Serba-serbi Avigan, Obat Untuk Pasien Covid-19, yang Dipesan Pemerintah

Serba-serbi Avigan, Obat Untuk Pasien Covid-19, yang Dipesan Pemerintah
info gambar utama

Vaksin untuk menyembuhkan pasian dengan COVID-19 belum juga ditemukan. Per Jumat (20/3/2020) lalu, virus itu sudah menginfeksi 200,000an lebih orang di seluruh dunia sejak ditemukan di kota Wuhan, China pada Desember lalu.

Presiden Joko Widodo sudah menyatakan bahwa saat ini pemerintah telah memesan obat avigan, yang diyakini mampu membantu penyembuhan dan mencegah virus corona (Covid-19).

Avigan merupakan obat favipiravir yang dikembangkan oleh Fujifilm Toyama Chemical, perusahaan farmasi yang berpusat di Tokyo, Jepang. Fujifilm Toyama mengembangkan obat ini pada 2014. Pada dasarnya, Avigan dikembangkan untuk mengobati virus influenza. Bulan lalu, Avigan tersebut diakui sebagai pengobatan eksperimental untuk pasien Covid-19.

Di China, obat antivirus favipiravir ini telah diuji pada 340 pasien di Wuhan dan Shenzhen. Pasien yang meminum obat ini kemudian dinyatakan negatif virus SARS-CoV-2 (yang menyebabkan Covid-19) dalam rentang 4 hari setelah diminum. Tanpa meminum obat ini, pasien akan memakan waktu 11 hari untuk dinyatakan negatif. Para peneliti juga menemukan bahwa kondisi paru-paru membaik pada sekitar 91% dari pasien yang diberi obat, dibandingkan dengan 62% dari mereka yang tidak meminumnya.

Favipiravir | Daily Sabah
info gambar

Dokter di Jepang menggunakan obat yang sama dalam studi klinis pada pasien COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang dan sudah diberikan pada pasien positif di Jepang sejak Februari.

Tetapi sumber kementerian kesehatan Jepang menyatakan obat itu tidak efektif pada orang dengan gejala yang lebih parah. "Kami telah memberi Avigan kepada 70 hingga 80 orang, tetapi tampaknya tidak berfungsi dengan baik ketika virus sudah berlipat ganda," kata sumber itu kepada harian online Mainichi Shimbun.

Hingga kini, obat Avigan masih terus dikembangkan. SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab COVID-19, adalah jenis terbaru dari coronavirus. Inilah pertama kalinya manusia mengenal virus jenis ini, dan memang belum mempersiapkan dari awal obatnya.

Para ilmuwan juga tengah menunggu hak paten obat tersebut agar bisa mengembangkan obat generiknya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini