Berkiblat ke Surabaya untuk Penanganan Banjir

Berkiblat ke Surabaya untuk Penanganan Banjir
info gambar utama
  • Melihat cara Surabaya menangani banjir.
  • Baniir sempat menggenangi sejumlah kawasan Surabaya pada Rabu (15/1).
  • Berbeda dengan Jakarta, banjir di Surabaya saat itu hanya berlangsung tiga jam.

Sebagian wilayah Surabaya sempat terendam banjir pada Rabu (15/1). Namun berbeda dengan Jakarta yang banjirnya berlangsung harian, di Surabaya sudah surut dalam 2-3 jam saja.

Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini, di acara Indonesia Millennial Summit 2020 by IDN Times hari ini (17/1), membeberkan bagaimana kiat Surabaya menangani banjir.

"Kami punya rumah pompa air. Ini fungsinya untuk mengatur ketinggian muka air. Soalnya di Kota Surabaya sekarang hujan deras luar biasa, 150-180 meter kubik per detik," ucap Risma, dikutip dari IDN Times.

Rumah pompa air di Surabaya | Foto: Fajar Mujianto/jatimnow.com
info gambar

BACA JUGA: Inilah 20 Kota/Kabupaten Paling Makmur di Indonesia

Rumah pompa ini selalu menyala tepat waktu saat dibutuhkan. Situasi ini berbeda dengan di Jakarta, yang saat banjir melanda banyak pompa air yang mati, sehingga air tidak tersedot.

"Ya iyalah. Saya kan punya kamera yang bisa mantau rumah pompa saya," lanjut Risma, seraya menunjukkan gawainya yang terkoneksi dengan CCTV di rumah-rumah pompa air Surabaya.

Selain itu, sepanjang tahun 2019 Surabaya menambah tujuh pembangunan bozem (danau buatan) baru, sehingga total memiliki 72 bozem. Adanya bozem-bozem ini dapat menampung air hujan hingga 6.164.899 meter kubik.

Pembuatan bozem di Surabaya | Foto: Istimewa
info gambar

Pemkot Surabaya melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya, juga menambah pembangunan rumah pompa menjadi total 58 unit di seluruh kota Surabaya.

Kombinasi bozem dan pompa ini bisa mempercepat penyerapan air hujan dan mengalirkannya kembali ke laut. Jadi, kalaupun ada banjir, tidak berlangsung lama.

Aksi-aksi pengurukan sungai dan pembersihan saluran dari sampah juga rutin dilaksanakan di Surabaya, baik hari kerja maupun akhir pekan. Kini, total panjang saluran terbuka dan tertutup (box culvert) di Kota Pahlawan mencapai 293,87 kilometer.

BACA JUGA: Pertama di Indonesia, Ruas Tol yang Mempunyai Nada Lagu Saat Dilewati

Tapi kenapa bisa banjir?

Banjir di Surabaya pada Rabu (15/1) menggenangi sejumlah kawasan seperti depan Ciputra World sampai kompleks pertokoan Darmo Park II di Jl. Mayjend Sungkono, daerah Ketintang, Kupang Indah, Jl. Indragiri, Bogowonto, Jl. dr. Soetomo, kawasan Tandes, Lidah Kulon, Lidah Wetan, Simo Hilir Raya, dan Sememi.

Genangan air tertinggi ada di Jl. Simo Hilir Raya Utara yang mencapai 80 sentimeter. Untuk genangan di jalan, rata-rata setinggi 10 sentimeter. Air mulai naik sekitar pukul 16.00 WIB dan sudah surut pukul 20.00 WIB.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya, Erna Purnawati, menerangkan curah hujan yang tinggi membuat air perlu waktu untuk masuk ke drainase.

"Tak ada catatan dan laporan korban jiwa. Banjir cukup cepat surutnya yakni sekitar tiga jam sudah surut total," ucap Kepala Bidang Operasional Damkar Kota Surabaya, Bambang Vistadi, dikutip dari suara.com.

Referensi: idntimes.com | suara.com | kumparan.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini