Kegiatan yang satu ini memang telah menjadi bagian dari budaya atau tradisi dari masyarakat Indonesia. Selain menjadi kegiatan kumpul-kumpul dari sudut pandang sosiologi arisan juga dapat dilihat sebagai usaha dalam menjalin hubungan baik dari atau antar warga. Arisan pada umumnya identik dengan kaum hawa. Namun terkadang dapat dijumpai juga kaum Adam yang juga melakukan arisan.
Sebagai sebuah kegiatan yang populer, pada perkembanganya arisan ini tidak hanya dilakukan dengan iuran berupa uang. Berdasarkan tujuan dari iuran kegiatan arisan dapat dibagi menjadi tiga jenis. Pertama dapat kita sebut dengan arisan uang. Pada arisan uang ini masing-masing anggota diwajibkan untuk melakukan iuran dalam jumlah tertentu, dari persetujuan yang telah dilakukan sebelumnya.

Kedua adalah arisan barang, arisan pada umumnya hampir mirip seperti arisan uang. Perbedaanya adalah pada sitem iuran yang dilakukan oleh anggotanya. Di awal anggota dari arisan akan melakukan pembahasan terlebih dahulu terkait barang apa yang akan dibuat arisan. Setelah jenis barang disetujui, langkah selanjutnya adalah membagi harga dari barang tersebut menjadi sejumlah total anggota dari kelompok arisan tersebut.
Barang yang di buat arisan akan sangat bermacam-macam, tapi biasanya adalah barang kebutuhan rumah atau sembako. Ketiga adalah arisan emas, arisan jenis ini hampir sama dengan arisan barang. Sebelum melakukan arisan, akan dilakukan iuran dengan uang dalam jumlah tertentu.
Nantinya uang ini akan digunakan sebagai uang muka dalam pembelian emas. Hhmm, kalau yang ketiga ini mirip kayak investasi ya Kawan GNFI. Dalam kelompok arisan emas ini biasanya anggotanya paling sedikit atau minimal terdiri dari 36 orang.
Konon katanya arisan ini sendiri mulai populer pada sekitar tahun 1980-an. Ketika tu ekonomi Indonesia memang sedang kuat-kuatnya. Dan seiring berkembangnya zaman akhirnya arisan ini tetap bertahan sampai hari ini. Untuk keanggotaan dalam kelompok arisan sendiri biasanya terdiri dari orang-orang dalam ruang lingkup tertentu seperti RT, RW, keluarga, dan teman komunitas atau kerja.

Sedangkan menurut Dr. Linda Darmajanti, MT, sosiolog dari Universitas Indonesia. Dahulu dalam format lokal ada sebuah kegiatan yang dinamakan dengan "jimpitan". Istilah "jimpitan" ini berasal dari dari bahasa Jawa yaitu "jimpit", yang dalam bahasa Indonesia dapat berarti pungutan. Kegiatan atau tradisi jimpitan ini adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi iuran berupa beras sejimpit dari setiap rumah dalam masyarakat Jawa.
Kemudian dalam perkembanganya tradisi atau kegiatan jimpitan ini tetap berlanjut hingga era modern sekarang ini. Tetapi dalam era modern ini iuran dengan beras ini diganti dengan menggunakan uang sebagai penyesuainya. Seperti prinsip demokrasi arisan ini juga pada dasarnya memiliki prinsip dari kita untuk kita.
Sumber: sweetescape.com | wikipedia.org | kompas.com
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News