Ternyata, Ada Tiga Pola Pergerakan Hiu Paus di Indonesia

Ternyata, Ada Tiga Pola Pergerakan Hiu Paus di Indonesia
info gambar utama
  • Terungkap tiga pola pergerakan hiu paus di Indonesia.
  • Penelitian ini dilakukan oleh Conservation International di tiga lokasi populasi hiu paus.
  • Dengan terungkapnya pola pergerakan hiu paus, bisa mendorong lokasi tersebut untuk mengembangkan potensi pariwisata.

Conservation International (CI) mengungkap ada tiga pola pergerakan hiu paus (Rhincodon typus) di Indonesia. Temuan ini dipaparkan di acara International Whale Shark Conference di Exmouth, Australia Barat, 28-31 Mei 2019.

Pengamatan dilakukan di tiga lokasi populasi hiu paus, yaitu Teluk Saleh di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Teluk Triton di Kabupaten Kaimana, dan Teluk Cendrawasih di Papua. Analisis ini didapat dari data pemasangan tag satelit pada 53 hiu paus di tiga tempat tersebut.

Pemasangan tag satelit di hiu paus | Foto: Abraham Sianipar/Conservation International
info gambar

Dikutip dari siaran pers yang diterima GNFI, Abraham Sianipar, peneliti dari CI, mengatakan ada tiga pola pergerakan populasi hiu paus yang teridentifikasi yaitu rumahan di Teluk Saleh, musiman di Teluk Triton, serta campuran dari keduanya di Teluk Cendrawasih.

“Rumahan artinya sebagian besar hiu paus berada di area tersebut sepanjang tahun. Musiman berarti
hiu paus hanya berada pada area tersebut pada waktu-waktu tertentu. Lalu, campuran merupakan
gabungan dari rumahan dan musiman. Mempertimbangkan seluruh hiu paus yang ditelusuri merupakan
individu yang belum mencapai kedewasaan, ini mungkin didorong oleh faktor makanan.” jelas Abraham.

BACA JUGA: Ini Magnet Pariwisata Baru di Teluk Saleh

Di Teluk Saleh, hanya empat dari 12 hiu paus yang berenang ke luar. Hiu paus sisanya berada di dalam
teluk bahkan beberapa di antaranya menetap selama 20 bulan.

Kemudian semua hiu paus yang dipasang tag di Teluk Triton menunjukkan pergerakan ke arah Laut Arafura. Mereka menghabiskan sekitar 35 persen waktunya di luar Kaimana.

Lalu hiu paus di Teluk Cendrawasih memperlihatkan pola pergerakan keduanya. Beberapa berada di dalam teluk hingga 26 bulan dan lainnya keluar selama lebih dari tiga bulan, sebelum pada akhirnya kembali lagi ke dalam teluk.

Tag satelit yang terpasang di hiu paus | Foto: Abraham Sianipar/Conservation International
info gambar

Abraham menilai pola pergerakan hiu paus rumahan di Teluk Saleh dan Teluk Cendrawasih terjadi
karena bentuk teluk yang tertutup dan terisolasi. Teluk Saleh ditutup oleh Pulau Moyo, sedangkan Teluk
Cendrawasih oleh Pulau Yapen dan Biak.

Selain itu, kedua teluk ini mendapatkan keuntungan dari ekosistem hutan mangrove yang menyediakan nutrisi dan makanan yang melimpah untuk hiu paus sepanjang tahunnya.

Untuk pola pergerakan musiman di Teluk Triton, disebabkan oleh bentuk teluk yang relatif terbuka dan kondisi oseanografi yang terpengaruh secara signifikan oleh perubahan musim angin.

Pada saat temperatur permukaan laut yang menjadi lebih dingin pada musim angin timur, nampaknya hiu
paus bergerak ke Laut Arafura untuk mencari makanan.

BACA JUGA: Hiu Paus Indonesia Menjadi Spotlight Konferensi di Australia

Dengan adanya informasi mengenai pola pergerakan di tiga tempat ini, maka dapat diprediksi
kemunculan spesies tersebut, dan bisa menunjukkan potensi besar di bidang pariwisata.

"Di Maladewa, pariwisata hiu paus memberikan pemasukan tahunan sekitar 130 miliar rupiah,” ungkap Abraham.

Pada September 2018, Desa Labuhan Jambu yang berada di Teluk Saleh telah meluncurkan pariwisata
hiu paus berbasis masyarakat. Dengan peluncuran ini, maka semua pengelolaan dan pendapatan dari
pariwisata ini dimiliki penuh oleh warga desa.

Bulan Mei lalu, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah, menetapkan Desa Labuhan Jambu sebagai salah satu dari 99 desa wisata prioritas di provinsi itu.**

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini