Jaka Arisandy, Sang Pemimpin Pertandingan Turnamen Dunia

Jaka Arisandy, Sang Pemimpin Pertandingan Turnamen Dunia
info gambar utama

Kontingen Indonesia tak hanya berjaya di Homeless World Cup (HWC) dari segi pemainnya saja, tapi ada juga wasit Indonesia yang harum namanya berkat ketegasannya dalam memimpin pertandingan di turnamen itu. Dia bernama Jaka Arisandy.

Jak, panggilan akrabnya, dulunya adalah pemain di HWC. Dia pertama kali bermain di turnamen internasional ini pada 2015. Saat berbincang dengan Good News from Indonesia (GNFI), Jak menceritakan atmosfer pertandingan di HWC berbeda dari pertandingan-pertandingan sepak bola lainnya.

"Atmosfernya nggak kaya sebuah pertandingan. Kaya kita lagi datang ke sana berkunjung terus kenal sama negara-negara lain, terus deket juga. Biasanya kalau turnamen tuh sama lawan saingan, ini mah kadang saling support juga," ujar pria berusia 27 tahun ini.

Kesan apik yang didapat Jaka tak hanya itu. Ia juga turut andil dalam prestasi juara 1 layer ketiga yang diraih tim Indonesia di Meksiko.

"Waktu itu juara 1 tapi di layer ketiga. Kan ada turnamen HWC, turnamen sponsor, sama yang terakhir itu City Cup. Jadi City Cup itu Amsterdam Cup. Kebetulan waktu itu juara satunya di Amsterdam Cup," kenang Jaka.

Jaka Arisandy saat berbincang dengan GNFI | Foto: Febriansyah T. Prasetyo/GNFI
info gambar

Awal mula jadi wasit

Karier Jaka sebagai wasit HWC dirintis sejak tahun 2016, yang berawal dari pelatihan wasit Homeless World Cup. Jaka mengaku awalnya tidak berminat mengikuti pelatihan, tapi dari pihak HWC ingin ada mantan pemain yang dipromosikan jadi wasit. Sebab, HWC sedang mengadakan program mantan pemain yang dipromosikan jadi wasit.

"Saya awalnya nggak berminat, tapi didorong buat ikutan. Tiba-tiba kepilih disuruh berangkat. Pertama tahun 2016 di Skotlandia," kenang Jaka.

Pemuda asal Bandung ini kemudian menceritakan pengalaman pertamanya memimpin pertandingan. Rasa berdebar muncul karena sama sekali tidak ada pengalaman jadi wasit, dan hanya bermodalkan tahu peraturan pertandingan saja.

"Tapi dari wasit-wasit senior ngedampingin juga, bantuin juga waktu pertama-tama. Cuma dikasihnya match-match yang ringan, karena kan masih baru," tutur Jaka, yang sejak kecil sudah akrab dengan sepak bola.

BACA JUGA: Rumah Cemara: Tentang Mengubah Stigma dan Berjuang di HWC

Jaka Arisandy (kanan) saat memimpin pertandingan di HWC Cardiff 2019 | Foto: Dok. Rumah Cemara
info gambar

Susunan wasit di Homeless World Cup berbeda dengan sepak bola lapangan besar. Kalau di sepak bola satu hakim garis beroperasi di satu garis lapangan, di HWC satu garis lapangan dijaga dua wasit.

Perbedaan juga dirasakan Jaka sebagai sang pengadil lapangan. Di HWC lebih sering terjadi benturan karena lapangannya kecil. Ini jauh berbeda dari sepak bola lapangan besar. Tapi, tekanan dari faktor eksternal di HWC tidak sebesar sepak bola profesional.

"Kalau di lapangan besar tekanannya lebih gede, ada suporternya juga lebih banyak. Kalau di HWC tekanannya beda," ungkap Jaka, sembari mengingat memori kala mengemban tugas.

Sebagai tambahan informasi, HWC adalah sepak bola mini yang dimainkan 4 lawan 4. Satu pemain sebagai kiper, dan 3 lainnya jadi pemain outfield.

Jaka Arisandy (kanan) bersama wasit-wasit HWC lainnya | Foto: Dok. Rumah Cemara
info gambar

BACA JUGA: Rumah Cemara: Tentang Rintangan Perjalanan dan Perbedaan Stigma

Perubahan setelah main di HWC

Jaka mengaku tujuannya main di HWC sedari dulu memang bukan mencari prestasi, jadi atlet, atau meraih pundi-pundi uang. Sejak awal tujuannya hanya satu, untuk menyatukan keluarganya yang sedang berkonflik.

Bak gayung bersambut, terpilihnya Jaka sebagai penggawa Indonesia di HWC ditanggapi positif oleh keluarganya. Perubahan perlahan terjadi, kedekatan terjalin kembali. Sesuatu yang tak bisa ditakar dengan nilai materi.

"Dari hubungan dengan keluarga jadi lebih baik gara-gara ikut HWC. Orang tua jadi ngejemput, nganter juga ke bandara," tutur Jaka, yang sekarang juga menjadi staf SFD (Sport for Development) bersama Gina Afriani Wulan Pratami.

Sampai sekarang, Jaka Arisandy masih tercatat sebagai wasit aktif di Homeless World Cup, dan menjadi satu-satunya wasit dari Indonesia.

Di gelaran Homeless World Cup 2020 yang diselenggarakan di Tampere, Finlandia, Jaka akan kembali bertugas. Ia menjadi satu dari 15 wasit dari berbagai negara, seperti Skotlandia, Australia, Belanda, Italia, Norwegia, Kanada, Portugal, Polandia, Meksiko, Wales, dan Austria.

"Kalau dipanggil berangkat, kalau tidak (dipanggil) yang nggak apa-apa," tutupnya.**

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini