Berbeda dengan Kerbau Darat, Inilah Uniknya Kerbau Rawa Amuntai

Berbeda dengan Kerbau Darat, Inilah Uniknya Kerbau Rawa Amuntai
info gambar utama

Dari sekian banyaknya destinasi wisata yang terdapat di Kalimantan Selatan, Kecamatan Danau Panggang di Kabupaten Hulu Sungai Utaralah (HSU) yang menarik serta mempunyai ekosistem eksklusif.

Salah satu destinasi wisata yang menarik di Amuntai Borneo tersebut adalah Kerbau Rawa. Yang membuat menarik Kerbau Rawa ini adalah karena terbatasnya lahan di Kalimantan serta terdesaknya luas tanah dengan tanaman kelapa sawit yang semakin merajalela.

Hal tersebut menyebabkan masyarakat tidak memiliki lahan lagi untuk kerbaunya berternak. Maka dari itu, masyarakat memanfaatkan rawa atau danau yang digunakan sebagai tempat beternak kerbau. Dari sinilah muncul istilah kerbau rawa, populasi kerbau rawa di Kalimantan saat ini sudah semakin jarang dan yang terbilang masih banyak hanya di Amuntai.

Masyarakat Desa Danau Panggang banyak sekali yang memelihara kerbau rawa Amuntai, karena guna dijadikan sebagai mata pencaharian mereka. Karena daerah ini sebagian besarnya merupakan rawa, maka cukup menyulitkan masyarakat untuk memelihara kerbau tersebut. Namun, hal ini dijadikan peluang bisnis bagi masyarakat setempat, yakni menjadikan kerbau rawa ini menjadi objek wisata yang menarik bagi para wisatawan.

Kerbau Rawa Amuntai saat dikeluarkan dari kandangnya | foto : PesonaIndonesia
info gambar

Banyak yang menyebut Kabupaten Sungai Hulu Utara sebagai Negeri di Atas Air, lantaran 70% wilayahnya terdiri dari rawa. Rawa inilah yang menjadi tempat budidaya ribuan kerbau.

Berbeda dengan kerbau biasanya, yang sesekali berendam di kubangan air. Kerbau rawa justru menghabiskan hampir setiap hari di dalam rawa sedalam sekitar 2 hingga 3 meter. Kendang mereka pun terletak di tengah-tengah rawa.

Kerbau Rawa Amuntai memiliki sedikit perbedaan dengan kerbau darat, yaitu terdapat pada tanduk dan warna kulit. Kerbau Rawa mempunyai tanduk yang lebih panjang dan berwarna abu-abu agak kecoklatan. Hal ini karena seringnya berendam di air rawa yang berlumpur. Setiap pagi, kerbau tersebut akan dilepaskan dan sore hari akan dimasukkan kembali ke kendang. Peternak hanya perlu menggembala dari atas perahu atau jukung (sebutan khas Banjar).

Makanan kerbau ini adalah rerumputan yang tumbuh di air rawa seperti, jariwit, pepedasan, galunggung, kangkong, hiring-hiring, sumpilang, kumpai juluk, hingga eceng gondok.

Rute Menuju Kerbau Rawa Danau Panggang, Amuntai

Jika dari Banjarmasin atau Bandara Syamsudin Noor, perjalanan menuju kota Amuntai memakan waktu sekitar 4-5 jam. Jalan yang ditempuh lumayan nyaman dan lancar apabila Kawan GNFI berkunjung di hari biasa. Kemudian dilanjutkan dari Amuntai menuju Danau Panggang menempuh waktu sekitar 2 jam.

Semakin mendekati tempat kerbau rawa Amuntai, daerah rawa akan semakin luas sehingga , untuk perjalanan selanjutnya harus menggunakan perahu agar bisa sampai ke lokasi dan melihat langsung kerbau rawa. Perahu yang bisa disewa untuk menuju lokasi kerbau rawa terletak di pasar Danau Panggang, di sana terdapat sebuah dermaga kecil tempat perahu dan speedboat beroperasi.

kerbau Rawa Amuntai memakan makanan seperti jariwit, galungung, eceng gondok, dan lain-lain. | foto : PesonaIndonesia
info gambar

Selama perjalanan menggunakan perahu, Kawan GNFI akan disuguhi pemandangan rawa yang ditumbuhi dengan tanaman eceng gondok dan rumah panggung milik warga perkampungan yang berjejer di atas rawa. Setiap rumah dihubungkan dengan menggunakan jembatan kecil terbuat dari kayu yang tersusun rapi, ini memudahkan akses untuk jalan. Terdapat dataran kering diantara rawa, biasanya digunakan sebagai kendang kerbau oleh masyarakat setempat.

Jika Kawan GNFI yang datang dari luar Pulau Kalimantan ingin berkunjung, disarankan untuk menggunakan jasa pemandu dari penduduk setempat. Selain memudahkan akses menuju lokasi, mereka juga sangat membantu ketika mencari lokasi kendang kerbau tersebut. Datanglah pada waktu pagi hari, karena di waktu tersebut biasanya kerbau-kerbau keluar dari kendang.

Jika memang tidak sempat, datanglah saat sore, dimana kerbau kembali masuk ke kendang, sehingga Kawan GNFI dapat melihatnya lebih leluasa. Selain itu Kawan GNFI juga bisa mendapat bonus yakni melihat pemandangan sore hari di rawa yang sangat indah.

Bagaimana, tertarik untuk berkunjung?


Catatan kaki: PesonaIndonesia | Kompas.com | PermataBorneo

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini