Alasan Sri Sultan Hamengkubuwono Menjadi PNS Pertama di Indonesia

Alasan Sri Sultan Hamengkubuwono Menjadi PNS Pertama di Indonesia
info gambar utama

Saat ini, sedang ada pembukaan pendaftaran CPNS atau Calon Pegawai Negeri Sipil di berbagai bidang instansi pemerintah. Namun, pernahkah Kawan GNFI sejenak menerka siapa PNS pertama di Indonesia?

Mungkin, masih belum umum diketahui bahwa Sri Sultan Hamengkubuwono IX biasa disingkat Sultan HB IX adalah PNS pertama di Indonesia. Ya, ayah dari Sri Sultan Hamengkubuwono X ini menjadi PNS pertama di Indonesia dengan NIP atau Nomor Induk Pegawai 010000001 dan ditetapkan menjadi pegawai sejak tahun 1940. Hal tersebut dibuktikan dengan kartu tanda pegawai Republik Indonesia milik Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang diterbitkan pada 1 Nopember 1974 dan ditanda tangani oleh kepala BAKN saat itu A.E. Manuhuruk.

Lalu, mengapa Sri Sultan Hamengkubuwono IX baru ditetapkan menjadi Pegawai Negeri Sipil pada tahun 1974 sementara ia telah menjabat sejak tahun 1940?

Kartu Pegawai Republik Indonesia milik Sri Sultan Hamengkubuwono IX | Foto : CNBC
info gambar

Melalui TEMPO, Penghageng Tepas Dwarapura Keraton Yogyakarta, Kanjeng Raden Tumenggung Jatiningrat atau Romo Tirun, memberikan penjelasan mengenai pertanyaan tersebut. Penuturannya mengungkapkan bahwa Sri Sultan Hamengkubuwono IX memiliki Nomor Induk Pegawai tersebut karena diberikan oleh Pemerintah Pusat. Hal tersebut disebabkan oleh sikapnya pada tahun 1940 atau saat Sri Sultan Hamengkubuwono IX mulai naik tahta menajdi Raja Keraton Yogyakarta. Romo Tirun menyatakan bahwa saat Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menjadi raja, Sri Sultan Hamengkubuwono IX memberikan pernyataan yang fenomenal di saat situasi Indonesia yang belum merdeka. Dalam pidato naik tahtanya yang bertepatan pada tanggal 18 Maret 1940, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menyatakan bahwa, “Di pundak saya, ada satu tugas yang berat. Saya harus mengharmoniskan antara yang Barat dan yang Timur, tanpa yang Timur kehilangan kepribadiannya. Walaupun saya mendapatkan pendidikan di Barat yang sesungguhnya, saya adalah tetap orang Jawa.” Pidato Sri Sultan Hamengkubuwono IX ditutup dengan pernyataan, “... maka saya akan mendharmabaktikan diri saya kepada nusa dan bangsa sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri saya.”

Sri Sultan Hamengkubuwono IX hendak dipilih menjadi wakil presiden untuk kedua kalinya namun ia menolak karena kesehatannya yang kian menurun. | Foto : ensiklopedia pramuka
info gambar

Pernyataan tersebutlah yang menjadi alasan pemerintah Indonesia memberikan Nomor Induk Pegawai pertama kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Hal tersebut dikarenakan pernyataan Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang berbunyi “saya akan mendharmabaktikan diri saya kepada nusa dan bangsa” yang dimaksud adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX akan mengabdikan diri untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, namun karena pada tahun 1940 Indonesia masih belum merdeka, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menyebut Indonesia sebagai “nusa dan bangsa”. Oleh sebab itulah pemerintah Indonesia mengapresiasi sikap Sri Sultan Hamengkubuwono dan mencatatnya sebagai Pegawai Negeri Sipil yang pertama di tahun 1974.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah ayah dari Sri Sultan Hamengkubuwono X yang lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat (kini Yogyakarta) pada 12 April 1912 dan wafat Di Rumah Sakit George Washington, Washington DC Amerika Serikat pada 2 Oktober 1988 karena serangan jantung. Selain menjadi Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX juga sempat menjadi wakil presiden Indonesia yang ke dua yakni di masa kepemimpinan presiden Soeharto. Pada tahun 1973 Sri Sultan Hamengkubuwono IX diangkat menjadi wakil presiden hingga tahun 1978. Sri Sultan Hamengkubuwono IX benar-benar mengabdikan dirinya kepada nusa dan bangsa sesuai dengan apa yang ia nyatakan saat pidato naik tahta menjadi Raja Keraton Yogyakarta. Perannya untuk bangsa Indonesia tidak hanya sekadar menjadi Gubernur Yogyakarta atau Raja Keraton Yogyakarta, Wakil Presiden Indonesia namun juga sebagai Bapak Pramuka Indonesia dan menduduki beberapa jabatan penting lainnya.


Catatan kaki: Wikipedia | Tempo

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Widhi Luthfi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Widhi Luthfi. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini