Orang Kincai, Manusia Pertama yang Mendiami Pulau Sumatera

Orang Kincai, Manusia Pertama yang Mendiami  Pulau Sumatera
info gambar utama

Indonesia kaya akan suku dan budaya. Salah satunya yaitu suku Kerinci atau Kincai merupakan orang-orang yang mendiami wilayah dataran tinggi Kerinci, Jambi. Banyak yang bilang karakter mereka istimewa, secara fisik yakni wajahnya yang tampan dan cantik, merupakan salah satu identitas fisik orang-orang Kerinci.

Tinggal di wilayah dengan bentang alam luas yang merupakan kawasan perbukitan, dikelilingi dengan Gunung Kerinci dengan ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut. Tinggal di wilayah tersebut ternyata membentuk karakter orang Kincai.

Orang Kincai memiliki prinsip hidup mandiri saling membantu orang lain serta harus terjun bersama-sama dalam melakukan hal-hal untuk kepentingan umum, mereka akan senang bergotong-royong.

Peradaban Melayu Tertua

Suku kerinci pada masanya | foto : sakitalam
info gambar

Masyarakat Kincai dianggap sebagai pusat peradaban Melayu tertua yang ada di muka bumi ini. Hal tersebut dibuktikan dengan peninggalan benda cagar budaya yang berada di negeri Atas Angin ini.

Banyak yang menjuluki Kerinci sebagai Atap Sumatera. Pada perkembangannya, orang Kincai mendiami 2 wilayah yang secara administratif berbeda, yakni Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh.

Meskipun secara administratif berbeda, namun kedua daerah otonom tersebut secara adat da kebudayaan merupakan satu kesatuan hukum adat dan satu kultur budaya yang tidak bisa dipisahkan, kehidupan serta kebudayaan tetap saling menyatu.

Namun sayangnya, hingga saat ini sejarah serta budaya Kerinci termasuk tulisan asli Kerinci atau aksara Incung belum terdokumentasikan dengan baik, sebagian belum digali dan sisanya telah terlupakan.

Di dalam suku Kerinci sendiri pemimpin atau Raja dikenal dengan sebutan Tua-tua atau artinya orang yang paling dituakan. Seorang raja Kerinci harus mengetahui semua tentang adat Kerinci yang terlihat rumit, namun jika dipahami adat istiadat suku Kerinci sangat menyentuh hati. Makanya setiap orang yang mempunyai adat istiadat bisa berbangga hati, karena dianggap memiliki kebaikan, bertutur yang ramah dan bertata karma.

Makanan khas Kerinci biasanya terbuat dari bahan-bahan alami, seperti hewan atau tanaman yang berasal dari air, darat, maupun udara seperti burung. Makanan khas Kerinci ini disajikan untuk menjadi hidangan pada saat acara adat, seperti acara pernikahan.

Kondisi alamnya yang indah dengan panorama yang cantik, tempat kehidupan berbagai spesies flora serta fauna yang langka dapat menjadi inspirasi bagi ke banyak orang.

Lebih Tua dari Inca

Orang Kincai | foto : Mahdaen.tv
info gambar

Menurut Anthoni J. Whitten, kawasan alam kerinci telah didiami manusia semenjak 10.000 Tahun SM. Hasil penelitian serta catatan sejarah menyebutkan bahwa kelompok manusia yang pertama kali datang ke alam Kerinci disebut dengan nama Kecik Wok Gedang Wok.

Kelompok tersebut diduga kuat merupakan manusia pertama yang mendiami Pulau Sumatera.

Peneliti asal Amerika Serikat yang melakukan penelitian pada tahun 1973 bersama tim Lembaga Purbakala dan peninggalan Nasional menyebutkan bahwa Suku bangsa Kerinci lebih tua dibandingkan dengan suku bangsa Inca di Benua Amerika.

Salah satu buktinya adalah manusia Kicik Wok Gedeng Wok yang belum memiliki nama panggilan secara individu, sedangkan bangsa Indian telah memiliki nama seperti Big Buffalo (kerbau besar) atau Little Fire (Api Kecil).

Pendapat dari Dr. Bennet Bronson yang menyebutkan manusia Kicik Wok Gedeng Wok telah ada jauh sebelum kedatangan gelombang perpindahan suku-suku dari Asia Tenggara ke Indonesia sangat beralasan. Salah satu daerah pedalaman yang dimasuki ras proto Melayu, termasuk Kerinci yang daerahnya telah didiami manusia Kecik Wok Gedeng Wpk.

Dalam perkembangannya terjadi percampuran daerah yang kemudian melahirkan nenek moyang suku Kerinci. Seiring berjalannya waktu, keturunan nenek moyang orang Kerinci membuat pusat-pusat pemukiman yang tersebar di sejumlah pelosok alam Kerinci.


Catatan kaki: PesonaIndonesia | Mahdaen.tv

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini