Perhimpunan Pelajar Indonesia di Dunia Mengabdi untuk Pendidikan

Perhimpunan Pelajar Indonesia di Dunia Mengabdi untuk Pendidikan
info gambar utama

Sebanyak 783 pemuda-pemudidari berbagai daerah di Indonesia, menyatakan dirinya siap berkontribusi dalam agenda bertajukPerhimpunan Pelajar Indonesia di Dunia (PPI Dunia) Mengabdi. Tim inti dari PPI Dunia Mengabdi besutan Komisi Pendidikan tersebut melakukan seleksi ketat, sehingga hanya sekitar 15% dari jumlah awal yang lolos menjadi relawan PPI Dunia Mengabdi tahun 2020. Seratus dua puluh relawan terpilih tersebut menjadi garda terdepan dalam menyukseskan agenda pengabdian kepada masyarakat terbesar dari PPI Dunia ini.

Bekerjasama dengan sebelas organisasi lokal, juga termasuk di dalamnya adalah Ikatan Guru Indonesia dan Senyum Desa, PPI Dunia Mengabdi berhasil menghadirkan kolaborasi mandiri antara para pemuda, masyarakat setempat, juga anak-anak di beberapa desa yang menjadi bidikan utama agenda ini. Semua pihak bergerak dengan spirit yang sama, yaitu ingin memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk masyarakat sekitar, juga keinginan untuk berbagi kepada sesame, dari apa yang mereka punya.

Yovandra, Ketua Panitia PPI Dunia Mengabdi berujar, “Spirit para relawan ini benar-benar hadir karena keterpanggilan untuk mengabdi”. Upaya koordinasi untuk mewujudkan niat dan semangat menjadi sebuah teknis kegiatan yang sistematis dan menarik untuk dieksekusi, ia lakukan setiap selesai kuliah di malam hari. Yovandra mengungkapkan, bahwa semangat yang tinggi dari para relawan ketika diajak berkoordinasi tersebut adalah bahan bakar utama dalam menentukan suksesnya agenda ini.

Selanjutnya, relawan-relawan tersebut dibagi menjadi beberapa tim. Satu tim terdiri dari 23 orang untuk satu area mengajar. Tentunya, untuk semakin meningkatkan kebersamaan, dalam satu tim dibuat sedemikian rupa agar mahasiswa Indonesia dari dalam dan luar negeri bisa berkolaborasi. Kegiatan pengajaran selama empat hari di sekolah-sekolah yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Terlebih, PPI Dunia Mengabdi juga berfokus pada sekolah-sekolah yang memiliki keterbatasan akses teknologi dan informasi. Tujuh titik yang menjadi target PPI Dunia Mengabdi 2020 adalah: 1) Desa Pesanggaran, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur; 2) Desa Kanrepia, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan; 3) Desa Karangpuang, Kab. Mamuju, Sulawesi Barat; 4) Nagari Muaro, Kab. Sijunjung, Sumatera Barat; 5) Kec. Pariangan, Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat; 6) Desa Metesih, Kab. Madiun, Jawa Timur; dan 7) Dusun Nyaromot, serta Desa Banjar, Kec. Kedungdung, Kab. Sampang, Madura, Jawa Timur.

Banyak sekali fakta-fakta mencengangkan yang didapatkan oleh para relawan. Beberapa diantaranya yaitu, tak sedikit dari masyarakat di wilayah-wilayah tersebut yang belum mengetahui tentang keberadaan universitas-universitas di Indonesia. Bahkan tak hanya keberadaanya, nama dan spesifikasi ilmu apa saja yang tersedia di masing-masing universitas pun masih minim. Cerita lain lagi, ada pula pemuda-pemudi yang ingin ambil bagian dalam barisan Militer Indonesia, akan tetapi, ironisnya sebagian dari mereka belum mengetahuin secara detail apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat masuk Akademi Militer. Hal ini menyiratkan bahwa “keterbatasan informasi akan menjadikan mimpi mereka hanya akan menjadi mimpi, untuk itulah kegiatan semacam PPI Dunia Mengabdi ini perlu dikembangkan”.

Kegiatan PPI Dunia Mengabdi memang terbatas hanya empat hari. Namun silaturahmi dengan pihak sekolah, masyarakat sekitar, pemerintah daerah, maupun anak didik masih berjalan hingga sekarang. Relawan tidak hanya meninggalkan kesan ‘keren’ saja, lebih dari itu, anak-anak bisa mendapatkan insight untuk “berharap dapat belajar di luar negeri” itu bukanlah mimpi semata. Akan tetapi, wawasan tentang “belajar di luar negeri haruslah bisa tetap bermanfaat untuk Indonesia, terutama untuk memajukan daerah asal” sangatlah penting ditanamkan sejak dini.

Pasca kegiatan PPI Dunia Mengabdi, dampak positif yang muncul adalah, dari pemuda-pemudi di wilayah tersebut ada yang mulai merintis upaya pengelolaan sumber daya alam dan pariwisatanya. Dari pihak sekolah ada yang mulai membenahi sistem perpustakaannya, bahkan mereka mengoordinasikan langkah-langkah pembenahan tersebut kepada PPI Dunia.

Bagi anak-anak didik yang menjadi target utama PPI Dunia Mengabdi, panitia dan relawan meninggalkankan sebuah peta berisi informasi pendidikan tinggi, baik yang ada di dalam dan luar negeri, serta syarat-syarat apa saja yang harus mereka siapkan untuk menjadi mahasiswa di universitas yang mereka inginkan di masa depan. Hal tersebut menjadi penting, jika melihat informasi yang dapat diakses oleh anak-anak di wilayah tersebut tidak sebanyak yang bisa didapatkan oleh anak-anak di wilayah perkotaan, terutama informasi terkait pendidikan tinggi. Tujuannya, selain untuk melakukan trigger dalam peningkatan kualitas pendidikan, tentunya juga untuk turut menggaungkan semangat Pancasila. Selaras dengan sila ke-5, maka sudah seharusnya kita semua mengupayakan ‘keadilan untuk seluruh rakyat Indonesia’ di manapun berada. Tak peduli di kota, desa, Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan seluruh wilayah-wilayah NKRI.

Misi dari kegiatan PPI Dunia Mengabdi ini sangat konkret, yakni “untuk menginspirasi”. Tujuan PPI Dunia mengadakan agenda pengabdian kepada masyarakat semacam ini adalah sebagai perwujudan keinginan untuk menginspirasi anak-anak di wilayah pedesaan, orang tua, masyarakat (khususnya di pedesaan), dan juga untuk mengingatkan pemerintah akan pentingnya pemerataan pendidikan di Indonesia. PPI Dunia Mengabdi didesain sebagai upaya untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan, baik di dalam kepanitiaan, tim relawan, serta antara relawan dengan target masyarakat. Hal-hal yang dilakukan oleh para relawan PPI Dunia Mengabdi diantaranya adalah, memotivasi anak didik untuk berani bermimpi untuk mengenyam pendidikan hingga ke tingkatan yang lebih tinggi, mengajak orang tua membuka pandangan bahwa pendidikan tinggi adalah hal yang penting demi mendorong keterbukaan pola pikir, mendukung pemuda-pemudi di wilayah yang menjadi target untuk beraksi kreatif dalam menganalisis sumber daya yang mereka miliki untuk dimanfaatkan demi memajukan daerahnya, serta menginspirasi masyarakat luas untuk ikut andil dalam berupaya memajukan bangsa Indonesia, salah satunya melalui jalur kepedulian terhadap kualitas pendidikan di Indonesia.

Sumber Berita:

  1. Kifah Gibraltar Bey Fananie, Ketua Komisi Pendidikan PPI Dunia 2019/2020
  2. Yovandra, Ketua Panitia PPI Dunia Mengabdi 2020

Penulis: Nuansa Garini, Divisi Mass Media, Pusat Media dan Komunikasi PPI Dunia 2019/2020

Editor: Rahmandhika Firdauzha Hary Hernandha, Deputi Pusat Komunikasi, Pusat Media dan Komunikasi PPI Dunia 2019/2020

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini