Mendidik Pemuda Tanggap Demokrasi

Mendidik Pemuda Tanggap Demokrasi
info gambar utama

Masih segar di benak kita semua mengenai pergerakan mahasiswa dari seluruh Indonesia, melakukan unjuk rasa di depan kantor DPR RI di Jakarta Pusat.

Ribuan mahasiswa melakukan unjuk rasa untuk menolak Revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana(RKHUP). Seperti yang telah kita ketahui, RKHUP 2019 menjadi perbincangan masyarakat karena terdapat beberapa pasal kontroversial.

Di antaranya denda Rp10 juta bagi peternak yang unggasnya berjalan ke kebun orang lain, dan seseorang yang menjadi gelandangan didenda Rp1 juta.

Pasal pasal tersebut yang kemudian dikritisi oleh banyak pihak, terutama mahasiswa. Aksi penolakan RKHUP kali ini tidak main-main, sebab ribuan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia rela turun ke jalan dan meninggalkan kelas dalam beberapa hari, demi melakukan demo.

Aksi serentak mahasiswa ini akhirnya ditanggapi oleh Sekjen DPR RI dan mendapat beberapa kesepakatan. Salah satu kesepakatannya dengan mahasiswa adalah Sekjen DPR RI akan mengundang dan melibatkan seluruh mahasiswa yang hadir dalam pertemuan tanggal 19 September 2019, dosen atau akademisi, serta masyarakat sipil untuk hadir dan berbicara di setiap perancangan UU lainnya yang belum disahkan.

Rencananya mahasiswa akan terus melakukan unjuk rasa sampai tuntutan mereka benar-benar terpenuhi. Namun akhirnya pada 30 September presiden Joko Widodo mengesahkan penundaan RKHUP tersebut.

Banyak pihak yang bangga dengan aksi mahasiswa turun ke jalan. Mereka tidak hanya sekadar membawa semangat, namun mereka juga membawa amanat rakyat.

Bisa jadi, apabila aksi unjuk rasa tidak dilakukan, RKHUP kontroversial tersebut disahkan dan banyak merugikan banyak pihak, terutama rakyat kelas menengah ke bawah. Kesenjangan sosial akan semakin parah, banyak rakyat kecil yang semakin tertindas.

Perlu kita sadari bahwa pemuda, khususnya para mahasiswa, banyak terlibat dalam perubahan-perubahan kebijakan pemerintah dari sebelum Indonesia merdeka hingga sekarang.

Dari aksi Sumpah Pemuda, Peristiwa Rengasdengklok, Reformasi, dan banyak lainnya. Mengutip dari penggalan pidato Soekarno “Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia”, sepertinya tepat apabila kita melihat lebih dalam sosok pemuda Indonesia.

Indonesia memiliki banyak pemuda dari Sabang hinggga Merauke dengan berbagai potensi kecerdasan yang ada di dalam diri mereka masing-masing.

Pemuda Indonesia yang memiliki jiwa dan semangat tinggi berpotensi memajukan bangsa Indonesia ke level yang tinggi di kancah Internasional.

Pengembangan pemuda yang optimal akan memberi dampak besar bagi kemajuan bangsa dan negara. Pemuda harus dididik dengan baik dan maksimal agar kelak mereka dapat berperan maksimal terhadap bangsa Indonesia.

Banyak pemuda yang mulai aktif dan peduli terhadap dunia politik bangsa Indonesia. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia, maka dari itu pemerintah seharusnya dapat lebih bijak dan mampu menerima aspirasi pemuda dan menanggapinya dengan sikap sangat terbuka.

Sebab dalam sejarahnya memang peran pemuda sangat mendukung kemajuan bangsa Indonesia sendiri. Pemuda dapat menjadi kontrol bagi renzim yang berkuasa, serta menjadi agen perubahan sosial.

Aksi pemuda telah dilakukan sejak dahulu sebelum bangsa Indonesia merdeka, dan aksi mereka selalu memberi kejutan bagi rakyat dan pemerintah.

Para pemuda terus melakukan pengkritisan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Beberapa orasi mahasiswa banyak menyadarkan akan pentingnya penegakan demokrasi dan kebijakan yang berfokus pada rakyat.

Mahasiswa telah banyak menyadarkan, bahwa kita adalah bangsa yang besar. Bangsa yang memiliki banyak suku, budaya, agama. Adakalanya setiap kebijakan pemerintah harus memikirkan setiap kondisi dari rakyat, agar tidak terjadi perpecahan ataupun kesengsaraan. Bukan kebijakan yang hanya mementingkan pemerintahan saja.

Pemerintah sebaiknya juga dapat menilai bahwa aksi-aksi mahasiswa ataupun pemuda bukanlah suatu bentuk separatisme, yang berusaha membuat bangsa Indonesia pecah.

Aksi pemuda sering kali dicurigai sebagai aksi yang dikendalikan oleh oknum-oknum yang memiliki kepentingan lain. Padahal, tidak semuanya begitu. Beberapa ada yang memang murni bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah yang menyimpang dan merugikan rakyat.

Pemuda Indonesia, khususnya para mahasiswa, menginginkan tegaknya demokrasi Pancasila yang adil dan menyeluruh, yang dapat menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia, hingga pelosok Nusantara.

Pemuda sadar bahwa bangsa Indonesia memiliki potensi besar menjadi bangsa yang maju, akan tetapi masih banyak oknum-oknum politik yang menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadinya.

Para pemuda juga harus menuntut pemuda-pemuda lainnya untuk lebih selektif dalam memilih dewan perwakilan yang akan menduduki pemerintahan dalam pemilihan umum.

Sebagai pemuda, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk menjadi agent of change. Pemuda sekarang harus lebih kritis dan bijak dalam menerima informasi, menentukan pilihan, serta bertindak.

Para pemuda harus melek politik, agar dapat memutus lingkaran setan yang ada di pemerintahan.

Demokrasi Pancasila yang sesungguhnya pun juga akan dapat terwujud dan mampu menyejaterahkan seluruh rakyat Indonesia dari Sabang hingga Merauke.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini