Nama yang sudah menjadi sebuah ikon bagi negara ini, adalah sebuah nama dari seorang wanita yang berkukuh atas perjuangan demi mengangkat derajat wanita-wanita Indonesia agar menjadi nyonya di Tanah Air mereka sendiri.
Atau salah satu tujuan beliau juga adalah agar negara yang kaya ini sadar, bahwa betapa banyaknya sumber daya yang kita miliki dan dapat menjadi sebuah produk mahal di luar sana, serta membuat produk lokal menjadi tuan di rumahnya sendiri.
Martha Tilaar, wanita kelahiran Gombong ini memang dikenal visioner dan idenya itu beyondimagination.
Di saat orang lain belum sama sekali memiliki pandangan luas tentang kecantikan, di situlah bu Martha mengeluarkan energi dan ide yang totalitas bagi para wanita Indonesia. Bahkan hal tersebut juga mengangkat nama Indonesia ke permukaan diantara negara lainnya.
Prestasi atas pengetahuannya dalam bidang kecantikan dan ramuan jamu asli dari kekayaan alam Indonesia sudah tidak perlu dipertanyakan.
Eksistensi Ibu Martha sudah diakui se-antero Asia, mungkin bahkan dunia. Siapa yang tidak tahu produk kecantikan yang berlabelkan Martha Tilaar ini?
Bahkan salah satu bukunya diakui oleh sebuah ikatan kecantikan dunia yang berdiam di Amerika, buku The True Colours Of Indonesia. Buku tersebut berisikan warna-warna asli dan khas dari budaya yang ada dari sabang hingga merauke.
"Orang Prancis saja yang hanya menghasilkan bunga Lavender bisa menjadi bos dan laku di pasar dunia, kita Indonesia yang memiliki lebih dari puluhan ribu bahan alam masa tidak bisa menjadi tuan?" kata bu Martha saat ditemui GNFI, Kamis(13/2/2020).
"Kita itu terlalu menganggap from the west is the best" Sambung beliau.
Bagi dirinya Indonesia itu jauh lebih mampu untuk menjadi negara yang besar. Itu mengapa dirinya bertarung dengan keringat dan perjuangan agar produknya yang sangat Indonesia itu bisa menjadi kebanggaan negeri ini sendiri dan pantas bersaing dengan produk luar negeri.
Itu semua sudah dibuktikan oleh ibu Martha, alat dan produk kecantikannya sudah menjadi ikon di bidang itu sendiri.
Sudah berapa kali dirinya masuk ke dalam jajaran wanita revolusioner dan wanita sukses di asia maupun dunia.
Itu sebuah pujian dan titik lega dari apa yang sudah ia cita-citakan sejak dari hanya memiliki salon kecil di garasi milik keluarganya.
Selain itu, hati mulianya juga sangat membuat haru. Kepeduliannya dengan pendidikan dan wanita sangat patut diapresiasi. Hingga saat ini sudah ada ribuan anak desa tidak mampu yang ia sekolahkan secara gratis.
Begitu pula dengan sekolah kecantikannya, beliau telah memberikan puluhan ribu beasiswa kepada wanita yang ingin bangkit dari hidupnya untuk memiliki edukasi.
Martha tilaar kini bukanlah hanya sekuntum bunga melati, namun sebuah taman dengan jutaan melati harum di dalamnya.
Harapan beliau adalah menjadi sebuah bunga melati untuk negeri ini sudah menjadi nyata dan mekar hingga tercium di seluruh pelosok dunia.
Saat ini bu Martha berumur 83 tahun, hanya kesehatan dan segala ucap terima kasih atas kegigihan sosok beliau yang dapat kita sampaikan sebagai generasi penerus.
Bukan tak mungkin sukses itu bagi siapapun, tapi coba tanyakan kembali kepada diri kita, apakah kita siap untuk sukses?
Bagi bu Martha, sukses itu adalah berani memulai "start small". Harapnya juga bagi generasi milenial dan pemuda zaman sekarang adalah yakin bahwa kita bisa dan Indonesia itu bisa.
"Kita itu bisa, harus bisa, dan pasti bisa!" pungkasnya.***
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
