Gunung Puntang, Penghubung Antara Indonesia dan Belanda

Gunung Puntang, Penghubung Antara Indonesia dan Belanda
info gambar utama

Bandung merupakan daerah yang terkenal dengan banyaknya objek wisata. Salah satunya yaitu Puntang, sebuah objek wisata sejarah yang berlokasi di komplek Gunung Malabar pada ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut (mdpl), dengan suhu antara 18-23 derajat Celcius.

Gunung Puntang adalah sebuah area yang dikenal sebagai salah satu lokasi untuk berkemah, terletak di kawasan Bandung Selatan, area gunung Puntang sering dipadati oleh wisatawan yang mempunyai jiwa petualang.

Di lokasi ini terdapat gua yang mempunyai panjang sekitar 1 km, dan terhubung menuju Curug Siliwangi. Konon katanya beredar mitos, bagi siapa yang dapat menelusuri gua hingga ke curug Siliwangi, maka akan mendapatkan sebuah jimat dari peninggalan kerajaan Puntang.

Menurut cerita rakyat Pasundan, konon Prabu Siliwangi dalam masa pelariannya telah membuat sebuah kerjaan di daerah tersebut, dan diberi nama Negara Puntang.

Stasiun radio Malabar di kawasan Gunung Puntang, Bandung pada tahun 1923 | Foto: Beritagar.id
info gambar

Di bagian timur gunung Puntang terdapat sebuah kawasan yang bernama Batu Pedang, yang disebutkan sebagai benda pusaka Prabu Siliwangi.

Pada zaman Hindia Belanda tahun 1917-1929, kawasan gunung Puntang disebut sebagai salah satu jalur komunikasi yang strategis. Maka dari itu pemerintah kolonial Belanda membangun sebuah stasiun pemancar radio Malabar yang disebut sebagai stasiun radio terbesar di dunia saat itu.

Stasiun Radio Malabar, demikian namanya, dirintis oleh Dr. Cornelius Johannes de Groot pada 1923. Pemancar radio ini memiliki antena pemancar sinyal dengan panjang 2 kilometer, membentang di antara gunung Malabar dan Halimun dengan ketinggian 500 meter dari dasar lembah.

Hingga saat ini pun puing-puing bekas peninggalannya masih dapat dijumpai sebagai saksi sejarah. Selain itu, stasiun pemancar di lokasi ini banyak dibangun bangunan lain yang dijadikan sebagai komplek perkantoran serta rumah dinas.

Pada area tersebut, terdapat sebuah kolam yang diberi nama Kolam Cinta. Dinamakan begitu Karena bentuk dari kolam tersebut membentuk sebuah lambang cinta. Untuk kebutuhan listrik sendiri, dibangun pula pembangkit listrik pada tahun 1919, seperti Lamajan dan Plengan di kawasan Pangalengan.

Puing-puing bekas peninggalan stasiun Radio Malabar di Gunung Puntang, Bandung | Foto: Pesonaindonesia
info gambar

Komplek stasiun pemancar radio Malabar ini sudah lama hancur dan hanya tersisa puing-puing saja. Belum diketahui siapa dan pada tahun berapa kantor pemancar radio Malabar ini dihancurkan. Pastinya, kawasan ini banyak menyimpan sebuah peninggalan sejarah yang belum tergali dengan benar.

Pada bagian dasar lembah, dahulu terdapat bangunan yang cukup besar dan berfungsi sebagai stasiun pemancar untuk mendukung komunikasi ke Belanda yang berjarak 12.000 km dari Indonesia.

Dari segi fasilitas, gunung Puntang memang terbilang cukup lengkap. Di sini sudah tersedia tempat parkir kendaraan, toilet, mushola, area camping ground, hingga beberapa warung yang menjajakan makanan dan minuman.

Untuk Kawan GNFI yang ingin menikmati keindahan alam dan menjelajahi sisa sejarah di gunung Puntang, kalian tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Tiket masuk ke area gunung Puntang yakni seharga Rp 20.000 per orang.

Agar dapat mencapai lokasi dengan menggunakan kendaraan pribadi, bisa melalui tol Bandung. Kemudian, keluar melalui pintu tol Soreang, dan menuju Desa Cimaung.

Alternatif, pengunjung bisa juga keluar dari pintu tol Buah Batu untuk menuju daerah Banjaran terlebih dahulu, kemudian mengambil arah ke Desa Cimaung.


Catatan kaki: PesonaIndonesia | Beritagar.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

A.
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini