Ternyata Obat Virus Corona Terinspirasi dari Indonesia

Ternyata Obat Virus Corona Terinspirasi dari Indonesia
info gambar utama
  • Para ilmuwan Tiongkok mengklaim telah mendapat obat penangkal virus corona.
  • Ternyata obat tersebut biasa dipakai di Indonesia sebagai vaksin malaria.
  • Malaria merupakan penyakit endemis di Indonesia, yang telah menjangkiti sejumlah wilayah di kawasan timur.

Hampir sebulan setelah merebaknya virus corona, para ilmuwan di Tiongkok mengklaim telah menemukan obatnya. Ternyata, obat tersebut sudah lazim dipakai di Indonesia.

Obat yang dimaksud adalah chloroquine phosphate. Di Indonesia obat ini biasa dipakai untuk vaksin malaria, yang dikonsumsi 1-2 minggu sebelum bepergian ke "kawasan malaria", sampai 4 minggu setelah pulang dari sana.

Malaria sendiri merupakan penyakit endemis di Indonesia. Beberapa wilayah yang pernah terjangkit wabah ini adalah Maluku, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi, Papua, Papua Barat, dan sebagian wilayah Sumatera serta Kalimantan.

Dilansir dari Xinhua melalui serambinews.com, Sun Yanrong selaku Wakil Kepala Pusat Nasional Pengembangan Bioteknologi di bawah Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Cina, dalam konferensi mengatakan para ilmuwan "dengan suara bulat" menyarankan obat tersebut dapat dimasukkan dalam versi berikutnya dari pedoman pengobatan, dan diterapkan dalam uji coba klinis yang lebih luas sesegera mungkin.

Sun juga menambahkan bahwa chloroquine phosphate telah diuji coba secara klinis di lebih dari 10 rumah sakit di Beijing, Provinsi Guangdong Tiongkok Selatan, dan Provinsi Hunan di Tiongkok Tengah.

Hasil uji klinis menunjukkan chloroquine phosphate memiliki tingkat kemanjuran yang cukup baik. Beberapa tanda kondisi pasien yang membaik di antaranya berkurangnya demam, peningkatan gambar pada CT paru-paru, dan persentasi pasien yang menjadi negatif dalam tes asam nukleat virus.

"Pasien yang menggunakan obat juga membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk pulih," ucap Sun pada Xinhua.

Sun mencontohkan seorang pria berusia 54 tahun yang terjangkit virus corona di Beijing. Setelah minum obat selama seminggu, semua indikatornya membaik dan asam nukleat menjadi negatif.

Sejauh ini tidak ada efek samping merugikan dari obat tersebut, yang telah diberikan ke lebih dari 100 pasien terdaftar dalam uji klinis.

Referensi: serambinews.com | sripoku.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini