Tiga Penulis asal Indonesia akan Menjadi Pembicara di Festival Sastra Internasional

Tiga Penulis asal Indonesia akan Menjadi Pembicara di Festival Sastra Internasional
info gambar utama

Penyair terkenal, Sapardi Djoko Damono, penulis prolific Goenawan Mohamad, dan penulis muda Norman Erikson Pasaribu akan menjadi salah satu pembicara di George Town Literary Festival (GTLF) tahunan yang dijadwalkan akan kembali pada 21-24 November di George Town, Penang, Malaysia.

Bertema Kata Pengantar / Kata Penutup, acara sastra internasional terbesar Malaysia ini akan merefleksikan 100 tahun terakhir sebagaimana kita mendekati tahun 2020.

"Beberapa percakapan festival tahun ini akan merefleksikan momen-momen penting dalam sejarah modern yang telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam masyarakat kita. Seratus tahun lalu, akhir Perang Dunia I memicu perubahan besar di seluruh dunia, tak terkecuali dalam bidang budaya dan gagasan, seperti May Fourth Movement di Tiongkok dan kelahiran Bauhaus di Eropa. Tahun ini kita juga melihat ke belakang pada 50 tahun sejak kerusuhan rasial 1969 di Malaysia, 40 tahun sejak Revolusi Iran dan 30 tahun sejak Jatuhnya Tembok Berlin - insiden yang terus membentuk kontur ideologis dari realitas kontemporer kita," demikian bunyi pernyataan yang dikutip dari The Jakarta Post.

Penulis terkenal lainnya yang juga dijadwalkan menjadi tajuk utama acara ini adalah 2019 pemenang Man Booker International Prize Jokha Alharti, pemenang EBRD Literature Prize 2019 Hamid Ismailov, penyair Jepang Hiromi Ito, penulis esai dan intelektual Eliot Weinberger, penulis Djiboutian-Perancis Abdourahman Waberi, dan penyair Tiongkok kontemporer Xi Chuan, dan sejarawan tentang Tiongkok modern Rebecca E. Karl.

Acara tahun ini akan dipimpin oleh sutradara festival Pauline Fan, seorang penulis dan penerjemah sastra, dan Sharaad Kuttan, yang memiliki 30 tahun pengalaman kurator percakapan di berbagai platform. Sementara itu, penulis, pengusaha, dan pemilik restoran Shankar Santhiram akan menjadi kurator tamu.

Edisi festival tahun 2018, yang menampilkan hingga 64 acara, dilaporkan menyambut lebih dari 6.000 peserta. Untuk tahun ini, GTLF akan menghadirkan percakapan, diskusi panel, bacaan, pertunjukan, pemutaran film, dan lokakarya, di antara kegiatan lainnya. Untuk pertama kalinya, festival ini juga mengadakan lokakarya kreatif mingguan untuk siswa setiap Sabtu mulai 5 hingga 26 Oktober di perpustakaan di seluruh kota, dengan pelajaran dalam penulisan kreatif, penulisan skenario untuk film, puisi, dan penerbitan kata-kata yang diucapkan.

Festival ini umumnya terbuka untuk umum, kecuali untuk lokakarya menulis oleh para tajuk utama festival.


Catatan kaki: Jakarta Post

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini