Tak Kenal Batas Negara, Apalagi Etnis

Tak Kenal Batas Negara, Apalagi Etnis
info gambar utama

*Penulis senior Good News From Indonesia

Baru-baru ini Presiden Amerika Serikat Donald Trump didepan wartawan Gedung Putih menyebut coronavirus dengan nama baru “Chinese Virus” atau virus Cina. Dikabarkan bahwa dia marah terhadap Cina yang menduh tentara Amerika Serikatlah yang membawa coronavirus itu ke Cina. Ketika wartawan menanyakan apakah pernyataan dia itu bersifat rasis, Pak Trump menjawab “tidak!, memang virus itu dari Cina”. Tidak hanya wartawan yang kurang sreg dengan pernyataan Trump itu, tapi juga banyak kalangan didunia yang mengkritik pernyataan itu”.

Virus yang berawal dari Wuhan Cina itu, dengan cepat menyebar keseluruh dunia dan sepertinya hampir setiap negara mengalami persoalan menyebarnya virus itu. Di Italia – ketika artikel ini saya tulis (20 March 2020) jumlah orang yang meninggal akibat virus ini sudah mencapai 3.400 orang melebihi jumlah orang meninggal dari tempat asalnya Wuhan. Negara ini memberlaukan kebijakan Lockdown atau pelarangan warganya keluar rumah diseluruh negara, karena begitu hebatnya penularan virus ini di Italia. Negara-negara lain di Eropa seperti Spanyol, Perancis juga mengetrapkan kebijakan yang sama. Negeri-negeri lain seperti Jerman dan Inggris membatasi orang keluar rumah. Australia, Singapura dan Malaysia menutup perbatasan negaranya.

Namun sekarang mulai banyak kekhawatiran kecepatan penyebaran – bukan coronavirusnya – tapi perasaan anti asing terutama terhadap Cina dan orang Asia di bebeberapa negara barat. Tentu pernyataan Trump diatas menambah meningkatnya perasaan rasisme itu. Di London, Inggris baru-baru ini seorang mahasiswa Singapura berumur 23 tahun yang sedang studi disana, pas berjalan disuatu tempat dikeroyok beeberapa pemuda (dan satu perempuan), dipukuli mukanya sampai matanya lebam, dia dianggap yang menyebarkan viruscorona, karena dia orang Asia. Masih di Inggris, di Norwich seorang perawat dari Pilipina ketika pulang naik bis, penumpang menghampiri dia dan berkata “you Asians, stop spreading the virus”.

Restoran-restoran di Korea Selatan, Hongkong dan Vietnam menolak orang Cina masuk ke restoran. Di beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat malah anti asingnya bukan terhadap orang Cina tapi terhadap orang-orang Asia atau berwajah Asia.

Daniel Dae Kim | parade.com
info gambar

Aktor Amerika Serikat keturunan Korea Daniel Dae Kim menghimbau agar orang – orang menghentikan perasaan anti asing terutama terhadap orang Asia. Dia mengatakan bahwa memang dia orang Korea, tapi dia tertular coronavirus di Amerika Serikat. “Yes, I’m Asian. And yes, I have coronavirus. But I did not get it from China, I got it in America. In New York City,” kata Kim di video yang diungguhnya di Instagramnya.

Seorang pejabat WHO Dr. Mike Ryan dalam jumpa pers menanggapi pernyataan Trump mengatakan: “Viruses know no borders and they don’t care about your ethnicity, the color of your skin or how much money you have in the bank. So it’s really important we be careful in the language we use lest it lead to the profiling of individuals associated with the virus,”.

Bagi kita di Indonesia, perlu memetik pelajaran dari kejadian Coronavirus atau Covid-19 di berbagai negara, bahwa virus ini sudah sangat serius penyebarannya dan memerlukan solidaritas semua elemen bangsa; karena benar virus ini tidak mengenal batas negara dan etnis. Sudah bukan waktunya kita melakukan politik pencitraan demi kepentingan politik jangka pendek. Semua bangsa Indonesia ini harus bahu membahu membantu sesama dalam menghadapi bencana ini, memberi dukungan pada para dokter, perawat, satpam di berbagai Rumah Sakit yang dengan tidak henti-hentinya melayani mereka yang terkena virus ini.

Pemerintah juga perlu mendorong dan membantu berbagai Perguruan Tinggi di negeri ini untuk melakukan penelitian lebih dalam tentang virus ini agar mampu menemukan obat yang melawan coronavirus ini demi bangsa negara dan kemanusiaan. Sebab ada negara-negara yang berlomba-lomba menemukan obat ini demi dominasi mereka di dunia farmasi agar dapat menjadi monopoli dibidang obat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Ahmad Cholis Hamzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Ahmad Cholis Hamzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini