaikan harapan agar
Jakarta bisa menjadi kota musik dunia.


“Mulai tahun ini Jakarta harus menjadi kota musik, kota budaya, kota internasional, kota yang
tidak mau kalah,l” ujar pria yang biasa dipanggil Pak Tong tersebut.


Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, yang juga memberi kata sambutan dalam pidatonya berharap
agar Jakarta dapat terus dihiasi dengan acara seni serupa.


“Sebagai kota global, Jakarta harus bisa menjadi ekosistem di mana para seniman tumbuh
berkembang. Para seniman harus bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri,” ujar Anies

Tribun VIP tempat tamu kenegaraan dan para menteri @ Ariefiani/GNFI
info gambar

Selain dihadiri oleh gubernur Jakarta, pertunjukan ini juga dihadiri oleh Menteri Kelatuan dan
Perikanan, Susi Pudjiastuti, dan Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri. Acara hari itu juga
dihadiri tamu-tamu dari negara sahabat yang diwakilkan oleh para duta besarnya beberapa
negara tersebut di antaranya Italia, Rusia, India, Slovakia, Inggriss dan Uni Eropa.


Memasyarakatkan kembali musik klasik

Pemain alat gesek di panggung Konser Akbar Monas 2019 @ Ariefiani/GNFI
info gambar


Semangat para pengunjung pun seperti tidak padam hingga akhir acara. Pada lagu terakhir para
pengunjung pun ikut bertepuk tangan mengikuti ketukan lagu yang dimainkan mengikuti
instruksi dari konduktor.


Tak hanya penonton pertunjukan tersebut juga memberikan kesan tersendiri bagi para
pemainnya. Salah satu pemain yaitu Thressia merasa senang melihat musik klasik dapat semakin
dikenal masyarakat.


“Senang karena makin banyak orang yang bisa dengerin musik klasik kan, karena ini gratis.
Musik klasik biasanya identik dengan mahal, terus kayak untuk masyarakat menengah ke atas,
cuma sebenarnya kan nggak juga. Kalau ini diadain sering kan orang-orang akan jadi lebih
familiar,” ujar perempuan yang memainkan alat-alat perkusi tersebut.


Walaupun konser luar ruangan memiliki kendala tersendiri namun permainan hari itu dirasa
wanita yang biasa dipanggil Thre itu cukup lancar.


“Kendalanya kalau di outdoor harus pakai sound system which is itu nggak biasa untuk konser
musik klasik. Kita biasa kan di indoor dan idealnya nggak pakai sound system memang. Jadi
kendalanya paling di balancing musik pemain di sisi panggung yang beda. Cuma ini kayaknya
panggungnya dibikin khusus kayak itu dilapisinnya sama kayu jadi suaranya cukup mantul dan
itu membantu,” ujar Thre.***


sumber : whiteboardjournal.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini