Festival Mural Ini Ajak Anak Muda Rayakan Kemerdekaan

Festival Mural Ini Ajak Anak Muda Rayakan Kemerdekaan
info gambar utama

[Press Releaser] Seni mural memang sedang populer di kalangan anak muda. Mulai coffee shop, hotel hingga rumah memasukkan mural sebagai bagian dari desain interior. Melihat antusiasme generasi millenial terhadap seni mural, komunitas Serbuk Kayu dengan menyelenggarakan lomba mural bertajuk ‘AGA Mural Festival 2019’ dengan total hadiah 40 juta.

Dengan mengambil tema Indonesia dalam Kemerdekaan NKRI karena bertepatan dengan bulan kemerdekaan Indonesia yang ke-74, event ini juga didukung oleh Yello Hotel Jemursari.

“Kami selalu mendukung kreatifitas seniman-seniman lokal. Lomba ini sebagai bentuk dukungan AGA terhadap eksistensi mereka. Inovasi-inovasi yang kami ciptakan juga terinspirasi dari seniman-seniman juga. Selain itu, kami ingin mengajak anak muda merayakan kemerdekaan melalui suatu hal yang positif,” kata Dewi selaku Marketing Manajer Cat AGA dikutip dari rilis yang diterima.

Terdapat dua kategori pada lomba ini, yaitu offline (Rabu 15 Agustus 2019) dan online (hingga 19 Agustus 2019), dengan perbedaan terletak pada teknis lomba dimana lomba offline mengunggah foto hasil karya sedangkan online diharuskan mengunggah video timelapse.

Caption
info gambar

“Lomba kali ini bersifat umum jadi siapa saja bisa ikut, untuk lokasinya para peserta dapat memilih spot gambar di tembok manapun yang mereka inginkan dengan syarat lokasinya strategis,” kata M. One Abdillah, panitia dari Serbuk Kayu.

Serbuk Kayu adalah komunitas yang berdiri sejak tahun 2011 dengan beranggotakan beberapa mahasiswa UNESA.
Lokasi yang dipilih untuk Lomba offline pun beragam. Ada yang di tembok perkampungan, jalan besar, di dekat kampus, coffee shop sampai menggunakan jalan sebagai media karena minimnya gedung-gedung tinggi di kampung mereka. Di dalam lukisannya, mereka mengartikan kemerdekaan Indonesia dengan berbagai makna.

“Merdeka jaman sekarang ya bebas tapi bertanggung jawab. Kami memasukkan beberapa figur yang merepresentasikan pemuda saat ini dan daily activity mereka. Seperti anak sd sebagai bibit muda bangsa, figur perempuan yang memegang pensil lebih ke kita merdeka untuk menuangkan ide dan inspirasi. Kemudian membaca, buku Indonesia butuh orang yang membaca buku dibandingkan membaca hpnya sendiri,” cerita Firmansyah Adiawan dan Hanifi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini