Inisiasi PPI Taiwan Membangkitkan Komunitas Entrepreneur Muda (KEM) di Taiwan

Inisiasi PPI Taiwan Membangkitkan Komunitas Entrepreneur Muda (KEM) di Taiwan
info gambar utama

Taipei – Sebagai wujud komitmen untuk menggaungkan semangat berwirausaha bagi Diaspora, PPI Taiwan melalui badan otonomnya yaitu Komunitas Entrepreneur Muda, atau disingkat dengan KEM menyelenggarakan Indonesian Trade Summit 2019 pada hari Minggu (13/10). Kegiatan yang bertempat di Indonesia Exhibition Center, KDEI Taipei ini dihadiri sekitar 100 peserta yang merupakan perwakilan dari mahasiswa, pekerja, dan Diaspora Indonesia yang berdomisili di Taiwan. Kegiatan ini juga diikuti oleh 300-an peserta secara online melalui fasilitas webinar yang disediakan oleh panitia. Seperti dipaparkan oleh Andina Mugi Utami, selaku ketua panitia, tingginya animo peserta untuk mengikuti kegiatan ITS 2019 ini tak lepas dari dukungan dari KDEI Taipei dan LPEI Indonesia Eximbank selaku sponsor kegiatan.

Pihak LPEI Indonesia Eximbank, melalui perwakilannya yaitu Bapak Gerald Setiawan Grisanto menegaskan dukungan dari perusahaannya untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia ke Taiwan, salah satunya melalui program entrepreneur muda yang ditawarkan KEM Taiwan. Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala KDEI Taipei, Bapak Didi Sumedi yang mendukung penuh peran mahasiswa dalam meningkatkan peran serta Diaspora di Taiwan dalam upaya percepatan upaya ekspor (sektor non-migas). Sebagai langkah awal yang menandai komitmen PPI Taiwan, KDEI Taipei, dan Indonesia Eximbank dalam mendukung percepatan kegiatan ekspor impor Indonesia-Taiwan, maka dilakukan penandatanganan kesepakatan berupa Letter of Intent (LOI).

Sebelum masuk ke sesi diskusi panel, acara diawali dengan pemaparan tujuan dan agenda KEM Taiwan oleh Ketua KEM Taiwan yaitu Dian Tambunan, yang dilanjutkan dengan penjelasan agenda KEM Taiwan oleh Kepala Divisi Inkubator dan Bisnis, Andina Mugi Utami. Selanjutnya, sesi diskusi panel dipandu oleh Wakil Ketua PPI Taiwan, Muhammad Muslih dan menghadirkan narasumber pertama yaitu Bapak Fernanda Reza Muhammad, selaku Tenaga Ahli FTA Center, Kementerian Perdagangan RI. Bapak Reza mengangkat isu tentang peluang pasar ekspor bagi produk asli Indonesia dalam kerangka perjanjian Free Trade Agreement (FTA). Beliau menekankan bahwa networking merupakan salah satu kunci yang diperlukan para pelaku ekspor untuk meningkatkan kinerja ekspor di kancah global. Peningkatan kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang kreatif dan berjiwa kewirausahaan (atau dikenal dengan istilah creativepreneur) tentunya menjadi sangat krusial dalam upaya mengangkat nilai budaya lokal untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap produk pelaku industri kreatif, langkah-langkah sosialisasi perlu dilakukan secara masif. Tentunya, dengan dukungan pemerintah dalam mengupayakan regulasi dan fasilitas yang memadai. Keberadaan Indonesia Eximbank sendiri merupakan perwujudan dari amanat Undang-undang yang lahir di era reformasi. Secara umum, tujuan Indonesia eximbank didirikan yaitu

  • Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM Indonesia;
  • Memperluas pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia;
  • Memfasilitasi pelaku kreatif indonesia agar dapat menjadi creativepreneur;
  • Meningkatkan apresiasi masyarakat indonesia dan dunia terhadap ekonomi kreatif Indonesia;
  • Meningkatkan sinergitas para pemangku kepentingan ekonomi kreatif untuk mengembangkan ekonomi kreatif di indonesia, dan;
  • Menciptakan jejaring antar pelaku kreatif di indonesia.

Untuk mewujudkan tujuan diatas, maka diperlukan upaya kolaborasi dengan berbagai stakeholder, salah satunya yaitu dengan Diaspora Taiwan. Sampai saat ini, produk berupa jasa (meliputi jasa pergudangan, jasa perawat), kosmetik, dan makanan merupakan beberapa potensi ekspor yang menarik bagi Diaspora. Beliau juga menyampaikan bahwa setiap negara tujuan ekspor mempunyai beberapa kebijakan yang berbeda sehingga calon entrepreneur perlu memastikan regulasi untuk setiap produk yang akan diekspor di negara tujuan ekspor. Pada akhir paparannya, Bapak Fernanda menyampaikan bahwa lembaganya siap untuk membantu entrepreneur muda dalam menghadapi tantangan ekspor yang ada.

Selanjutnya, narasumber yang kedua adalah Mr. Brian Lee, Executive Director of Market Development of TAITRA. Beliau memberikan gambaran secara umum tentang 10 produk andalan Taiwan yang mendominasi pasar global, yaitu produk teknologi tinggi. Seperti diceritakan oleh Mr. Brian, semenjak Taiwan menerapkan klasterisasi dalam pengembangan teknologi, setiap klaster akan menghasilkan satu produk unggulan berorientasi ekspor. Pola ini juga telah dikembangkan oleh Indonesia, meskipun masih belum menunjukkan kinerja yang menggembirakan karena berbagai kendala yang ada. Pada akhir paparannya, Mr. Lee menyampaikan bahwa daya saing tersebut perlu dukungan penuh dari pemerintah dan jajarannya.

Narasumber ketiga yaitu Mr. Kim Yung Keng, yang merupakan perwakilan Diaspora Indonesia di Taiwan. Mr Kim memberikan gambaran mengenai upaya-upaya Diaspora dalam meningkatkan peluang ekspor ke Taiwan. Sebagai penutup diskusi siang ini, narasumber terakhir yaitu Bapak Achmad Ihsan (Senior assistant, Vice president LPEI Indonesia-Eximbank) yang mengupas tentang peran Indonesia Eximbank dalam kegiatan ekspor Indonesia. Keberadaan lembaga ini merupakan kepanjangan tangan pemerintah yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja ekspor nasional. Keberadaan WNI di luar negeri, salah satunya di Taiwan, menjadi salah satu faktor penting, diantaranya sebagai pengguna produk sekaligus menjadi sales untuk produk yang dimanfaatkan kepada warga Taiwan. Tidak dipungkiri bahwa cukup banyak produk ekspor yang diminati oleh warga Taiwan, baik berupa makanan, kerajinan, maupun obat alami. Selain itu, capacity building menjadi salah satu pertimbangan bagi Indonesia Eximbank dalam proses pendampingan UKM agar dapat berorientasi ekspor. Peluang tersebut dapat dimanfaatkan oleh UKM yang telah memiliki omset diatas 50 juta rupiah. Bagi individu atau WNI yang tertarik dengan program tersebut dapat memulai meningkatkan capacity building dan mendirikan UKM berbadan hukum sebagai syarat untuk menjadi binaan Indonesia Eximbank.*

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini