Indonesia sekarang memiliki beberapa "unicorn" alias perusahaan rintisan digital (startup) yang memiliki valuasi di atas 1 miliar dollar AS atau Rp 13,6 triliun. Belakangan, menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Plate mengisyaratkan bakal ada unicorn baru dari Indonesia pada 2020. Hal tersebut disampaikannya usai acara Indonesia Millenial Summit 2020 di Jakarta pekan lalu.
Tak hanya itu, Johnny juga memprediksi bahwa akan ada startup unicorn yang naik status menjadi decacorn dengan valuasi yang menembus 10 miliar dollar AS atau Rp 136 triliun.

"Ada yang potensial naik jadi unicorn, ada juga unicorn yang naik jadi decacorn," tutur Johnnya, seperti dihimpun KompasTekno dari Antara, Senin (20/1/2020). Johnny tak menjelaskan startup mana persisnya akan akan menjadi unicorn tahun ini, ataupun unicorn yang bakal menyandang status decacorn. Dia hanya menyebutkan bahwa calon unicorn baru Indonesia bergerak di bisnis multiplatform.
Saat ini Indonesia memiliki lima unicorn, yakni Gojek, Bukalapak, Tokopedia, Traveloka, dan Ovo. Gojek bahkan sudah menapai valuasi decacorn.
Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) menilai, perusahaan rintisan dari tiga sektor berpeluang meraih status unicorn tahun ini. Ketiga sektor itu yakni teknologi finansial (fintech), kesehatan (healthtech), dan pendidikan (edtech).
“Ketiganya memiliki peluang yang masih besar untuk masuk ke stage unicorn,” kata Ketua Amvesindo Jefri R Sirait kepada Katadata.co.id Kamis (9/1). Namun, ia enggan menyebutkan jumlah startup yang berpotensi menjadi unicorn di 2020.

Jefri menjelaskan, salah satu startup pendidikan yang berpeluang menyandang status unicorn yaitu Ruangguru. Perusahaan rintisan ini baru saja mendapat pendanaan seri C senilai US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun. Investasi itu dipimpin oleh modal ventura asal Amerika Serikat (AS), General Atlantic dan GGV Capital.
Secara keseluruhan, ketiga sektor itu berpotensi menjadi unicorn dilihat dari sisi kapabilitas, nilai investasi dan peluang pasarnya. “Pasar masih luas dan itu membutuhkan inovasi yang dapat di-deliver oleh ketiganya,” kata Jefri.
Sepengetahuannya, investor tertarik menanamkan modal di startup yang bergerak di ketiga sektor itu tahun ini.