Bersama Robin, Bakat Bulu Tangkis Indonesia Merambah Dubai

Bersama Robin, Bakat Bulu Tangkis Indonesia Merambah Dubai
info gambar utama
  • Sepotong kisah tentang Robin Jainudin Nuar, pelatih bulu tangkis asal Indonesia di Dubai.
  • Di usianya yang masih muda, Robin telah menjalin kontrak dengan apparel ternama, dan bayaran melatihnya cukup tinggi.
  • Sejak usia 8 tahun pria asal Palembang ini mencintai bulu tangkis.

Robin di film Batman adalah sidekick si tokoh utama. Ia selalu menjadi pendamping Batman ke mana pun melawan siapa pun, dan di kala kemenangan diraih, tetap Batman yang banjir pujian. Tapi, Robin yang satu ini beda. Dialah salah satu tokoh utama di bulu tangkis UEA.

Pria bernama lengkap Robin Jainudin Nuar ini merupakan pelatih bulu tangkis yang masih sangat muda. Ia menjalani profesinya di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Sebuah negara yang terkenal dengan Burj Khalifa-nya yang tinggi menjulang itu.

Dalam siaran pers KJRI Dubai yang diterima GNFI, Robin menutukan dirinya sudah mengantongi sertifikasi pelatih dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) sejak tahun 2016. Ia juga memiliki pengalaman jadi pelatih di klub-klub ternama Indonesia. Modal itulah yang dibawanya merantau ke Dubai.

Di Dubai, Robin dikontrak selama dua tahun di salah satu sports academy. Bayarannya cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan masih ada sisa untuk ditabung. Fasilitas dan tunjangan yang disediakan juga sangat memadai.

“Sewa kamar akomodasi dan transportasi ditanggung Academy, juga mendapatkan tiket pesawat PP (pergi-pulang) satu kali setahun, bisa pulang ke Tanah Air. Tapi kalau makan biaya sendiri," ungkapnya

Robin yang lahir di Sungai Pedada, Palembang, juga menceritakan berkat prestasi yang diraihnya dalam membina anak didik di Dubai, ia ditawari kontrak kerja sama dengan LI-NING, salah satu apparel bulu tangkis asal Tiongkok, sampai tahun 2020.

BACA JUGA: Dramatis! Gelar Pertama untuk Praveen/Melati

Robin membintangi iklan LI-NING
info gambar

Cinta bulu tangkis sejak kecil

Ketika Robin berusia 8 tahun, orang tuanya pindah dari Sungai Pedada ke Bangka. Dari situlah awal mula kecintaan Robin pada bulu tangkis tumbuh. Itu dikarenakan di depan komplek rumahnya ada lapangan bulu tangkis yang tidak pernah sepi pengunjung.

Alhasil, anak keempat dari lima bersaudara pasangan Jainudin dan Rosida ini hampir selalu mengisi waktu luangnya dengan bermain bulu tangkis. Melihat bakat dan potensi anaknya, orangtua Robin kemudian memasukkannya ke sebuah klub bulu tangkis lokal, PB JBS di Bangka.

Seminggu tiga kali Robin Kecil berlatih di klub dengan rajin dan tekun. Berkat tekad kuat dan semangat baja itu pula, Robin bisa mengikuti kejuaraan lokal dan mempersembahkan medali kemenangan bagi kedua orang tuanya.

Impian Robin untuk menjadi pemain bulu tangkis internasional pun semakin kuat. Saat itu ia ingin mengikuti jejak idolanya, Taufik Hidayat dan Kento Momota (Jepang).

"Kalau di ganda saya suka Mohammad Ahsan," tuturnya dengan antusias, saat menyebut nama pemain yang bersama Hendra Setiawan menyabet gelar All England 2019 tersebut.

Robin (kiri) dan Mr. Raja Revathy (kanan), manajer LI-NING UEA
info gambar

BACA JUGA: Batik dan Blangkon Warnai Blibli Indonesia Open 2019

Visi masa depan

Sebagai pelatih asal Indonesia di Dubai, Robin berharap bisa menjadi pelatih nasional UEA, dan ikut menorehkan tinta emas mengangkat nama Indonesia di kancah internasional. Membuka klub bulu tangkis sendiri juga menjadi impiannya.

“Saya ingin menjadi pelatih nasional di sini atau negara mana saja, dan ke depannya saya juga ingin membuka klub bulu tangkis sendiri (SAQR Badminton Club/Academy),” ujarnya mantap.

Robin menjadikan sosok pelatih Rexy Mainaky dan Herry IP sebagai inspirasinya dalam melatih. Sarjana lulusan Sekolah Tinggi Olahraga Bandung (STKIP Pasundan-Cimahi) ini juga mengaku masih merasa perlu banyak belajar untuk mengejar impiannya.

“Saya masih harus banyak belajar, belajar dan terus belajar,” pungkas penyuka masakan khas lokal, mutton mandi dan chicken briyan ini dengan rendah hati.

Semoga dengan semangat terus belajar, kerja keras dan bekerja dengan hati sebagaimana filosofinya, cita-cita dan impiannya yang menjulang seperti Burj Khalifa menjadi kenyataan.

Maju terus, Robin!**

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini