Konsep Sustainable Fashion Ala Brand Lokal Indonesia

Konsep Sustainable Fashion Ala Brand Lokal Indonesia
info gambar utama

Tahukah Kawan GNFI kalau Indonesia mempunyai berbagai brand fashion yang mengusung konsep sustainable fashion? Sustainable fashion sendiri memiliki arti yaitu praktik mode yang mempunyai kepedulian terhadap lingkungan dan sosial.

Selain bisa berkarya melalui produk yang mereka hasilkan, para pelaku bisnis juga dapat berkontribusi dalam menyelamatkan dan menjaga lingkungan.

Lalu, apa saja sihbrand lokal yang mengusung konsep sustainable fashion ini? Berikut daftarnya dari youngontop.com.

Sejauh Mata Memandang

Sejauh Mata Memandang l sumber foto: Instagram @sejauh_mata_memandang
info gambar

Sejauh Mata Memandang adalah Brand fashion yang didirikan oleh Chitra Subyakto dengan membuktikan cinta bumi lewat pemilihan material yang digunakan. Selain itu, brand ini juga mengutamakan kesejahteraan para pengrajin, dan usaha untuk mengurai limbah yang ada.

Dengan menggunakan tencel, yaitu serat pakaian alternatif berbasis selulosa yang mudah terurai, Sejauh Mata Memandang menjual berbagai produk, diantaranya baju, celana, dan aksesoris.

Tak hanya itu, untuk membuktikan kepedulian mereka terhadap lingkungan, Sejauh Mata Memandang menggelar pameran, yakni "Laut Kita Masa Depan Kita" yang diselenggarakan sampai 2 Februari lalu.

Pameran ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu perubahan iklim, dan kerusakan yang telah terjadi di Indonesia agar ekosistem laut tetap terjaga.

Oh ya, bagi kamu penggemar kisah romantis Rangga dan Cinta, kamu pasti sadar bahwa scarf yang dipakai Dian Sastro di film AADC 2 itu merupakan salah satu koleksi Sejauh Mata Memandang, lho!

Lanivatti

Lanivatti l sumber foto: Instagram @lanivatti_official
info gambar

Brand fashion yang berfokus pada travel attire ini berawal dari kegelisahan sang pendirinya, Nicoline Patricia Malina, yang tidak bisa menemukan pilihan brand travel attire yang nyaman, fashionable, dan fungsional.

Berangkat dari sanalah, Nicoline memiliki ide untuk menciptakan brand fashion untuk para traveler yang tidak hanya stylish dan nyaman, tapi juga bersifat sustainable, dan ramah lingkungan.

Kepedulian Nicoline terhadap menumpuknya sampah tekstil dan pakaian yang tidak lagi terpakai, sampai buruknya kondisi kesejahteraan pekerja industri fashion menjadi concern Nicoline membuat brand fashion yang sustainable ini.

Nicoline menjamin kalau 90% bahan pakaian Lanivatti menggunakan bahan yang biodegradable atau dapat terurai, seperti tencel. Proses pembuatannya juga dikerjakan secara teliti. Jadi, produknya bisa bertahan lama dan bisa digunakan bertahun-tahun mendatang

Rupahaus

Rupahaus l sumber foto: Instagram @rupahaus
info gambar

Rupahaus berdiri dari kepedulian Founder & Creative Director, Stephanie Chandra, atas kekayaan tekstil Indonesia yang kehilangan jati dirinya karena proses produksi yang tradisional digantikan dengan mesin yang berbahaya bagi lingkungan.

Tak hanya itu, menjamurnya fast fashion juga menjadi pengaruh terhadap pengrajin tekstil yang beralih menjadi buruh industri. Nah, karena hal itulah Rupahaus hadir sebagai brand yang mengusung sustainable fashion untuk menjaga lingkungan, dan mempertahankan warisan tradisi.

Rupahaus yang merupakan kolaborasi antara tim desain berbasis di Australia, dan pengrajin tekstil di desa-desa kecil Indonesia hadir dengan memadukan tradisi desain leisure wear yang chic dengan proses handmade, dan bahan natural yang tidak merusak lingkungan.

Uniknya, sebagian profit yang didapat dari penjualan Rupahaus juga diinvestasikan kembali pada komunitas pengrajin di desa, lho.

Cinta Bumi Artisans

Cinta Bumi Artisans l sumber foto: Instagram @cintabumiartisans
info gambar

Brand yang berdiri tahun 2015 ini berawal dari fieldwork sang Founding Artist, Novieta Tourisia, yang selama dua tahun terikat dengan budaya di Poso, Sulawesi Tengah.

Novieta menemukan fakta, bahwa budaya dan tradisi pembuatan barkcloth atau ranta (sebutan untuk kulit kayu dalam bahasa lokal di Lembah Bada) yang berusia ratusan tahun hampir punah karena berkurangnya pengrajin.

Dari kepedulian akan budaya itulah, Cinta Bumi Artisans hadir bekerja sama dengan 29 pengrajin, dan penenun di Bali menghasilkan produk ramah lingkungan.

Dalam produksinya, Cinta Bumi Artisans menggunakan material kulit kayu yang berasal dari Lembah Bada, dan kain serat alami yang dihasilkan melalui proses yang etis, dan pewarnaan alami.

Melalui karyanya ini, banyak Negara yang tertarik dengan konsep sustainable fashion, seperti Jepang, Jerman, Amerika Serikat dan Singapura.

Osem

Osem l sumber foto: Instagram @_osem
info gambar

Osem merupakan brand fashion yang berdiri pada tahun 2014 dengan mengusung seni melipat, mengikat, dan mewarnai kain atau jumputan.

Dibentuk oleh lima orang sahabat berlatar jurusan Arsitek, dan Arsitek Interior Universitas Indonesia, Osem ini awalnya hanya bermain dengan warna biru yang dihasilkan dari pewarna alami tumbuhan, yaitu Indigofera Tinctoria, yang membuat produk Osem menjadi ramah lingkungan, dan sosial.

Kemudian, mereka juga menggunakan kain yang berasal dari serat alam, seperti katun, linen, rami, dan serat alam lainnya.

Osem yang memiliki prinsip less or zero-waste ini selalu berupaya untuk membuat produk dari bahan sisa atau bekerja sama dengan label lain yang bisa meng-upcycle sisa kain tersebut.

Osem juga mengurangi limbah dengan tidak menggunakan resleting dan kancing yang pada dasarnya berbahan plastik. Bagusnya lagi, sebagai bagian sustainable fashion, Osem juga mengedepankan fair trade yang artinya Osem membayar upah pekerja sesuai dengan standar kondisi kerja yang baik.

Itulah brand lokal yang mengusung sustainable fashion. Keren ya kalau bisa menjaga lingkungan lewat produksi sandang yang dihasilkan. Yuk Kawan GNFI! Kita dukung langkah baik mereka dengan menggunakan pakaian yang ramah lingkungan.

Kawan GNFI, kalau kalian ingin membaca artikel seru dan inspiratif lainnya bisa lho kunjungi youngontop.com. Atau ikuti media sosial mereka di @youngontop.*

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini