Salah Satu Stasiun Tertua Di Indonesia

Salah Satu Stasiun Tertua Di Indonesia
info gambar utama

Kereta merupakan salah satu transportasi yang sedikit menyenagkan dihati, karena kereta bisa lebih santai untuk dipakai liburan, dan sekarang kereta sudah bisa dipakai bepergian luar kota/provinsi. Dimana ada kereta pasti ada yang namaya stasiun, di Banten ada stasiun yang bisa dibilang salah satu yang tertua di Indonesia, namanya Stasiun Rangkasbitung (RK). Stasiun yang beroperasi sejak 1 Juli 1900 dan menjadi satu-satunya stasiun terbesar di Provinsi Banten saat ini.

Stasiun Rangkasbitung (RK) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe C yang terletak di Muara Ciujung Timur, Rangkasbitung, Lebak. Stasiun yang terletak pada ketinggian +22 meter ini termasuk dalam Daerah Oprasi I Jakarta (DAOP I) dan merupakan stasiun terbesar di Provinsi Banten. Stasiun ini memiliki empat jalur aktif dengan jalur 1 sebagai sepur lurus. Semua kereta api yang melintasi jalur kereta api Tanah Abang-Merak pasti berhenti di stasiun ini.

Tampak depan stasiun | sumber: merahputih.com
info gambar

Pada masa jayanya, stasiun ini merupakan urat nadi perekonomian masyarakat Banten, Rangkas Bitung yang ketika itu merupakan kota Industri pertanian sangat bergantung pada kelancaran arus perputaran transportasi untuk membawa hasil perkebunan dan pertanian ke Betawi, dan itu bisa diatasi dengan keberadaan stasiun Rangkas Bitung. Stasiun ini merupakan salah satu sarana transportasi kota Rangkasbitung sebagai kota industri di Banten pada masa kolonial. Tak hanya itu, stasiun ini juga menjadi urat nadi perekonomian masyarakat Banten, dimana kelancaran perputaran transportasi untuk menjadi sarana pembawa hasil perkebunan dan pertanian ke Jakarta.

Dahulu terdapat jalur kereta api menuju Labuan melewati Pandeglang. Jalur ini sudah tidak aktif sejak tahun 1984. Pada jalur ini terdapat percabangan jalur kereta api di Saketi menuju Bayah. Jalur ini dibangun oleh tawanan perang Jepang yang lebih dikenal sebagai romusha pada masa pendudukan Jepang saat Perang Dunia II, karena Jepang saat itu sangat membutuhkan batubara sebagai sumber energi.

Stasiun ini sudah cukup lama dan tua, berada di Muara Ciujung Timur, Rangkasbitung, Lebak. Sayangnya perkembangan stasiun ini cukup lamban, sebab setelah Indonesia Merdeka 70 tahun, jalur ini baru berkembang hingga stasiun Maja. Itupun dari Parungpangjang menuju Maja masih satu rel meski sudah dibangun double track. Tetapi pengoperasiannya sempat mangkrak, padahal jika berjalan baik, bisa mengurangi kemacetan Tol Merak-Jakarta.

KRL Commuter Line sudah ada di Stasiun Rangkasbitung | sumber: regest.web.id
info gambar

Mulai 1 April 2017 stasiun ini juga melayani KRL Commuter Line Green Line dengan relasi Rangkasbitung-Tanah Abang, p.p. setelah pemasangan kabel listrik aliran atas di jalur lintas Maja-Rangkasbitung selesai. Dalam waktu dekat, rencananya juga akan dibangun jalur ganda ke stasiun ini dari Stasiun Maja. Stasiun Rangkasbitung juga menjadi salah satu Benda Cagar Budaya berdasarkan UU No.5/1992 tentang Benda Cagar Budaya, oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten.

Stasiun ini juga pernah mengalami kebakaran yang cukup tragis pada tanggal 11 oktober 2010, pada hari Senin pagi jam 01.40 WIB. Hingga pukul 03.30 WIB, sebanyak tujuh gerbong terbakar.


Catatan kaki:

Stasiumn Rangkas Bitung | Saksi Sejarah Kemerdekaan | Tombak Perekonomian

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini