Ketika Tugu Monas Berselimut Hologram Video Mapping

Ketika Tugu Monas Berselimut Hologram Video Mapping
info gambar utama

Siapa yang tak pernah mengunjungi Monas? Tentu saja semua Kawan GNFI pernah berkunjung ke sana, bukan?

Ya, Monas atau Monumen Nasional memang merupakan salah satu destinasi utama yang ada di pusat Jakarta, dengan menampilkan sosok Jakarta sebagai kota modern pusat seni dan budaya.

Tugu setinggi 132 meter atau 433 kaki ini juga menjadi tempat ideal bagi para wisatawan yang berkunjung untuk mendapatkan informasi cuplikan sejarah berkembangnya ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Puncak obor Monas | Foto: Opinikoe.id
info gambar

Monas yang dimahkotai lidah api dengan dilapisi lembaran emas yang berarti melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala ini, setiap tahunnya selalu memberikan hiburan yang berbeda untuk para pengunjung.

Tahun ini, Monas Week 2019 yang merupakan pekan pameran seni dan budaya menampilkan tiga pameran yang dapat disaksikan secara gratis.

Sebelumnya, bulan Juli lalu sudah diselenggarakan Pameran Hologram, dan Pameran Lighting Show pada bulan Agustus.

Kini, di bulan Desember, Monas menyajikan wisata edukasi dengan sejarah serta keindahan dan keragaman budaya Jakarta yang tampil dalam teknologi modern, yaitu Video Mapping.

Video Mapping atau pemetaan video merupakan sebuah teknik penggambaran dan penciptaan ilusi optis objek-objek tertentu dengan menggunakan efek pencahayaan atau proyeksi. Efek itu tercipta menggunakan laser, hologram, dan ilusi tiga dimensi.

Cuplikan Video Mapping Monas | Foto: Dessy Astuti/GNFI
info gambar

Video Mapping National Monument ini merupakan upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk lebih memperkenalkan Monas kepada seluruh Indonesia bahkan mancanegara.

“Pertunjukan Video Mapping ini bertujuan untuk mengedukasi, sebagai promosi potensi pariwisata Monas, untuk memperkuat hubungan dengan pelaku bisnis kreatif nasional hingga internasional, dan sebagai hiburan bagi masyarakat untuk menyambut tahun baru,” tutur Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Monas, M. Isa Sanuri.

Video Mapping yang ditampilkan mulai dari dasar pelataran cawan sampai leher hingga bagian bawah puncak Monas ini menampilkan berbagai konten yang beragam, antara lain mengangkat cerita tentang makna dan filosofi Monas, relief sejarah Indonesia, diorama museum sejarah nasional, sejarah proklamasi 1945, pembangunan ibukota Jakarta, kebudayaan betawi, dan semangat kebangsaan Indonesia.

Tidak hanya itu, pertunjukan Video Mapping ini juga akan diiringi dengan digital surround sound system yang atraktif.

Video mapping yang akan ditampilkan dengan durasi 25 menit ini diharapkan dapat memunculkan ketertarikan minat warga DKI Jakarta, seluruh Indonesia, bahkan mancanegara untuk tertarik berkunjung ke Monas.

Video Mapping Monas resmi dibuka jajaran Pemprov DKI Jakarta, Kepala UPK Monas, dan lainnya | Foto: Dessy Astuti/GNFI
info gambar

“Ini merupakan salah satu bentuk upaya Pemprov DKI Jakarta untuk menjadikan semua tempat wisata, terutama Monas, agar dapat terus menarik minat masyarakat, serta sebagai bentuk kolaborasi dengan Dinas Pariwisata,” ujar Asisten Bidang Perekonomian DKI Jakarta, Sri Haryati, saat memberikan sambutan pada acara Gala Premiere Video Mapping Nationa Monument, Jumat (20/12) di Sisi Barat Monas.

Penyelenggaraan Video Mapping National Monument di Kawasan Monas ini sudah dibuka sejak 22 Desember lalu hingga 31 Desember (kecuali 23 Desember) untuk menyambut pergantian tahun.

Pertunjukan ini terbuka untuk umum dengan jadwal tayang sebagai berikut:

Show Time 1: 19.00 – 19.25 WIB

Show Time 2: 20.00 – 20.25 WIB

Khusus untuk 31 Desember, pertunjukan akan berlangsung sebanyak lima kali hingga countdown pergantian tahun, berikut jadwalnya:

Show Time 1: 19.00 – 19.25 WIB

Show Time 2: 20.00 – 20.25 WIB

Show Time 3: 21.00 – 21.25 WIB

Show Time 4: 22.30 – 22.55 WIB

Show Time 5: 23.30 – 00.00 WIB

Selama pergantian dari show satu ke show lainnya, Video Mapping akan diselingi dengan air mancur menari untuk menemani pengunjung ke show Video Mapping berikutnya.

“Semoga Video Mapping ini dapat menarik minat masyarakat terutama generasi muda untuk lebih tahu sejarah tentang Monas. Agar mereka dapat memahami sejarah Monument Nasional dan pembangunan kota Jakarta dengan baik, serta bangga menjadi warga Indonesia,” harap Sri Haryati.***

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dessy Astuti lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dessy Astuti.

Terima kasih telah membaca sampai di sini