Pantai Pulau Merah, Eksotisme Senja di Ujung Timur Pulau Jawa

Pantai Pulau Merah, Eksotisme Senja di Ujung Timur Pulau Jawa
info gambar utama

Hanya 60 kilometer, atau tiga jam dari pusat kota Banyuwangi, kita dapat dengan mudah menemukan Pantai Pulau Merah. Tak hanya jalanan yang sudah terbilang mulus, banyaknya papan petunjuk juga sangat memudahkan kita untuk menyambangi pantai yang terletak di Dusun Pancer, Sumberagung, Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi tersebut. Meskipun sekelas pantai-pantai di Bali, tetapi harga tiket masuk di pantai ini terbilang bersahabat, yakni hanya Rp8.000 saja.

Sepanjang jalan menuju pantai berpasir putih ini, mata akan dimanjakan dengan hamparan perkebunan Buah Naga, Jambu Kristal, serta Jeruk. Sempatkan mampir untuk membeli buah tersebut, karena akan sangat menyenangkan menikmati buah yang manis dan baru saja dipetik, sambil merasakan tiupan angin yang sepoi-sepoi.

Pulau Merah di senja hari
info gambar

Sebelum berganti nama menjadi Pantai Pulau Merah, dahulu bernama Pantai Ringin Pintu. Ada dua versi yang menyertai bergantinya nama pantai tersebut. Pertama, nama Pulau Merah merujuk pada bukit setinggi 200 meter yang menjorok dari tepi pantai. Bukit ini memiliki tanah yang sangat merah, meskipun tidak begitu terlihat karena tertutup berbagai vegetasi tumbuhan hijau. Versi lainnya, dinamakan Pantai Pulau Merah karena banyak masyarakat sekitar yang melihat kilatan cahaya berwarna merah di pantai tersebut.

Sangat disarankan datang ke pantai ini diatas pukul 16.00 WIB, menjelang senja tiba. Di waktu ini, air laut akan surut, sehingga kita dapat berjalan kaki menyeberang ke bukit tersebut. Saat menyeberang, sempatkan untuk melihat ke bawah, karena ada berbagai biota laut unik yang tertinggal ketika air surut. Namun, tetap perhatikan keselamatan dengan memakai alas kaki, supaya tidak terluka karena menginjak cangkang atau biota laut yang tertinggal.

Masih banyak nelayan lokal yang berlayar dari Pantai Pulau Merah
info gambar

Selain berjalan-jalan ke pulau tersebut, kita juga dapat menikmati senja sambil duduk di kursi di pinggir pantai. Kursi berpayung tersebut disewakan dengan harga sekitar Rp25 ribu untuk satu jam. Di sini kita dapat sembari menikmati kuliner yang dijajakan di sekitar pantai, seperti rawon, rujak soto, rujak bakso, dan lain sebagainya.

Tak hanya surfer lokal, surfer mancanegara pun sering berselancar disini - foto : www.instagram.com/thisiswulanjarii/
info gambar

Memiliki ombak setinggi 2-4 meter, sangat tidak disarankan untuk berenang di pantai, apalagi untuk anak kecil. Meski demikian, pantai ini justru menjadi tempat favorit para peselancar, terlebih dasar pantai tersebut tak memiliki banyak karang.

Tidak perlu khawatir jika tidak membawa papan selancar, karena di pantai yang terhampar sekitar 3 kilometer ini, terdapat beberapa persewaan dengan kisaran harga Rp50 ribu. Untuk yang ingin belajar, bisa juga sambil meminta bantuan instruktur, dengan menambah Rp150 ribu hingga Rp200 ribu, untuk biaya jasa instruktur.

Di sekitar area parkir, terdapat Pura Tawang Alun yang sering digunakan untuk beribadah Umat Hindu. Ada kisah yang cukup menarik dari Pura Tawang Alun, yakni, pura ini adalah satu-satunya bangunan yang tidak hancur ketika tsunami memporakporandakan seluruh bangunan di kawasan ini di tahun 1994.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini