Simson Situmorang, Atlet Renang Tanpa Tangan dan Kaki Utuh

Simson Situmorang, Atlet Renang Tanpa Tangan dan Kaki Utuh
info gambar utama

Namanya Simson Abraham Samuel Situmorang, kerap dipanggil Simson. Seorang pria asal Desa Cempedak Tayan, Kalimantan Barat yang telah berusia 24 tahun.

Ia adalah salah satu atlet disabilitas dalam bidang renang. Simson lahir tanpa memiliki tangan dan kaki yang utuh, akan tetapi itu tidak mengecilkan semangatnya dalam berlatih renang.

Jika tidak melihat profesinya orang lain mungkin akan memandangnya sebelah mata, akan tetapi baginya itu adalah hal yang biasa dan sudah sering ia rasakan.

Awal mula ia bisa menjadi seorang atlet renang adalah ketika dua tahun lalu ia berkunjung ke Pontianak untuk mencari pekerjaan. Akan tetapi, ia tidak mendapatkan hasil yang diharapkan yang pada akhirnya harus membuat ia ditolak oleh 3 perusahaan.

Singkat cerita, ada satu waktu saat ia diajak oleh temannya untuk berenang dan tanpa sengaja pada saat itu juga ada satu pelatih renang yang melihatnya yang pada akhirnya mengajaknya untuk bergabung menjadi salah satu tim renang disana.

Baginya itu adalah hal yang baru dan sulit untuk dipercaya, butuh waktu 3 bulan baginya untuk menyesuaikan diri. Berbagai tantangan pun ia hadapi seperti keseleo, pengaturan napas yang sering kali membuatnya sesak, demam serta kondisi cuaca yang kadang membuatnya makin memburuk.

Simson saat latihan renang @ Mona Destiana/GNFI
info gambar

Di sisi lain, keluarganya juga sempat tidak mendukung mengingat kondisinya yang tidak memungkinkan. Respon yang ia dapatkan sempat membuatnya ingin menyerah, akan tetapi banyak juga teman-teman yang mendukung dan mendoakannya sehingga membuat ia bangkit kembali.

Namun kerja kerasnya terbayarkan ketika ia menjadi juara 2 dalam ajang Paralympic tahun 2018 lalu. Hal ini membuatnya merasa bangga sekaligus bahagia, karena ia bisa membuktikan kepada keluarganya bahwa ia seorang yang disabilitas juga bisa memberikan prestasi yang membanggakan.

Tekad dan kemauan adalah salah satu motivasi yang ia tanamkan dalam dirinya sampai saat ini. Tak hanya itu, moto hidup yang ia terapkan dalam kehidupannya adalah “jalani, tekuni dan nikmati”.

Dengan banyaknya dukungan dari orang tua, teman, saudara serta pelatih hal ini membuatnya semakin bersemangat dalam mempersiapkan diri untuk kompetisi renang Paralympic yang akan diadakan di Papua tahun 2020 mendatang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini