Tentang Diaspora Turki, Anak Muda dan Inspirasi

Tentang Diaspora Turki, Anak Muda dan Inspirasi
info gambar utama

Awal Februari 2020, diaspora Indonesia di Turki yang tergabung dalam satu payung besar bernama Perhimpunan Pelajar Indonesia di Turki (PPI Turki) menyelenggarakan Musyawarah Tahunan (MUSTA) yang mana PPI Kayseri sebagai penyelenggara mengundang dua tokoh muda yakni Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Turk, H.E Lalu Muhammad Iqbal dan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Republik Indonesia Dr. Jerry Sambuaga. Kedua tokoh ini berbicara untuk menginspirasi para diaspora Indonesia di Turki dalam kemasan talkshow “Inspiration Day”.

Dalam helatan ini, Konsulat Kehormatan Kayseri Tahir Nur Sacan Mengutarakan pendapatnya tentang hubungan Indonesia dan Turki. Dia berkata bahwa Indonesia dan Turki itu merupakan saudara dekat yang persaudaraannya perlu dipertahankan

“Indonesia dan Turki ini memiliki jarak yang sangat jauh dari segi geografis, namun dalam rasa persaudaraan kita memiliki kedekatan yang luar biasa.” Ujarnya.

Tumpeng dan Budaya Indonesia

Budaya Indonesia menjadi sajian dalam acara yang dihadiri oleh 124 peserta sebagai perwakilan dari 13 PPI Wilayah di Turki. Tumpeng, salah satu sajian sarat makna yang seringkali ada di suatu acara sukuran dan lain sebagainya. Konsulat Kehormatan Kayseri sempat heran dan mencoba tumpeng ini. Ia tampak menikmati nasi tumpeng ini setelah prosesi potong tumpeng.

Tak kalah menakjubkan, PPI Kayseri menyuguhkan Tarian Tarek Pukat yang berasal dari Aceh Gayo dan Tari Topeng yang berasal dari Cirebon. Tamu kehormatan merasa terhibur dengan kebudayaan yang berasal dari Indonesia ini. Bahkan, Tahir secara spontan mengajak berfoto bersama dengan para penari saking terkesimanya dengan budaya Indonesia.

Budaya Indonesia dalam helatan ini menjadi suatu elemen diplomasi kebudayaan yang cukup kuat dan seringkali digunakan diberbagai acara Internasional.

Anak Muda, Kesempatan dan Hambatan

Anak Muda Indonesia merupakan tombak perubahan untuk Indonesia. Dalam acara Talkshow Dr. Jerry Sambuaga berbicara pentingnya konsistensi dalam meraih masa depan. DIa juga membagikan kisahnya tentang bagaimana menghadapi bayangan nama besar keluarga.

“Banyak sekali di era sosial media ini yang mengatakan jika seseorang sukses namun memiliki riwayat keluaga yang sukses juga adalah hal biasa sedangkan jika tidak sukses justru semakin mendapat cibiran”, ungkapnya.

Menurutnya, setiap orang memiliki jalannya masing-masing terlepas mendapat privilege maupun tidak. Pun meski memiliki privilege namun tidak mampu menggunakan dengan baik, malah menjadi momok yang tak terhindarkan.

Mengenai dinamika anak muda, yakni quarter life crisis, kedua tokoh memiliki pendapat bahwa setiap orang pasti mengalaminya, termasuk mereka berdua. Namun keduanya menekankan pentingnya percaya kepada diri sendiri bahwa apa yang dilakukannya tidak sia-sia. Kedua tokoh ini juga pernah mengalami fase ini.

Sehubungan dengan hal itu, diaspora Indonesia di Turki memiliki kesempatan yang berbeda, karena bisa merasakan kuliah dan belajar di luar negeri. Meski banyak tantangan yang harus dihadapi ketika pulang ke Indonesia, menurut kedua pembicara ini, kualitas dan jaringan merupakan kunci untuk meraih kesuksesan. Untuk itu, keduanya berharap bahwa para diaspora ini mengembangkan diri sebaik-baiknya di Turki untuk masa depan yang lebih baik.

H.E Lalu Muhammad Iqbal dan Dr. Jerry sepakat bahwa harapan adalah poin kuat yang harus dipertahankan. Sejatinya anak muda tidak melepas harapan dan impian yang dipunya, apapun halangannya. Kedua tokoh ini merupakan tokoh muda yang mampu meraih kesuksesan di usia yang relatif muda. H.E Lalu Muhammad Iqbal merupakan dubes termuda Indonesia saat ini, diraihnya ketika umurnya 47 tahun karena pencapaian dan prestasinya. Sedangkan Dr. Jerry menjadi Wamendag ketika saat ini usianya menginjak 34 tahun. keduanya mampu meraih posisi yang luar biasa di usia yang relatif muda.

Sebagai ketua Musta PPI Turki, Dony Kukuh Permadibyo mengatakan bahwa acara ini (MUSTA) adalah agenda tahunan dimana berkumpulnya seluruh pelajar yang tersebar di tanah Anatolia dimana harapan besar ada di dalamnya.

“Kedepannya, saya berharap MUSTA mampu mendatangkan tokoh-tokoh penting yang akan berkontribusi besar antar kedua negara, saya merasa bangga menjadi insan Indonesia yang bisa berkontribusi di negeri dua benua ini”, tuturnya.

Acara yang dihadiri juga oleh perwakilan dari YTB, yayasan Suleymaniye di Kayseri , Ketua PPI Turki Darlis Aziz dan Koordinator PPI Amerika-Eropa (AMEROP) Mohamad Fajar Haqi Ismaya, ini didukung juga oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara, Konsulat Jenderal Republik Indonesia(KJRI) di Istanbul, Atase Pertahanan Indonesia di Ankara, Atase Kepolisian Indonesia di Ankara, KBRI Ankara Fungsi Ekonomi , KOSB, dan Departmen Agama di Kayseri

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini