The Little Red Dot, Julukan dari Habibie yang Jadi Kebanggaan Singapura

The Little Red Dot, Julukan dari Habibie yang Jadi Kebanggaan Singapura
info gambar utama

Saat ini Singapura identik dengan julukan The Little Red Dot yang dibuat oleh Habibie. Julukan tersebut lazim digunakan baik oleh masyarakat Singapura maupun masyarakat dunia. Pada perayaan umur Singapura ke-50 negara ini pun memakai lambang titik bulat merah yang didalamnya tertulis SG50.

Kemunculan The Little Red Dot lewat sarkasme

Tidak seperti pemakaian istilahnya yang sekarang dengan bangga dipakai, awal kemunculan julukan tersebut sempat kurang disukai Singapura. Tahun 1977 adalah masa ketika Asia mengalami krisis yang sangat mempengaruhi ekonomi Indonesia. Saat itu nilai rupiah ambruk dan terjadi kerusuhan di mana-mana, etnis Tionghoa seringkali mejadi korbannya.

Masalah yang terjadi di Indonesia tersebut menjadi puncak dari pemberontakan masyarakat terhadap pemerintahan Soeharto yang terkenal otoriter. Bulan Mei 1998 kerusuhan besar pun pecah, berbagai pihak khususnya mahasiswa menggulingkan Soeharto dari bangku kekuasaannya, yang kemudian digantikan wakilnya saat itu, Habibie.

Soeharto dan B.J Habibie | Foto: Era.id
info gambar

Dalam pergantian kekuasaan tersebut pemerintah Singapura dirasa Habibie kurang menghargai Indonesia. Kekecewaan Habibie muncul karena respon pemerintah Singapura yang terlihat tak begitu mendukung dimulainya masa pemerintahannya. Hal tersebut dirasakan karena terlambatnya Perdana Meteri Singapura saat itu, Goh Chok Tong, mengucapkan selamat atas
jabatannya yang baru.

Ia sempat mengeluhkan sikap Singapura yang tidak menunjukan tenggang rasanya pada wawancara yang dilakukan dengan Asian Wallstreet Journal, tiga bulan setelah pelantikannya.

You see, a friend in need is a friend indeed. I don’t have that feeling from Singapore,” ujar Habibie.

Singapura sendiri saat itu tidak terkena dampak ekonomi sebesar yang Indonesia rasakan. Dalam artikel yang keluar pada 4 Agustus 1998 tersebut tertulis bahwa Habibie menyebut Singapura sebagai titik merah kecil.

It’s ok with me but there are 211 million people (di Indonesia). All the green (area) is Indonesia. And that red dot is Singapore.” ujar habibie saat itu yang menunjukkan perbandingan besar kedua negara.

Melihat ujaran Habibie tersebut pemerintah Singapura pun angkat bicara. Perdana Menteri Negara Singa tersebut dalam pidato kenegaraannya menyerukan sebuah pernyataan yang sedikit menyindir ujaran Habibie.

“Singapore will help Indonesia within the limits of our ability. We are a small economy. Our GDP is a mere one per cent of the united states GDP., and 2 per cent of Japan GDP. It is only one-fifth of Australian GDP. We are not in the same class. Afterall we are only three million people. Just a little red dot on the map. Where is the capacity to help 211 million people?” ujar Goh ChoTong.

Menurutnya Singapura pasti akan membantu Indonesia namun dengan kecilnya negara tersebut yang Habibie samakan dengan titik merah kecil mereka merasa belum memiliki kapasitas untuk membantu Indonesia.

Perubahan makna The Little Red Dot

Lambang limapuluh tahun umur Singapura |Foto: designsingapore.com
info gambar

Merespon ketegangan yang terjadi, Habibie menjelaskan bahwa maksud pernyataannya adalah untuk mendorong anak muda melampaui keterbatasannya.

Pada pernyataan diplomatiknya di tahun 2003 Perdana Meteri yang sedang menjabat yaitu Lee Hsien Loong berkata bahwa pernyataan yang pernah dilontarkan Habibie harusnya menjadi bahan refleksi bagi masyarakat Singapura.

This was a vivid and valuable reminder that we are a very small and very vulnerable. The little red dot has entered the psyche of every Singaporean, and become a permanent part of our vocabulary, for which we are grateful,” ujarnya.

Saat ini julukan tersebut justru menjadi pengingat serta istilah yang membuktikan bahwa kecilnya Singapura tidak membatasi gerak mereka, bahkan sekarang negara dengan luas wilayah 697 km persegi itu telah menjadi salah satu negara maju yang ada di dunia.

Sumber: CNN indonesia | mothership.sg | wsj.com | ilmupengetahuanumum.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini