Dinilai Efektif Atas Banjir, Terowongan Nanjung Diresmikan

Dinilai Efektif Atas Banjir, Terowongan Nanjung Diresmikan
info gambar utama

Sejak beberapa hari terakhir, banjir menggenangi daerah Bandung, Jawa Barat. Ada sekitar lima kecamatan yang terendam banjir akibatan luapan Sungai Citarum, di antaranya Kecamatan Bojongsoang, Kecamatan Rancaekek, Kecamatan Dayeuhkolot, Kecamatan Baleendah, dan Kecamatan Majalaya.

Untuk menanggulangi hal tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelesaikan pembangunan Terowongan Nanjung yang sempat mangkrak selama 15 tahun.

Dilansir dari Sekretariat Presiden, Rabu (29/1) Presiden Joko Widodo meresmikan Terowongan Nanjung yang berada di Kawasan Hulu Citarum di Curug Jompong, tepatnya di Desa Lagadar, Kecamatan Marga Asih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Ridwan Kamil dan Presiden Jokowi meninjau Terowongan Nanjung | Foto: Laily Rachev/BPMI Setpres
info gambar

Terowongan Nanjung dibangun sebagai solusi untuk mengatasi penyempitan alur Sungai Citarum di titik tersebut akibat kontur berbatu kanal Curug Jompong.

Akibatnya, aliran air dari hulu menuju hilir hingga ke Waduk Saguling di Kabupaten Bandung Barat tersebut sering terhambat.

Dijuluki sebagai terowongan kembar, terowongan ini menjadi bagian dari instrumen pengendali banjir di sekitar wilayah Sungai Citarum.

Terowongan yang dinilai dapat mengatasi banjir di Bandung ini menembus tebing sepanjang 230 meter dengan terdiri dari dua terowongan besar berdiameter delapan meter.

Proses pengerjaan dimulai sejak November 2017 oleh kontraktor KSO PT. Wijaya Karya dan PT. Adhi Karya dengan memakan anggaran APBN sebesar Rp316,01 miliar.

Kedua terowongan besar tersebut akan mengurangi banjir di daerah Dayeuh Kolot, Baleendah, Andir, dan sekitarnya.

Dilansir dari tempo.co, dengan dirampungkannya pengerjaan proyek tersebut maka total luas genangan di Kabupaten Bandung ditargetkan bisa berkurang dari 3.461 hektare menjadi 2.761 hektare.

Seperti yang tertulis pada unggahan akun instagram resmi @kemenpupr, Keberadaan Terowongan Nanjung dinilai dapat meningkatkan kapasitas Sungai Citarum Jawa Barat sebesar 669 meter kubik per detik.

Di samping, tujuan dibangunnya terowongan ini juga untuk mempercepat aliran Sungai Citarum saat banjir, sehingga dapat mengurangi lama genangan dan luas genangan di beberapa daerah, seperti Dayeuhkolot, Baleendah, Andir dan sekitarnya.

Potret Terowongan Nanjung | Foto: Dokumentasi PUPR
info gambar

Total luasan genangan banjir semula 3.461 hektare berkurang menjadi 2.761 hektare setelah dibangun terowongan ini.

Sebelum adanya terowongan tersebut, luas genangan akibat banjir yang biasa terjadi di sekitar wilayah tersebut bisa mencapai 490 hektare, seperti pada tahun 2016 lalu.

Kini, setelah terowongan mulai dioperasikan, luas genangan sebagai dampak banjir dapat dikurangi hingga menjadi 80 hektare.

“Tadi sudah disampaikan Pak Gubernur bahwa tahun ini genangan banjirnya surut sangat drastis dari luas genangan 490 hektare menjadi 80 hektare. Dari yang dulunya terkena dampak 159 ribu jiwa menjadi 77 ribu. Ini juga turunnya sangat drastis,” tutur Presiden Jokowi saat peresmian Terowongan Nanjung yang dikutip dari Siaran Pers Sekretariat Presiden.

Meski demikian, Presiden mengatakan bahwa pembangunan sistem pengendali banjir secara menyeluruh di wilayah tersebut masih akan terus dilanjutkan. Pihaknya akan terlebih dahulu memberikan perhatian penuh bagi penataan wilayah hulu Citarum sebelum beranjak menuju bagian hilirnya.

“Ada satu dua pembangunan yang ingin kita selesaikan pada tahun ini yang masih menjadi PR, yaitu satu sodetan dan satu kolam retensi. Kalau ini sudah bisa diselesaikan insyaallah nanti setelah tahun 2020 banjir yang dulunya selalu terjadi di cekungan Bandung ini insyallah tidak terjadi pada tahun-tahun mendatang,” lanjutnya.

Di samping itu, presiden mengharapkan agar pembangunan infrastruktur pengendali banjir ini juga diikuti secara paralel oleh pekerjaan-pekerjaan pendukung lain seperti rehabilitasi lahan, reboisasi, dan lain sebagainya.

Senada dengan Presiden Jokowi, Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat pun mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai karena hal itulah yang menjadi sumber masalah meluapnya Sungai Citarum.

"Jadi saya imbau warga, bersama kami pemerintah turut membantu minimal mengubah perilakunya tidak membuang sampah sembarangan," ujar Ridwan Kamil dikutip dari detik.com

Referensi: setpres.setneg.go.id | Tempo.co | Detik.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dessy Astuti lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dessy Astuti.

Terima kasih telah membaca sampai di sini