Gili Iyang, Pulau dengan Kandungan Oksigen Terbaik Nomor Dua di Dunia

Gili Iyang, Pulau dengan Kandungan Oksigen Terbaik Nomor Dua di Dunia
info gambar utama

Beberapa waktu yang lalu, Indonesia mengalami musibah berupa kebakaran hutan yang menyebabkan kualitas udara di wilayah kebakaran dan sekitarnya menjadi buruk. Dampak buruknya kualitas udara tersebut berimbas pada kesehatan penduduk. Sudah menjadi pengetahuan dasar bahwa udara merupakan peranan penting bagi makhluk hidup, tidak hanya manusia sebagai stakeholder kehidupan, bahkan tumbuhan pun memerlukan udara untuk fotosintesis. Meskipun sempat memiliki kualitas udara yang cukup buruk, namun Indonesia juga memiliki tempat dengan kualitas udara sangat baik, bahkan menempati posisi kedua di dunia. Tempat tersebut bernama Gili Iyang atau pulau Gili Iyang yang berada di bawah pemerintahan Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Gili Iyang menjadi tempat dengan kualitas udara terbaik di indonesia dan nomer dua di dunia setelah laut merah di Yordania, hal tersebut tercatat pada survei yang dilakukan oleh Air Visual Air Quality Index (AQI). Selain itu, Lembaga Penelitian Antariksa Nasional (LAPAN) juga pernah melakukan penelitian di Gili Iyang pada tahun 2006. Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Bapedda Kabupaten Sumenep mencatat pada tahun 2011 angka kandungan oksigen di Gili Iyang bisa lebih rendah hingga 20,9 persen. Itu terjadi di waktu-waktu tertentu, seperti pada bulan Februari. Kandungan karbon dioksida yang ada di Gili Iyang hanya sekitar 26,5 persen, sementara tingkat kebisingannya hanya 36,5 dB. Hal inilah yang menandakan bahwa Gili Iyang masih sangat alami dan jauh dari polusi. Pada survei yang dilakukan oleh Air Visual yang dikeluarkan pada pertengahan tahun 2019 Gili Iyang memiliki oksigen terbaik kedua, setelah Yordania, yaitu memiliki kandungan oksigen cukup tinggi, sekitar 21,5 persen.

Tepi Gili Iyang | Foto : Tempat Wisata
info gambar

Bagusnya kualitas udara di Gili Iyang bukan tanpa sebab. Gili Iyang memiliki kualitas udara yang sangat baik karena kondisi alamnya yang masih terjaga. Selain itu, Gili Iyang juga jauh dari kata polusi karena jarangnya kendaraan bermotor yang melintas di Gili Iyang. Pohon-pohon yang tumbuh di Gili Iyang pun sangat subur dan rindang, sehingga produsen udara berkualitas pun ada dalam jumlah yang banyak. Kualitas udara yang bagus juga berdampak pada kualitas hidup penduduk di Gili Iyang. Para penduduk di Gili Iyang tercatat memiliki angka harapan hidup lebih lama dari pada penduduk lainnya, hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya penduduk yang berusia lebih dari 100 tahun.

Gili Iyang tidak hanya dikenal karena memiliki kualitas udara yang bagus, namun juga keindahan alamnya yang menawan. Gili Iyang dihiasi stalaktit dan stalagmit di beberapa sudut, menyajikan pemandangan laut yang indah dan adanya banyak gua yang pantas untuk dijelajahi. Untuk Kawan GNFI yang tertarik mengunjungi Gili Iyang, pertama-tama Kawan GNFI harus berada di Kabupaten Sumenep dan menuju ke kecamatan Dungkek yang jaraknya sekitar 28 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Sumenep. Selanjutnya, Kawan GNFI dapat menyewa kapal menuju Gili Iyang dengan waktu tempuh sekitar 40 menit dari Pelabuhan Dungkek menuju Gili Iyang yang melingkupi dua desa yakni Desa Ban Raas dan Bancamara.

Stalaktit dan Stalakmit yang menghiasi beberapa sudut Gili Iyang | Foto : Blog Dharmawisata Indonesia
info gambar

Nah, karena Gili Iyang memiliki kualitas udara yang bagus, maka pengunjung pun harus ikut menjaga kondisi di sekitar, salah satunya adalah dengan cara tidak mencemari alam. Tidak hanya berlaku di Gili Iyang, namun sikap menjaga alam harus diterapkan di mana pun berada. Karena harus ada simbiosis mutulaisme antara alam dan manusia sehingga keseimbangan akan tetap terjaga.

Catatan kaki: kumparan | travel detik

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Widhi Luthfi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Widhi Luthfi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini