Tiga Obyek Wisata di Sumedang Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Paralayang

Tiga Obyek Wisata di Sumedang Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Paralayang
info gambar utama
  • Mengenal tiga obyek wisata yang menggelar kejuaraan dunia paralayang.
  • Ketiganya memiliki keunggulan dan potensi wisatanya masing-masing.
  • West Java Paragliding World Championship 2019 digelar pada 22-28 Oktober 2019.

West Java Paragliding World Championship 2019 telah berlangsung pada 22-28 Oktober 2019. Digelar di tiga obyek wisata di Sumedang, ketiga venue tersebut memiliki keunggulan dan potensi wisatanya masing-masing.

Pertama adalah Batudua. Obyek wisata ini terletak di kawasan Gunung Lingga, Cisitu, Sumedang, Jawa Barat. Batudua cukup populer sebagai destinasi wisata dirgantara. Destinasi ini pernah menjadi venue Pra Piala Dunia XC Paragliding 2013 dan Cabor Paralayang PON XIX 2016.

Menjadi venue utama, Batudua memiliki karakter unik. Berada di ketinggian 930 mdpl, Batudua menawarkan pemandangan indah dengan latar belakang Waduk Jatigede. Selain hamparan birunya air, wisatawan juga bisa menikmati beragam pemandangan indah pulau-pulau di Waduk Jatigede. Destinasi Batudua juga mudah dijangkau karena berada di poros jalan raya Sumedang-Wado.

BACA JUGA: Mengenal Batudua, Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Paralayang

Venue kedua adalah Puncak Damar Jatigede. Dikelola oleh Perhutani, destinasi ini dinilai sebagai salah satu spot foto terbaik yang berlatar utama juga Waduk Jatigede.

“Sebagai venueevent, ada banyak value yang ditawarkan Sumedang. Mereka memiliki banyak destinasi alam yang luar biasa. Batudua dan Puncak Damar Jatigede menjadi rekomendasi ideal untuk bersantai. Selain berkompetisi, peserta West Java Paragliding World Championship 2019 bisa bersantai sejenak di sana,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar, Dadang Rizki Ratman, dalam rilis pers yang diterima GNFI.

Lalu yang ketiga adalah Kampung Toga, yang terkenal dengan beragam fasilitas uji ketangkasannya. Selain fasilitas outbond tersebut, Kampung Toga pun menawarkan uji adrenalin melalui Paralayang dan Gantole.

Good News from Indonesia (GNFI) sempat berkunjung ke Kampung Toga di hari ketiga kejuaraan ini berlangsung. Letaknya tidak jauh dari pusat kota, dan opsi transportasi daring masih menjangkau kawasan tersebut. Akses jalannya juga tidak sulit, tidak terlalu menanjak.

BACA JUGA: Kekhasan Sumedang Bukan Hanya Tahu, Tapi Juga Udeng

Kampung Toga terpilih menjadi venue untuk penilaian accuracy. Panorama yang terhampar sangat indah, khas perbukitan dengan warna hijau dari pepohonan. Walau sinar matahari masih cukup menyengat, tapi udara yang berhembus sangat sejuk.

Berkat keasrian alamnya, jumlah wisatawan yang mengunjungi Sumedang terus meningkat. Pada 2018, pergerakan wisman di Sumedang mencapai 3.400 orang. Untuk wisnusnya 428,2 ribu orang.

Setahun sebelumnya, pergerakan wisman sekitar 3.395 orang dan 427,1 ribu wisnus. Saat ini Sumedang menargetkan kunjungan 25 ribu wisman dan 750rRibu wisnus di sepanjang 2019.

“Dengan beragam potensi yang ditawarkan, pergerakan wisatawan di Sumedang akan makin kompetitif. West Java Paragliding World Championship 2019 akan semakin menaikkan popularitas Sumedang. Ada banyak potensi pariwisata yang di-branding, termasuk beragam infrastruktur pendukungnya. Kami pun optimistis, pergerakan wisatawan semakin optimal,” ucap Menteri Pariwisata 2014-2019, Arief Yahya.**

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini