Para Pelaut Makassar dan Pohon-pohon Asam di Australia Utara

Para Pelaut Makassar dan Pohon-pohon Asam di Australia Utara
info gambar utama

Pohon-pohon asam yang tumbuh di tandusnya Australia utara, ternyata bukan pohon asam biasa. Di balik keteduhan yang dibawanya di tengah panas dan gersangnya bumi benua datar bagian utara tersebut, pohon-pohon ini menyimpan kenangan, dan sejarah persahabatan masa lalu dari dua bangsa yang berbeda.

Penduduk asli setempat yang sudah sejak puluhan tahun tinggal di tempat itu sering bercerita bagaimana mereka memetik buah asam sejak mereka masih kecil. Mereka hafal sekali, pohon-pohon mana saja yang buahnya manis, mana yang sangat asam, dan sebagainya. Pohon-pohon tersebut telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan mereka sejak begitu lama.

Tetapi pohon-pohon itu lebih dari sekadar penyedia keteduhan di kawasan itu. "Salah satu hal yang sangat menarik tentang pohon asam adalah bahwa mereka adalah pohon eksotik pertama yang ditanam di wilayah ini," kata Timothy Willing, seorang ahli botani dari Kimberley, Australia.

Pohon Asam di Australia utara | ABC.net.au
info gambar

Pohon-pohon tersebut adalah indikator interaksi masa lalu antara pedagang pribumi (Aborigin) dan para pelaut Makassar. Pohon-pohon di sepanjang pantai Kimberley dan Arnhem Land berusia ratusan tahun dan telah tahan terhadap berbagai cuaca, termasuk angin topan dan bahkan kebakaran lahan. Posisi pohon-pohon tersebut sekaligus juga menunjukkan lokasi tempat para pedagang teripang dari Makassar mendirikan tempat tinggal sementara di pinggiran pantai ratusan tahun yang lalu.

Di dekat pohon asam ini, ratusan tahun lalu, para pelaut Makassar menidirikan tempat tinggal sementara | ABC.net.au
info gambar

Keturunan para pedagang Makassar tadi seringkali datang ke tempat tersebut, dan menjalin kembali hubungan dengan penduduk asli setempat. Pohon asam yang ditanam leluhur-leluhur mereka masih berdiri tegak hingga hari ini dan merupakan situs peninggalan sejarah di daerah tersebut. Tak hanya pohon asam, peninggalan berupa tungku api dan gerabah untuk memanaskan air juga ditemukan tersebar di sepanjang pantai di tempat-tempat seperti Semenanjung Anjo dan Teluk Vansittart dekat Kalumburu.

Di masa lalu, buah asam sangat berguna bagi para pelaut jarak jauh itu juga merupakan sumber vitamin C selama perjalanan. Dengan cara yang sama orang Eropa membawa jeruk untuk menangkal penyakit kudis, orang-orang Makassar menggunakan asam ini untuk menangkal berbagai penyakit.

Baca juga :Mengenal Asam Jawa, Tanaman Keramat yang Jadi Obat Tradisional Nusantara

Pohon-pohon asam juga ditemukan tersebar di tempat-tempat seperti Willie Creek dan Beagle Bay. Mereka membawa asam dan pohon mangga beserta bahasa dan budaya mereka. "Jika Anda benar-benar melihat-lihat di kota," kata Timothy, "pohon-pohon terbesar adalah pohon asam".

Berwisata di Kimberley | Tourism Australia
info gambar

Pohon-pohon asam ity berbuah di musim kemarau dan mereka yang tahu akan memburu pohon-pohon dengan buah asam termanis dan mengupas kulit rapuhnya untuk memakan 'daging' yang membungkus bijinya . Banyak keluarga lokal memasukkan rasa ke dalam masakan mereka dan kari ikan versi lokal sendiri sering kali mengandung asam. Resep-resep lain termasuk belacan pedas juga sering menyertakan rasa asam yang tajam.

Pohon-pohon tersebut tidak sering ditanam hari ini, tetapi merupakan pilihan yang baik karena kuat dan besar. Mereka dapat tumbuh hingga 20 meter dan menawarkan keteduhan yang indah serta buah yang lezat. Sempurna untuk menambah keindahan kota Kimberley.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

AH
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini