Begini Cara Kerja AI Lindungi Satwa Indonesia

Begini Cara Kerja AI Lindungi Satwa Indonesia
info gambar utama

Bagaimana tidak bahwa flora dan fauna Indonesia merupakan paling unik dan spektakuler? Flora yang ada di Indonesia ada sekitar 25.000 jenis atau sekitar 10% dari seluruh jenis flora di dunia.

Sedangkan fauna yang ada di Indonesia bedasarkan jenisnya ada mammalia (hewan menyusui) yang lebih dari 500 jenis, pisces (ikan) lebih dari 4.000 jenis, aves (burung) lebih dari 1.600 jenis, reptilia dan Amphibi lebih dari 1.000 jenis, lalu jenis insecta (serangga) ada lebih dari 200.000 jenis. Serta banyak lainnya masih belum terindetifikasi.

Berbicara mengenai fauna, beberapa dari data fauna di atas ternyata mengalami kelangkaan menuju kepunahan. Seperti halnya badak Sumatera dan badak Jawa, gajah Sumatera, kangguru wondiwoi, pesut Mahakam, dan lainnya.

Kangguru Wondiwoi yang Berada di Papua | Foto: Phinemo.com
info gambar

Selama bertahun-tahun, ahli biologi sudah menggunakan kamera sensor gerak untuk mempelajari pola dan populasi hewan yang hidup di berbagai kawasan. Hal ini bertujuan untuk meneliti apa saja yang dibutuhkan oleh hewan tersebut dan mencari solusi yang tepat untuk melindunginya.

Namun sangat disayangkan, karena pengelolaan data dan pembagian data yang berlum terkoordinir dengan baik, sehingga hal tersebut menjadikan upaya penafsiran citra gerak pada hewan terkadang menjadi buram hingga tidak mendapati hasil apapun.

Pada acara Press Briefing on New Wildlife Insights Platform, Google melalui Program Manager Google Earth Outreach, Tanya Birch, menyatakan bahwa Google bekerja sama dengan Wildlife Insights untuk mengumpulkan data dan mengenali citra fauna agar dapat berfokus kepada upaya pelestarian hewan.

Wildlife Insight, dalam siaran persnya menjelaskan bahwa mereka adalah sebuah organisasi yang mewadahi pengawasan binatang liar dengan menggunakan kamera sensor yang tersembunyi, dan tersebar di banyak titik pada suatu wilayah dalam hutan.

Mereka mengklaim bahwa teknologi yang mereka miliki mampu menjadi "The Most Comprehensive Wildlife Monitoring Platform On The Planet" (program yang paling mampu dalam hal pengawasan hewan liar di dunia).

Mengapa? Karena Wildlife Insights memanfaatkan kekuatan dari AI (Artificial Intelligence/kecerdasan buatan) yang terdapat pada ribuan kamera yang sudah tersebar di berbagai wilayah, termasuk Indonesia.

Tampilan Web Wildlife Insights | Foto: portal-teknologi.com
info gambar

Tak hanya itu, organisasi tersebut juga menjalin kerja sama dengan beberapa organisasi internasional seperti Conservation International, Map Of Life, Museum Of Natural Sciences, WCS, WWF, ZSL, Smithsonian, dan pastinya Google itu sendiri.

Google berperan sebagai bank data (Google Cloud) dari foto yang dihasilkan oleh pengamatan kamera tersembunyi di sudut-sudut hutan, dan membantu mengindentifikasi hasil citra dengan model AI pengindentifikasi yang dimilikinya. Juga ikut membantu memvisualisasikan margasatwa pada Google Maps.

Lembaga lainnya mendukung dan turut serta dalam aksi pelindungan, serta memudahkan para peneliti dan pekerja lingkungan untuk mengunggah dan mempelajari kondisi, dari data yang dihasilkan oleh teknologi kamera Wildlife Insight.

Data yang sudah terunggah dapat diakses seluruh orang, dan dapat memacu bergeraknya konservasi binatang liar.

Selain itu, data tersebut juga dapat membantu memetakan daerah manakah yang terdapat penurunan atau peningkatan kualitas hidup dari hewan-hewan tersebut.

Google telah mengambil sejumlah langkah untuk melestarikan dan melindungi margasatwa, termasuk meniadakan produk margasatwa ilegal dari layanan Google Shopping, turut mendanai Global Coalition to End Online Wildlife Trafficking bersama WWF.

Serta menerapkan machine learning untuk melindungi paus bungkuk dan memahami pergerakan dan ekologi mereka secara lebih baik berdasarkan data akustik.

Tindakan yang telah berjalan ini diharap sangat membantu masyarakat untuk lebih sadar dan mengenali kekayaan fauna pada daerahnya, menemukan solusi tepat untuk penanggulangan punahnya fauna, serta meningkatkan kepedulian terhadap kekayaan tersebut.


Referensi: Diskusi roundtable virtual di Google | Indonesia.go.id | informazone.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini